- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
immigration, news, politics, politics and government, politics and lawimmigration, news, politics, politics and government, politics and law - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
3
Pada Sabtu (7/6), pihak berwenang di Amerika Serikat mengirimkan 2.000 personel dari Garda Nasional ke Los Angeles setelah dua hari protes yang menolak kebijakan imigrasinya yang diperkenalkan oleh Presiden Donald Trump.
Putusan pemanggilan militer diambil setelah ribuan orang turun ke jalanan untuk menentang tindakan penjarah imigrasi oleh para agen federal di area Paramount dan pusat kota Los Angeles.
“Apabila tindakan keras terus berlangsung, pasukan aktif akan dikerahkan,” ujar Menteri Pertahanan Pete Hegseth, menegaskan hal tersebut.
Reuters
.
Prajurit marinir di Camp Pendleton berada dalam keadaan waspada total.
Pihak berwenang mengumumkan penugasan pasukan Garda Nasional bertujuan untuk “mengatasi tindakan melawan hukum yang terus-menerus tidak terselesaikan.”
Tetapi Gubernur California Gavin Newsom menganggap tindakan tersebut tidak berhubungan dengan masalah keamanan.
” ini tidak berhubungan dengan pelaksanaan hukum. Yang terpenting di sini adalah pertunjukan politik,” ungkap Newsom lewat X.
Dia meminta masyarakat agar tidak mudah terhasut dan senantiasa menjaga ketenangan.
Ketegangan Meningkat
Protes terjadi setelah paling tidak 44 individu ditahan dalam razia imigrasi pada hari Jumat malam.
Protes meluas ke berbagai lokasi di dalam kota, dengan peserta mengacungkan spanduk dan teriak “ICE tinggalkan L.A.!” sambil memegang bendera Meksiko.
Video di tempat kejadian menampilkan petugas berpakaian lengkap, menggunakan pelindung wajah khusus, sedang menjaga jalan yang penuh dengan gerobak belanja yang dibalik.
Gas air mata dilepaskan untuk menyebar kerumunan.
Kementerian Dalam Negeri mengungkapkan bahwa kira-kira 1.000 individu berpartisipasi dalam protes pada hari Jumat semalam.
Tetapi informasi tersebut belum dapat diperiksa kemandiriannya.
Organisasi pendukung hak-hak imigran, CHIRLA, melaporkan bahwa para pengacara masih belum diizinkan untuk bertemu dengan mereka yang sedang dalam penahanan. Ketua Eksekutif CHIRLA, Angelica Salas, menilai kondisi tersebut sungguh memprihatinkan.
Kebijakan Imigrasi yang Diperketat
Trump sebelumnya menjanjikan deportasi besar-besaran terhadap migran tidak berdokumen, serta target harian bagi ICE untuk menangkap 3.000 orang.
Namun, kebijakan ini juga menargetkan orang-orang dengan status tinggal legal.
Sejumlah operasi penggerebekan dilakukan di dekat toko-toko, pabrik tekstil, serta gudang-gudang—lokasi tempat para pekerja migran umumnya mencari pendapatan hidup mereka.
Sampai saat ini, tidak terdapat informasi resmi dari ICE, Departemen Keamanan Dalam Negeri, atau kepolisian Los Angeles mengenai berapa banyak orang yang ditangkap pada hari Sabtu.
UUD 1807 tentang Keadaan Darurat Militer, yang memperbolehkan presiden mengaktifkan pasukan bersenjata saat terjadi kekacauan di wilayah sipil, masih belum dilaksanakan.
Akan tetapi, menurut sumber pemerintah, tentara dapat mengirim personel dalam jangka waktu kurang dari 24 jam apabila kondisi semakin memburuk.