- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
culture, religion, spirituality, tourist attractions, travelculture, religion, spirituality, tourist attractions, travel - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
5
, RANTAU
– Tersembunyi di antara kemegahan perkebunan karet yang lebat dan aktivitas pertambangan batu bara yang dinamis, terdapat satu tujuan rohani yang masih lestari dalam kenangan bersama penduduk Kalimantan Selatan.
Iya, itu adalah Makam Datu Nuraya. Berada di Desa Tatakan, Kecamatan Tapin Selatan, Kabupaten Tapin, tempat suci ini menarik banyak pengunjung berbasis keagamaan, khususnya pada acara haul para ulama besar yang dirayakan setiap tahun sesudah Hari Raya Idul Adha.
Senin, 9 Juni 2025, penduduk Desa Tatakan mempersiapkan diri untuk menyelenggarakan haul Datu Nuraya. Kawasan pariwisata yang umumnya sunyi menjadi riuh dengan kedatangan rombongan jamaah dari seluruh wilayah Banua. Orang-orang ini tidak hanya ingin mengunjungi tempat-tempat bersejarah tetapi juga menjaga warisan budaya dan kepercayaan mereka.
Pergi ke makam Datu Nuraya memberikan petualangan tersendiri. Apabila umumnya perjalanan beragama dikaitkan dengan kemewahan dan ketersediaan jalur, mendatangi Tatakan malah menawarkan sisi ketidakmewahan yang memukau.
Jalur paling baik adalah melewati Jalan Kubah Datu Sanggul—which is smoother and more comfortable compared to the direct path to the damaged Dome of Datu Nuraya which runs alongside a mine road.
Setibanya di tempat tujuan, para pengunjung akan menyaksikan pemandangan yang sunyi dan segar. Tugu pemakaman Datu Nuraya berada dalam keadaan sederhana, dengan latar belakang hutan karet lebat di sekitarnya. Walaupun tidak mencolok, atmosfer keramatnya sangat terasa.
Banyak pengunjung yang menghabiskan waktu berjam-jam di tempat ini guna berdoa, tafakkur, atau hanya bersantai dan memikirkan sesuatu.
“Tiap tahun kita berkunjung di tempat ini untuk peringatan haul. Ini adalah cara kami mengekspresikan kasih sayang serta menghormati Datu,” jelas Sadik, seorang tamu ziarah asal Kota Banjarmasin yang hadir bersama famili.
Sadik menyatakan bahwa dengan berkunjung ke pemakaman para Datuk, ia memahami tentang kehidupan sesudah kematian yang niscaya akan dijalani semua orang.
Untuk mereka yang berminat merasakan aspek unik Kalimantan Selatan, Makam Datu Nuraya menyajikan pengalaman batin yang murni, terpisah dari keramaian kehidupan kontemporer.
Bukan hanya sebuah kunjungan, namun petualangan menggali kembali prinsip-prinsip masa lalu yang masih sangat aktual pada jaman sekarang, yaitu kemudahan, tulus hati, serta rasa persaudaraan.
(/ Mukhtar Wahid)