- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
animal behavior, animals, pet owners, rabies, safetyanimal behavior, animals, pet owners, rabies, safety - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
13
Banyak pemilik hewan yang merasa yakin bahwa hewan peliharaannya yang tidak pernah keluar rumah atau jarang bersentuhan dengan lingkungan luar akan cenderung aman dari potensi penyakit rabies. Namun, kenyataannya risiko penularan rabies tetap ada, meski hewan tersebut selalu berada dalam rumah, sehingga tidak bisa disepelekan.
Rabies adalah suatu penyakit fatal yang mengincar sistem saraf dan disebabkan oleh cairan mulut binatang yang sudah terserang virus ini, biasanya penularannya terjadi lewat gigitan. Karena alasan itu, sangat diperlukan kesadaran para pemilik hewan peliharaan dalam menerapkan metode perawatan tepat supaya mereka dapat sepenuhnya dilindungi dari ancaman rabies.
1. Risiko penularan dari hewan liar yang masuk ke dalam rumah
Walau hewan peliharaanmu selalu berada di dalam rumah, namun tetap ada kemungkinan hewan liar, seperti tikus, kelelawar, atau kucing liar yang telah terinfeksi rabies bisa masuk tanpa diketahui. Hewan-hewan tersebut bisa masuk melalui ventilasi jendela yang terbuka hingga celah kecil, lalu kemudian menggigit atau melukai hewan peliharaanmu pada saat dia sedang diawasi.
Interaksi singkat merupakan hal yang cukup untuk mengeluarkan virus rabies, sebab virus tersebut sangat mudah tersebar melalui air liur dari hewan yang telah terinfeksi sebelumnya. Oleh sebab itu, penting sekali untuk memastikan bahwa rumah dalam kondisi aman dan bebas dari potensi masuknya hewan liar, terutama pada saat malam hari.
2. Penyebaran tidak langsung melalui orang-orang yang terinfeksi atau benda-benda yang telah tercemar
Walaupun cukup langka, tetapi penularan tidak langsung pun dapat menjadi cara bagi virus rabies untuk memasuki rumah. Sebagai contoh, seseorang mungkin secara tak sadar mengenakan baju atau menggunakan tangan yang telah bersentuhan dengan air liur atau darah hewan yang terinfeksi dan kemudian berpotensi menularkan penyakit tersebut kepada hewan peliharaannya, khususnya jika ada luka terbuka pada tubuh mereka.
Barang-barang yang terkontaminasi, seperti sarung tangan, sepatu, atau alat makan juga bisa menjadi media penularan apabila tidak dibersihkan dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa kontak tidak langsung pun ternyata memiliki potensi yang bisa membawa ancaman rabies ke dalam rumah, sehingga dapat membahayakan hewan peliharaan.
3. Hewan peliharaan bisa terkena saat dibawa keluar rumah
Meskipun hewan peliharaan umumnya banyak waktu mereka habiskan di dalam ruangan, terdapat saat-saat ketika mereka masih perlu keluar untuk berbagai kebutuhan, misalnya kunjungan ke vaksinator hewan.
grooming,
atau vaksinasi. Pada situasi tersebut, mereka bisa saja bertemu hewan lain yang tidak diketahui status kesehatannya bahkan mungkin telah terinfeksi rabies.
Risiko ini ternyata bisa meningkat jika tempat yang dikunjungi tidak menerapkan prosedur sterilisasi dan juga pemisahan hewan secara ketat. Oleh sebab itu, setiap interaksi dengan lingkungan sekitar tentu harus dipertimbangkan matang-matang sebagai potensi risiko yang nyata dan tidak boleh diremehkan begitu saja.
4. Pelaksanaan vaksinasi yang tak komplet atau tertunda
Hewan peliharaan yang belum mendapatkan suntikan vaksin reguler cenderung berisiko lebih besar tertular penyakit rabies, bahkan jika mereka tak pernah meninggalkan rumah. Penyakit rabies yang ekstrem ini dapat menyebar dengan pesat di binatang tanpa imunitas akibat perlindungan vaksin.
Untuk hewan yang tampak sehat sekali pun bisa saja tertular apabila virusnya sudah masuk dan belum menunjukkan gejala. Oleh sebab itu, vaksinasi yang tepat dan sesuai jadwal tentu merupakan langkah penting untuk memastikan perlindungan jangka panjang terhadap potensi penyakit rabies, entah itu untuk hewan atau manusia.
Merawat hewan peliharaan supaya selalu tinggal di dalam rumah tentu dapat menekan kemungkinan penyebaran penyakit rabies, tapi ini belum sepenuhnya menghapus semua risiko. Virus rabies masih bisa menyusup lewat beragam saluran tak terduga, baik secara langsung maupun tidak langsung. Penting bagi Anda untuk memastikan bahwa hewan peliharaan telah mendapatkan vaksinasi komplit guna menjaga kebugaran serta keselamatannya.