- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
business, government, health, local news, politicsbusiness, government, health, local news, politics - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
6
JAYAPURA
– Penduduk dari Kampung Skouw Yambe melapor ke Wali Kota Jayapura, Abisai Rollo tentang performa petugas kampung terutama berkaitan dengan Badan Usaha Milik Kampung (BUMKAM) dalam serangkaian operasi pemantauan.
Pada pertemuan langsung dengan Walikota, warga menyatakan bahwa Bumkam yang seharusnya dirancang bagi mereka tampaknya tidak efektif dan mereka pun tak merasakan manfaat apa pun dari adanya Bumkam itu.
Menurut pernyataan kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung (DPMK) Kota Jayapura, Makzi Lazarus Atanay, program Bumkam Kampung Skouw Yambe ternyata mengalami beberapa hambatan dalam pelaksanaannya.
“Setelah melakukan observasi, Tim Kesehatan Bumkam melaporkan bahwa kondisinya cukup parah dan kurang memuaskan. Oleh karena itu, mereka menyarankan agar dilakukan evaluasi,” jelas Makzi ketika ditemui oleh Cenderawasih Pos di Kampung Skouw Yambe, pada hari Selasa (27/5).
Sebelum dieksekusi kembali, DPMK berencana mengevaluasi dengan cermat Bumkam Skouw Yambe. “Pada dasarnya, dalam jangka pendek akan ada alokasi anggaran untuk seluruh Bumkam, tetapi untuk Skouw Yambe kami ingin mengulas dahulu pemakaian anggaran yang lalu,” ungkapnya.
Sehubungan dengan masalah tersebut, Wali Kota Jayapura, Abisai Rollo menggariskan bahwa apabila Bumkam Skouw Yambe sudah tidak memberikan manfaat bagi warga setempat, sebaiknya dikombinasikan dengan Koperasi Merah Putih yang terbaru.
“Jika kami mengalami kesulitan secara berkelanjutan, mari kita gabungkan dengan Koperasi Merah Putih sehingga dana yang dialokasikan dapat bermanfaat untuk masyarakat,” ungkap Abisai.
“Sebab jika selalu dalam keadaan sakit, kapan akan dapat berkontribusi bagi masyarakat? Oleh karena itu, kami mencari solusi yang lebih menguntungkan,” tambahnya.
Menurut Abisai, sebenarnya tidak terlalu efektif bila di sebuah desa terdapat begitu banyak koperasi.
“Keterjangkauan penduduk desa ini cukup terbatas dibandingkan dengan penduduk di perkotaan yang cenderung lebih padat. Oleh karena itu, kami perlu mendirikan sebuah Koperasi tunggal agar lebih fokus dan berorientasi,” jelasnya.