- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
foreign policy, government, military, politics, warfareforeign policy, government, military, politics, warfare - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
2
Pakistan menegaskan bahwa mereka akan mengambil tindakan balasan terhadap serangan dari India diwilayahnya serta di Kashmir yang dikendalikan oleh Islamabad.
Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif menganggap serangan tersebut sebagai kesalahan besar yang perlu dituntut pertanggungjawabannya.
Gara-gara kekeliruan yang dibuat oleh India tadi malam, sekarang mereka harus menanggung konsekuensinya.
“Kemungkinan besar mereka berpikir kita akan menarik diri, namun mereka lupa bahwa negeri ini dipenuhi oleh insan-insan yang gagah hati,” ujar Sharif dalam siaran nasional di PTV sebagaimana dilaporkan
Reuters
.
Militer Pakistan menyatakan setidaknya 31 orang warga biasa meninggal dunia dan 46 lainnya cedera akibat serangan udara dan tembakan di wilayah perbatasan.
Satu rudal dikabarkan mengenai masjid-madrasah di Muzaffarabad, yang menyebabkan tiga korban jiwa.
India menyatakan bahwa mereka menuju sembilan tempat yang diklaim berhubungan dengan kelompok bersenjata, tetapi Islamabad mengingkarinya.
Menteri Luar Negeri Pakistan Muhammad Ishaq Dar mengatakan bahwa ada komunikasi yang berlangsung antara penasihat keamanan nasional dari kedua negara, meskipun respons militer masih akan dilakukan.
“Kami akan membalas pada waktunya, di tempatnya, dan dengan caranya sendiri,” demikian disampaikan dalam pernyataan resmi pemerintah, Rabu (7/5).
Tension ini muncul setelah serangan terhadap turis Hindu di Kashmir yang dikuasai India pada bulan lalu. Pemerintah New Delhi mengaitkan insiden tersebut dengan organisasi yang berafiliasi Pakistan, namun Islamabad menyangkal adanya keterlibatannya.
India sudah menghentikan operasional 21 bandara sipil dan menyatakan tidak ada korban dari kalangan warga biasa akibat serangan yang dilancarkan oleh mereka.
Justru sebaliknya, militer Pakistan mengklaim bahwa ribuan penumpang yang menaiki 57 pesawat internasional tersebut berada dalam bahaya selama serangan itu terjadi.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyokong sikap Pakistan yang dianggap sebagai “sikap tenang dan terkontrol”.
Saat Presiden AS Donald Trump meminta untuk meredakan tensi.
“Saya mau ini berakhir. Bila ada yang dapat kuperbuat, saya akan campur tangan,” ujar Trump.
Pengamat dari Georgetown University, Uday Chandra, menyatakan bahwa tindakan balas dendam Pakistan dapat diperkirakan, namun diharapkan keduanya tidak berkeinginan untuk memulai perang terbuka.