Wall Street Meningkat Meski Dihadapkan dengan Ancaman Tarif Baja dari Trump

Wall Street Meningkat Meski Dihadapkan dengan Ancaman Tarif Baja dari Trump

Wall Street, bursa efek utama di Amerika Serikat, menutup sesi dengan penguatan pada hari Senin (2/6) waktu lokal. Investor tampil lebih optimis mengenai perspektif perundingan perdagangan antara AS dan beberapa negeri mitranya. Peningkatan tersebut berlangsung walaupun Presiden AS Donald Trump sekali lagi menyatakan ancaman peningkatan bea masuk atas produk besi dan alumunium.

Indeks Dow Jones mengalami peningkatan sebanyak 35,41 poin atau 0,08%, berada di titik 42.305,48. Sedangkan S&P 500 meningkat 24,25 poin atau 0,41% hingga angka 5.935,94, serta Indeks Komposit Nasdaq melonjak 128,85 poin atau 0,67% sampai pada posisi 19.242,61. Bahkan, S&P 500 telah menorehkan kenaikan bulanan tertinggi sejak November tahun lalu.

Jumat malam, Trump menyatakan niatnya untuk meningkatkan tarif impor baja dan aluminium dari 25% menjadi 50%, efektif hari Rabu minggu ini. Pengumuman tersebut dilakukan tak lama sejak dia menuding China telah melanggar perjanjian selama pertemuan perdagangan di Jenewa.

Merespons tuduhan itu, pemerintah Tiongkok menyatakan bahwa pernyatan Trump tak memiliki dasar. Tiongkok pun memperingatkan bakal melakukan langkah-langkah kuat guna menjaga kepentingan mereka.

Pemerintah Trump sedang mendorong agar para mitra dagang memberikan tawaran terbaiknya dalam pembicaraan perdagangan paling lama pada hari Rabu (4/6). Langkah ini diambil guna mengakselerasi proses perjanjian sebelum batas waktu yang telah ditentukan selama lima minggu mendatang.

“Pelaku pasar menafsirkan ancaman tarif terbaru dan retorika keras terhadap Cina, Uni Eropa, serta industri baja sebagai langkah untuk mempercepat negosiasi menuju kesepakatan final,” kata Managing Partner di Harris Financial Group Jamie Cox dikutip Reuters, Selasa (3/6).

Emiten baja menunjukkan peningkatan yang signifikan pada saham mereka. Saham dari Cleveland-Cliffs naik hingga 23%, sementara itu saham perusahaan penghasil baja lainnya seperti Nucor dan Steel Dynamics pun meningkat. Di sisi lain, sektor otomotif justru merasakan tekanan pasar. Saham Ford dan General Motors bergerak turun dengan persentase masing-masing 3,9%.

Kebijakan tariff baru ini dianggap memiliki potensi untuk memperburuk ketegangan perdagangan global, yang sebelumnya telah meredup pada bulan lalu saat Amerika Serikat menunjukkan sikap lebih bersahabat kepada negara-negaranya. Di awal bulan Mei, pengurangan bea masuk terhadap China serta penarikan ancaman pajak tinggi bagi Uni Eropa menyokong pertumbuhan aset dengan risiko tinggi dan menghasilkan performa bulanan tertinggi dari Indeks S&P 500 selama 18 bulan belakangan.

Saham perusahaan energi Amerika Serikat ikut mengalami kenaikan setelah para produsen dalam grup OPEC+ memilih untuk tetap menjaga target produksinya di tingkat yang sama dengan dua bulan lalu. Pada sektor teknologi, saham Nvidia meningkat 1,7%, sementara Meta menanjak 3,6%. Sebalikannya, Tesla merosot 1,1% karena adanya pelaporan tentang penurunan jumlah penjualannya di negara-negara seperti Portugal, Denmark, serta Swedia.

Beberapa informasi statistik turut mendorong fluktuasi harga saham di Wall Street. Menurut survei dari Institute for Supply Management (ISM), industri produksi Amerika Serikat terus merosot untuk ketiga kalinya secara beruntun sampai pada bulan Mei. Di samping itu, para penyedia jasa melaporkan adanya penundaan dalam proses pengiriman disebabkan oleh beban biaya tambahan impor, hal ini bisa menyebabkan kurangnya stok beberapa jenis produk.

Presiden Bank Sentral Federal Dallas Lorie Logan mengungkapkan bahwa The Fed mungkin tetap akan memantau berbagai indikator ekonomi terkini sebelum membuat keputusan tentang langkah-langkah ke depan untuk tingkat suku bunga. Saat ini, pasar tenaga kerja cenderung stabil sementara laju inflasi sedikit melebihi target yang telah ditetapkan.

Berdasarkan informasi dari LSEG, para pedagang di pasar keuangan mengantisipasi minimal dua kali penurunan tingkat suku bunga sebanyak 25 basis poin sampai akhir tahun ini.

Investor pun sedang mengantisipasi rilisan data lapangan kerja non-pertanian pada hari Jumat nanti. Informasi tersebut akan memberikan pembaruan terkini seputar kondisi pasar tenaga kerja Amerika Serikat saat ini, sementara masih ada ketidakjelasan berkaitan dengan tarif.

Volume perdagangan saham di pasar modal Amerika Serikat mencatatkan angka 15,67 miliar lembar, lebih rendah dari nilai tengah harian yaitu 17,8 miliar selama 20 sesi trading belakangan ini. Pada Bursa New York (NYSE), proporsi saham naik memperlebar perbedaan dibandingan yang jatuh dengan indeks 1,06:1, sedangkan di Nasdaq, indeks tersebut berada pada tingkat 1,11:1.

Indeks S&P 500 melacak 22 perusahaan yang telah meraih puncak nilai tertinggi selama setahun ini, sementara empat lainnya berada di posisi terendah sepanjang tahun. Sedangkan untuk NASDAQ, ditemukan 84 saham sedang pada titik tertingginya dan 80 saham lagi tengah menguji batas terendah barunya.

JOIN CHANNEL KAMI

Dapatkan Notifikasi Update Info Lowongan Terbaru Melalui :

  1. CHANNEL WHATSAPP
  2. CHANNEL TELEGRAM
  3. POSTINGAN INSTAGRAM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *