- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
football clubs, football players, news, soccer, sportsfootball clubs, football players, news, soccer, sports - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
8
lowongankerja.asia
Klub Liga 1 PSIS Semarang secara resmi mengumumkan, telah mengakhiri kontrak pelatih fisiknya.
Adapun pelatih fisik yang terpaksa ‘diparkir’ manajemen PSIS Semarang, bernama Alberto Garcia.
Sebelumnya, Alberto Garcia bekerja sama dengan pelatih PSIS Semarang, Gilbert Agius, yang lebih dahulu dipecat manejemen.
Pengumuman ini diunggah melalui laman resmi Instagram klub,
@psisfcofficial
, pada Selasa (6/5/2025) kemarin.
Manajemen klub berjuluk Laskar Mahesa Jenar tersebut, menyatakan kalau pelatih fisik tersebut memilih mengundurkan diri.
“PSIS Semarang resmi berpisah dengan pelatih fisik asal Spanyol, Alberto Garcia.”
“Coach Alberto memilih mengundurkan diri dan manajemen PSIS menghormati atas keputusan tersebut.”
“Terima kasih atas dedikasi Coach Alberto sepanjang musim ini bagi PSIS Semarang. Gracias, Coach!,” demikian tertulis dalam rilis PSIS Semarang yang diposting di halaman Instagram resminya.
Bermacam-macam tanggapan dari warganet timbul terkait postingan tentang pensiunnya Alberto Garcia.
“Ubah namanya jadi Yoyok FC,” tulis komentar
@itsmeoddie**.
“See you semarang,” tulis
@bos**putihh.
“Waalaikumsalam liga 2,” tulis komentar
@m.j.f_**
“Yoyok: Kisah cintaku berlangsung lancar dan utuh,” katanya.
@dimasham24.
“Maturnuwun lewat cerita saja kali ya, jangan dimasukkan ke dalam feed. Seperti yang sangat membantu,” demikian tertulis pada akun tersebut.
@xsupronx.
Meskipun PSIS Semarang tengah berusaha keras untuk melepaskan diri dari zona degradasi, tetapi tantangan demi tantangan terus menerpa mereka.
Laskar Mahesa Jenar saat ini terletak di urutan paling bawah tabel klasemen, tepatnya di peringkat ke-18 dengan mengumpulkan 25 poin.
Dengan menyisakan 3 pertandingan pada musim ini, PSIS Semarang bertujuan untuk membangun kembali kekuatan dan meloloskan diri dari posisi terbawah klasemen yang membuat cemas.
Walaupun sudah memperoleh hanya 25 angka dari total 31 laga yang telah dijalani, PSIS Semarang tetap memiliki kesempatan untuk terhindar dari degradasi.
Madura United saat ini berada di posisi ke-13 tabel Liga 1 dengan hanya mengumpulkan 33 angka. Oleh karena itu, harapan tersebut masih terbuka lebar untuk PSIS.
Akan tetapi, fokus utama yang timbul adalah permasalahan keterlambatan pembayaran gaji, akibatnya klub dari Semarang itu kehilangan para pemain asing dan bahkan mengakhiri kontrak dengan sang pelatih.
Sebagai contoh, pada bulan Maret kemarin, PSIS kehilangan pemain asingnya, Evandro Brandao.
Dalam unggahan di media sosial pribadinya, ia menyinggung soal keterlambatan gaji yang berlarut-larut.
Penyerang tersebut memutuskan untuk pergi dari PSIS lantaran upahnya tidak kunjung diterima.
“Keputusan yang sangat sulit. Tidak dapat dihindari, keterlambatan pembayaran gaji signifikan, kini sudah lebih 4 bulan,”
“Klub (PSIS Semarang) tidak pernah berupaya dengan sungguh-sunguh untuk menemukan jalan keluar,” ujarnya.
Ini juga menjadi perhatian Ketua PSSI, Erick Thohir. Ada rencana untuk mengurangi poin dimulai dari musim depan.
Menegur tim-tim yang belum membayar gaji para pemain. Kami telah bertemu dengan asosiasi liga dan setuju tentang hal ini.
“Erick Thohir mengatakan bahwa selain denda, nanti di tahun depan juga akan terjadi penurunan poin,” demikian dilaporkan BolaSport.com.
Ia pun mempercayakan masalah tersebut ke PT LIB selaku operator liga. Menteri BUMN tersebut berharap PT LIB bisa melindungi hak para pemain.
“LIB berdiri secara mandiri dan tidak dapat diintervensi. Namun, kita terus mendorong untuk menegakkan peraturan. Tidak boleh ada klub yang seenaknya sendiri kepada para pemain,” kata Erick Thohir.