Pengurus Yayasan Amukan di TK Garut, Siswa Panik dan Ortu Segera Laporkan ke Polisi

Pengurus Yayasan Amukan di TK Garut, Siswa Panik dan Ortu Segera Laporkan ke Polisi


KABAR TASIKMALAYA

– Kondisi damai di sebuah taman kanak-kanak (TK) swasta di jalanan Jalan Terusan Pembangunan, Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, secara tiba-tiba menjadi tegang ketika seorang laki-laki yang diyakini sebagai anggota yayasan pendiri TK itu melakukan perbuatan anarkis di area sekolah.

Peristiwa itu terjadi pada Selasa (6/5/2025) kira-kira pukul 08:30 WIB dan diperkirakan menimbulkan dampak traumatis untuk beberapa anak, salah satunya adalah seorang pelajar yang perlu mendapatkan bantuan kepsikanologi.

Berdasarkan keterangan dari seorang ayah wali murid yang bernama G, peristiwa tersebut terjadi saat dia dan istrinya sedang mengantarkan putra mereka ke sekolah. Saat sampai di area depan gerbang sekolah, secara tiba-tiba saja muncul mobil jenis CR-V berwarna hitam melaju dengan sangat cepat hampir menyenggol sang anak serta ibunya.

“Kami terkejut, mobil tersebut dengan mudah masuk ke area sekolah, meskipun biasanya para orangtua cuma boleh berhenti di gerbang. Sebelum kami bisa bertindak, sang sopir keluar dari mobil dan secara paksa mengintip ke dalam gedung sekolah,” ungkap G saat ditemui oleh seorang jurnalis pada hari Rabu, 7 Mei 2025.

Beberapa saat kemudian, ia menangkap deru teriakan keras serta dentuman benda dari dalam ruangan. Orang tua tersebut, yang sangat prihatin dengan keadaan putranya di dalam kelas, mengambil tindakan berani untuk memeriksa apakah si buah hatinya selamat.

Setelah masuk ke dalam ruangan, ia menyadari bahwa situasi tersebut memang telah menjadi kacau. Lelaki itu tampak melemparkan dan menginjak-injak beberapa benda di sekitarnya sambil berseru-seru dengan suara ancaman yang sungguh tidak layak untuk didengar oleh pendengaran siapapun, apalagi anak-anak.

Menilik kondisi tersebut, dia segera mencari putranya yang ternyata sedang terlindungi di belakang pintu dengan wajah ketakutan sambil menetes air mata. G menceritakan telah berusaha untuk meredam suasana dan memberi teguran kepada si penjahat dengan cara yang sopan, tetapi lelaki itu justru memarahi dan berseru bahwa ia merupakan salah satu administrator yayasan.

Merasa bahwa perilaku itu menciptakan ancaman bagi buah hati mereka dan tak sesuai untuk diterapkan dalam suasana belajar, G bersama pasangannya memilih untuk meneruskan laporan tentang peristiwa tersebut kepada aparat penegak hukum serta otoritas resmi yang relevan. Mereka menjelaskan bahwa si anak sekarang ini sedang merasakan dampak psikologis negatif akibat hal ini dan enggan lagi untuk kembali ke sekolah.

“Setelah kita diskusikan dengan seorang psikolog, ternyata anak kita perlu mendapatkan terapi lantaran mengidap gangguan sebagai dampak dari insiden tersebut. Hal ini tak hanya melampaui batas perilaku yang bisa diterima, tetapi juga telah mencapai tingkat kekerasan mental terhadap si anak,” jelasnya.

G turut mengungkapkan penyesalan atas ketidakmampuan dalam memantau para pengelola yayasan yang semestinya memberikan lingkungan aman dan nyaman untuk pelajar. Dia mendoakan agar instansi hukum serta pihak pemerintahan setempat dapat bersikap tegas merespons insiden tersebut guna melindungi marwah dunia pendidikan.

Menurut dia, pemerintah harus ada dan memastikan perlindungan untuk para anak. Tidak boleh lagi terjadi hal serupa yang bisa mengancam keselamatan mereka.

Sampai berita ini diterbitkan, baik pengurus yayasan maupun pihak sekolah belum mengeluarkan pernytaan resmi terkait masalah tersebut. Di sisi lain, diketahui bahwa polisi sudah menerimalaporan dan saat ini tengah memproses penyelidikannya.

Ipda Susilo Adi selaku Kepala seksi Hubungan Masyarakat di Polres Garut mengkonfirmasi bahwa mereka sudah menerima pengaduan dari penduduk setempat tentang masalah itu. Penyidik saat ini sedang melaksanakan investigasi berkaitan dengan laporan yang diberikan.

“Betul, kami sudah mendapatkan informasi terkait dugaan perbuatan tidak senonoh oleh seorang individu di area sekolah serta hadapan para anak-anak. Saat ini kasus tersebut sedang diproses oleh Unit Pelindung Perempuan dan Anak Reskrimsus Polres Garut,” jelas Adhi. ***

JOIN CHANNEL KAMI

Dapatkan Notifikasi Update Info Lowongan Terbaru Melalui :

  1. CHANNEL WHATSAPP
  2. CHANNEL TELEGRAM
  3. POSTINGAN INSTAGRAM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *