- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
government, insurance, news, politics and government, public policygovernment, insurance, news, politics and government, public policy - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
5
lowongankerja.asia
Charles Honoris, wakil ketua komisi IX DPR RI, mengungkapkan keheranannya tentang niat untuk memberikan asuransi pada peserta program Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Charles mengaku sangat terkejut dan kaget ketika mendengar tentang ide memberikan asuransi bagi para penerima manfaat dari MBG,” ujar Charles ketika diwawancara oleh Tribunnews.com pada hari Selasa, 13 Mei 2025.
Charles menganggap bahwa rencana itu malah menciptakan persepsi seolah-olah program MBG berbahaya bagi kehidupan para penerima manfaatnya.
“Pertanyaannya mengapa sepertinya MBG berpotensi membahayakan jiwa manusia,” ungkap politisi dari PDIP ini.
Dia menyebutkan bahwa asuransi biasanya ditawarkan kepada orang-orang dengan risiko tinggi, misalnya cedera akibat kecelakaan atau penyakit berbahaya.
“Sebab, biasanya asuransi diberikan kepada orang-orang yang benar-benar berisiko mengalami kecelakaan atau memiliki ancaman pada jiwa mereka serta hal-hal lain semacam itu. Jadi, aku merasa cukup heran tentang ide baru ini,” jelas Charles.
Menurut Charles, sebaiknya pemerintah meningkatkan kerjasama dengan BPJS Kesehatan daripada meluncurkan program proteksi tambahan.
“Sesungguhnya yang diperlukan bukanlah asuransi melainkan koordinasi dengan BPJS Kesehatan. Penting untuk mengetahui sejauhmana peserta dapat mendapatkan layanan kesehatan serta ditanggung oleh BPJS Kesehatan jika mereka benar-benar menjadi korban keracunan makanan akibat program MBG ini,” jelasnya.
Menurutnya, Badan Gizi Nasional (GBN) harus memastikan bahwa BPJS Kesehatan dapat menyediakan perlindungan terbaik bagi peserta program gizi berimbang (MBG).
“Saya kira tidak perlu mengusulkan atau merancang program baru seperti menyediakan asuransi bagi para penerima manfaat. Yang terpenting adalah kita dapat meningkatkan apa yang telah tersedia, yakni melalui BPJS Kesehatan,” jelas Charles.
Berikut adalah informasinya: Deputi Sistem dan Tata Kelola BGN, Tigor Pangaribuan, menegaskan bahwa BGN sedang mempertimbangkan kerjasama dengan perusahaan asuransi untuk memberikan lapisan proteksi ekstra bagi para pekerja serta orang yang menerima manfaat dari program MBG.
Biaya asuransi itu direncanakan akan dipotong dari dana operasional setiap unit layanan.
Tidak seperti itu, peningkatan cakupan asuransi tersebut dijamin tidak akan mengecilkan nilai manfaat bahan baku MBG senilai Rp 10.000. (*)
Artikel ini sudah dipublikasikan di
Tribunnews.com