- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
indonesia, news, politics, politics and government, politics and lawindonesia, news, politics, politics and government, politics and law - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
2
JAKARTA, lowongankerja.asia
– Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto mengungkapkan bahwa keputusan untuk menarik Riezky Aprilia dari daftar calon anggota legislatif (caleg) berasal dari langkah yang diambil oleh pengacara bernama Donny Tri Istiqomah.
Pernyataan tersebut dikirimkan oleh Hasto lewat sebuah surat yang dibacakannya sendiri saat politisi dari PDI-P bernama Guntur Romli menyuaratkannya seketika usai Sekretaris Jenderal PDI-P memasuki ruangan persidangan di Pengadilan Tipikor milik PN Jakarta Pusat, hari Kamis tanggal 8 Mei 2025.
Dalam persidangan yang berlangsung pada hari Rabu (7/5/2025), Riezky Aprilia menyatakan dirinya dipaksa untuk mundur dari posisi calon anggota legislatif oleh sekretaris jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ketika ia hadir sebagai saksi dalam kasus dugaan suap serta penghalang-penghalangi proses pemeriksaan terkait dengan perkara Harun Masiku yang melibatkan Hasto Kristiyanto.
“Berkenaan dengan kesaksian Riezki Aprilia serta hasil pemeriksaan saksi Donny Tri Istiqomah, tampaknya masalah atau permintaan pengunduran diri dari Saudari Rizki merupakan inisiatif pribadi dari Saudara Donny Tri Istiqomah,” ungkap Guntur saat membaca surat Hasto.
Surat yang ditulis oleh Hasto menjelaskan bahwa dia telah memberikan teguran kepada Donny Istiqomah berdasarkan ide yang muncul dari dirinya sendiri.
“Permintaan pengunduran diri dari Saudari Riezki Aprilia itu adalah ide sendiri dari Donny Tri Istiqomah dan tidak berasal dari Sekjen PDI Perjuangan Mas Hasto Kristiyanto, yang juga telah mengingatkan Saudara Donny Tri Istiqomah,” jelas Guntur.
Pada persidangan kemarin, Riezky Aprilia menyatakan penolakanannya ketika dimintai untuk mundur dari posisinya sebagai anggota DPR RI 2019–2024 yang telah dipilih oleh Hasto Kristiyanto.
Awalnya, Riezky menuturkan bahwa permintaan itu disampaikan Hasto saat dirinya bertemu pada 27 September 2019.
Dia juga bertanya kepada Hasto tentang penunjukkannya sebagai anggota DPR RI terpilih untuk menggantikan Nazaruddin Kiemas yang telah meninggal dunia sebelum pemungutan suara.
“Semoga tidak ada kesalahan, saat itu saya, beliau Bapak Sekretaris Jenderal, menyatakan bahwa saya mengajukan pertanyaan tentang pelantikan saya. Mengenai undangan dan pelantikan saya,” ungkap Riezky pada persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Rabu.
“Ada beberapa pembicaraan di sana yang menyatakan mereka akan memberi saya undangan jika saya mau mengundurkan diri,” ungkapnya.
Dalam pemungutan suara untuk Pemilihan Legislatif (Pileg) tahun 2019 di Dapil Sumatera Selatan (Sumsel) I, Riezky berhasil mendapatkan jumlah suara tertinggi kedua setelah Nazaruddin.
Akhirnya, KPU berdasarkan undang-undang pemilu mengesahkan Riezky sebagai anggota DPR yang terpilih.
Meskipun demikian, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dikabarkan memilih Harun yang telah ditetapkan menjadi calon anggota legislatif DPR terpilih. Sebaliknya, Harun menduduki urutan keenam dalam daftar perolehan suara.
Riezky juga menjelaskan bahwa ketika itu Hasto mengatakan penarikannya dari posisi tersebut sebagai instruksi partai. Akan tetapi, mantan anggota DPR RI ini menolakkannya.
“Izin saya untuk sedikit berpikir kembali, karena yang saya katakan adalah saya akan mundur jika mendapatkan penjelasan langsung dari Bunda Ketua Umum waktu itu,” ujar Riezky sambil menangis.
Riezky menyatakan dirinya sempat terkejut atas tanggapan Hasto. Menurut Riezky, Hasto memintanya untuk mundur sambil menegaskan posisinya sebagai Sekretaris Jenderal Partai.
“Dan Pak Sekjen menjawab, hal tersebut adalah sesuatu yang tak akan pernah aku lupa karena cukup mengejutkan saat pertama kalinya aku dapat berkomunikasi dengan dia sebagai sekretaris jenderal partai,” ujar Riezky mengulang perkataan Hasto.
“Pada kesempatan itu, perasaan saya dipenuhi oleh emosi sehingga saya bangkit dan berkata, ‘Saya mengerti bahwa Anda adalah Sekretaris Jenderal partai namun Anda tidaklah setinggi Tuhan.’ Itulah pesan yang ingin saya sampaikan. Meskipun waktu yang kami habiskan cukup pendek, Bapak Sekjen, hal tersebut tetap terpatri dalam pikiran saya hingga saat ini,” jelasnya.