- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
art, culture, indonesia, innovation, politicsart, culture, indonesia, innovation, politics - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
32
lowonganpekerjaan.asia, TEMANGGUNG
— Di belakang meja kerja di Kantor Birokrasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Temanggung, ada sosok Tri Raharjo yang tidak hanya dikenal sebagai kepala dinas, tapi juga sebagai seorang seniman kreatif dan pelopor dalam bidang pewarnaan alamiah.
Dengan api semangat yang menyala-nyala, Tri Raharjo menunjukkan bahwa kesetiaan pada tugas pemerintah tidak mencegah orang tersebut untuk tetap menciptakan karya dan melakukan perubahan di dunia seni.
Tri Raharjo sudah terjun ke bidang seni lukis sejak belum menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).
Walaupun sekarang berperan sebagai pemimpin departemen, dia masih menyempatkan diri untuk menggambar, terutama di sore hari setelah menuntaskan semua pekerjaan resmi.
Dia biasanya menggambar sampai dini hari, terus berlanjut ke pagi hari, kalau bukan karena pengingat dari istrinya.
Untuk Tri, seni tidak hanya merupakan sebuah kesenian belaka, tetapi menjadi sarana bagi dirinya untuk mengungkapkan emosi serta pengalamannya dalam keseharian.
Saat melaksanakan kewajibannya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), Tri Raharjo menerapkan prinsip khusus yang dia namakan dengan istilah “celana dalam”.
Menurut dia, celana dalam merupakan hal yang esensial dan dimanfaatkan oleh setiap individu, tetapi tak perlu ditunjukkan ke publik.
Ia menerapkan filosofi ini saat berkarir: memberikan yang terbaik tanpa perlu mendapat apresiasi atau sanjungan.
Dia juga memperkenalkan ide tentang ASN “APIK”, di mana APIK adalah akronim untuk Adaptif, Positif, Inovatif, dan Kreatif.
Salah satu kreasi yang dihadirkan oleh Tri Raharjo adalah menggunakan sisa-sisa tanaman Strobilanthes cusia, yaitu tumbuhan penyedia pewarna alam berwarna biru indigo.
Sampah hasil produksi pembuat pewarna tersebut, yang umumnya dibuang, diaolah kembali menjadi zat warna untuk melukis.
Inovasi tersebut diberi nama “Sampluk”, kependekan dari “sampah umpluk” yang dalam bahasa Jawa merujuk pada sampah yang telah diproses.
Melalui kekreatifannya, Tri sukses mentransformasi sampah menjadi karya seni berharga.
Sebagai pemimpin instansi, Tri Raharjo turut menggerakkan pertumbuhan sektor ekonomi kreatif serta pariwisata di wilayah Temanggung.
Di tahun 2024, Temanggung sukses merencanakan kedatangan wisatawan senilai 606.000 orang, melampaui tujuan yang telah disepakati yaitu 500.000 pengunjung.
Tempat wisata populer seperti Wisata Alam Posong, Taman Air Pikatan, serta Pandangan Sigandul menarik banyak pengunjung.
Tri turut serta dalam pengembangan sejumlah produk ekonomi kreatif, termasuk batik menggunakan pewarna alamiah dan teknik ecoprint dari tanaman liar, yang bersahabat dengan lingkungan dan menawarkan harga jual tinggi.
Cerita tentang Tri Raharjo menginspirasi banyak individu, khususnya kalangan pemuda, untuk tetap produktif dan menciptakan hal baru sambil tidak melupakan tugas pokok mereka.
Melalui kerja keras serta komitmennya, dia menunjukkan bahwa pegawai negeri sipil bisa jadi motor penggerak perubahan yang menghasilkan efek baik untuk publik dan alam di sekelilingnya.
Dengan menggabungkan keahlian seni, pemikiran inovatif, serta layanan masyarakat, Tri Raharjo membuktikan bahwa garis pembatas antara pejabat birokrat dan seorang seniman tidak menjadi hambatan, tetapi justru kesempatan untuk merancang kreasi yang bernilai positif dan tahan lama.(*)