- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
european football, football clubs, soccer, sports, uefa champions leagueeuropean football, football clubs, soccer, sports, uefa champions league - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
7
lowongankerja.asia
– Luis Enrique mengabadikan kesuksesan Paris Saint-Germain (PSG) mencapai babak final Liga Champions dengan menertawakan klise lama tentang Ligue 1 yang sering kali diremehkan sebagai ‘liga pertanian’.
Setelah menundukkan Arsenal dengan skor total 3-1 dalam dua leg, PSG telah mendapatkan tempat mereka di partai puncak. Gol dari Fabian Ruiz dan Achraf Hakimi di leg kedua yang berlangsung di Parc des Princes semakin mengeraskan posisi tim asal Paris itu setelah Ousmane Dembele mencetak gol penting di London saat leg pertama.
Dengan memenangkan pertandingan ini, PSG siap untuk bermain di partai final Liga Champions yang kedua dalam kurun waktu lima tahun dan akan bertemu dengan Inter Milan di Allianz Arena, Munich, tanggal 31 Mei nanti.
Menggoda, laga pamungkas antara tim Prancis dan Italia yang terakhir kali diselenggarakan di tempat yang sama pada tahun 1993, ketika Marseille menumbangkan AC Milan. PSG pasti berharap nasib baik dari catatan tersebut akan mendukung mereka.
Sindiran untuk Media Inggris
Setelah pertandingan berakhir, atmosfer dalam ruangan wawancara menjadi lebih santai saat pelatih PSG, Luis Enrique, menanggapi dengan pujian yang mencuri perhatian. Dalam sesi interviews bersama Becky Ives dari TNT Sports, dia membuat lelucon tentang stereotype umum terkait sepak bola Prancis.
“Liga Petani, kan? Kita berasal dari Liga Petani!” kata Enrique dengan senyum, merespons kabar bahwa PSG berhasil mengeliminasi empat tim dari Premier League dalam kompetisi Liga Champions musim ini: Manchester City, Liverpool, Aston Villa, dan Arsenal.
Kritikan ini mengacu pada pandangan bahwa Ligue 1 dianggap kurang kompetitif dibandingkan dengan Premier League, yang sering kali menjadi alasannya ketika PSG mengalami kesulitan di level Eropa.
Pujian untuk Tim dan Dukungan dari Inggris
Walaupun mengeluarkan kritik, Enrique masih menyampaikan penghargaan kepada media Inggris yang ia nilai sudah memberikan banyak dukungan sepanjang petualangan PSG pada musim ini.
“Rasanya sangat menyenangkan. Kita tidak hanya menikmati hasilnya, tetapi juga pujiannya saat banyak orang membicarakan tim kita,” katanya.
Perjalanan Panjang ke Final
Musim ini perjalanan PSG sungguh berliku. Pada babak liga, mereka hampir tereliminasi apabila tidak berhasil menyelamatkan diri dari ketertinggalan 0-2 lawan Manchester City dan pada akhirnya unggul dengan skor 4-2.
Setelah berada di posisi peringkat ke-15, PSG berhasil mengalahkan tim Prancis lainnya, Brest, dengan skor total 10-0 secara keseluruhan. Kemudian, mereka bertemu dengan Liverpool pada babak 16 besar. Meskipun kalah 0-1 dalam laga away, mereka sukses memenangkan pertandingan 1-0 di Stadion Anfield dan akhirnya unggul melalui adu penalti.
PSG lalu menghadapi Aston Villa di perempat final. Mereka sempat unggul 5-1 secara agregat sebelum Villa mencetak beberapa gol balasan. Namun, PSG tetap melaju ke semifinal, di mana mereka menunjukkan dominasi sejak awal melawan Arsenal.
Tantangan Menanti di Munich
Kini, PSG hanya tinggal satu langkah lagi dari gelar Liga Champions pertama mereka. Menghadapi Inter Milan yang juga tampil konsisten, Enrique tahu tantangan akan semakin berat.
Meskipun demikian, dengan tim muda yang berenergi dan semangat yang luar biasa, PSG mempunyai modal yang cukup kuat. Mereka tidak hanya bertujuan untuk menunjukkan bahwa mereka adalah kekuatan besar dari Prancis, namun juga bermaksud untuk menghentikan pandangan negatif tentang “liga petani” dengan metode yang sangat halus: merengkuh trofi Liga Champions di negeri Jerman.