- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
education, educational systems, local news, news, social issueseducation, educational systems, local news, news, social issues - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
8
lowongankerja.asia
—Dunia maya heboh karena adanya klip berantakan yang menunjukkan sekitar seratus pelajar dari SMK PGRI 24 Jakarta tidak dapat memasuki tempat belajar mereka. Postingan ini muncul pertama kalinya di laman Instagram @jktnewss dan secara instan mendapat perhatian massa.
Dalam video tersebut, terlihat para siswa hanya bisa berdiri di depan pagar sekolah yang tertutup rapat karena digembok oknum yang mengklaim sebagai ahli waris lahan tempat sekolah berdiri.
Hari ini, baik guru-guru, Kepala Sekolah SMK PGRI 24, maupun murid-muridi tak dapat memasuki kampus lantaran pintu utama telah diunci oleh seseorang yang menyatakan dirinya sebagai pewaris tanah tempat pendirian sekolah tersebut,” ungkap Komariah, Penanggung Jawab Sarana dan Prasarana SMK PGRI 24 Jakarta dalam kutipan dari akun @jktnewss pada hari Jumat, tanggal 25 April.
Sedihnya, hal ini bukanlah kejadian pertamakalinya. Menurut penjelasan Komariah, tindakan penyegelan semacam itu telah sering dijalankan oleh pihak tersebut.
“Kejadian serupa terjadi untuk kali kedua; kami, pihak Sekolah Menengah Kejuruan PGRI 24 Jakarta yang menyewakan properti tersebut kepada Najir sebagai pengelola hibah dari para ahli waris, tetapi sayangnya kami justru menjadi korban dalam perseteruan antar anggota keluarganya,” jelas Komariah.
Terpisah, Kepala Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat Diding memberi komentar tentang insiden tersebut. Dia mengonfirmasi bahwa permasalahan itu sudah diurus sekarang.
“Bisa langsung memasuki area tersebut, rompi saya baru saja dikerahkan kemarin sekitar pukul Jumat (25/4),” kata Diding ketika dihubungi untuk konfirmasi.
Diding menyatakan bahwa alasan gerbang dikunci adalah adanya perselisihan tanah di antara pihak sekolah dengan lembaga pendukungnya.
“Sudah dilaporkan ke yayasan karena perselisihan tersebut berkaitan dengan lahan. Tim saya telah mengunjungi tempat itu,” jelas Diding.
Namun demikian, Diding belum dapat menjelaskan dengan rinci situasi sebenarnya dari konflik itu. Sedangkan tim dari Disdik terus menggali lebih dalam tentang penyebab utamanya.
“Saat sudah mendapatnya dari bawahan, tim saya yang berada di Sudin akan segera menuju lokasi,” jelas Diding.