Tips Aman Mengatur Haid untuk Jemaah Haji, Saran dari Spesialis Kandungan

Tips Aman Mengatur Haid untuk Jemaah Haji, Saran dari Spesialis Kandungan




Perempuan yang akan menjalani ibadah haji kerap mempertimbangkan untuk menunda haid agar rangkaian ibadah berjalan lancar.

Salah satu cara yang umum digunakan adalah dengan mengonsumsi obat hormonal. Namun, penggunaannya perlu dilakukan dengan hati-hati dan sesuai anjuran dokter.

Dr. Cepi Teguh Pramayadi, seorang dokter spesialis obstetri dan ginekologi dari RSUI (Rumah Sakit Universitas Indonesia), yaitu dr. Cepi Teguh Pramayadi, Sp.OG(K)FER, MARS, menjelaskan bahwa untuk mencegah menstruasi selama ibadah haji bisa dilakukan melalui penggunaan pil hormonal berbasis progesteron.

“Supaya ibadahnya lancar, tidak terganggu oleh haid. Jadi yang perlu kita ketahui adalah kapan waktu tepat untuk meminum atau mengonsumsi obatnya,” kata Cepi mengutip dari
ANTARA,
Senin (6/5/2025).

Saat yang ideal untuk memulai konsumsi obat tersebut adalah saat setelah makan atau sebelum tidur, sesuai dengan anjuran dokter. Pastikan membaca petunjuk penggunaan di kemasan dan berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter jika ada keraguan.

Cepi menyatakan bahwa momen ideal memulai konsumsi obat pengatur masa datang bulan adalah 14 hari sebelum perkiraan tibaannya, atau dihari ke-14 dalam rentang siklus bulanan wanita tersebut.

Ia memberi contoh, jika seseorang nanti menstruasi berikutnya pada tanggal 30 Mei. Artinya, minum obatnya dikurangi 14 hari dari tanggal 30. Jadi, minum obatnya mulai dari tanggal 16 Mei.

Obat itu umumnya diminum dua kali sehari sampai serangkaian ibadah berakhir. Bila penggunaan obat diakhiri di pertengahan ibadah, ada kemungkinan terjadinya menstruasi walaupun aktivitas ibadah belum selesai.

Bagaimana jika muncul bercak?

Meski sudah mengikuti anjuran, beberapa perempuan mungkin tetap mengalami spotting atau bercak darah. Menurut Cepi, hal ini bisa diatasi dengan menaikkan dosis obat menjadi tiga kali sehari sampai bercak berhenti.

“Kalau spotting gini masih bisa ibadah. Karena sebetulnya spotting itu akibat dari dinding rahim yang tipis. Jadi bukan menstruasi itu sebetulnya,” ujarnya.

Dampak Samping serta Kondisi Spesifik

Pemberian obat hormonal dapat menyebabkan dampak negatif yang ringan seperti rasa mual atau sakit kepala, terlebih pada saat memulainya. Akan tetapi, biasanya hal tersebut tidak cukup parah untuk mengurangi produktivitas atau standar kehidupan sehari-hari.

Cepi menekankan bahwa tidak semua orang sesuai untuk meminum obat hormon, khususnya bagi mereka yang punya sejarah penyakit tertentu.

“Tetapi perlu dipastikan juga situasi-situasi seperti jika sang ibu memiliki catatan medis tentang tekanan darah tinggi atau sedang mengonsumsi obat penurun tekanan darah, serta apakah sudah pernah mendapat diagnosis strok di masa lalu. Hal-hal tersebut penting untuk diperhitungkan, bukan berarti larangan penggunaan obat hormonal ini. Namun demikian, sebaiknya konsultasikan hal ini terlebih dahulu dengan dokter,” jelasnya.

Kunjungan ke dokter amatlah krusial

Agar pemakaian obat penunda haid tetap aman, berkonsultasilah dengan dokter, ini sangat penting terlebih untuk orang-orang yang memiliki riwayat masalah kesehatan tertentu.

Mengalihkan menstruasi tentunya dapat menjadi jawaban efektif supaya pelaksanaan ibadah haji berlangsung tanpa halangan, akan tetapi perlu dijalankan dengan bimbingan tenaga kesehatan untuk menjamin keselamatan fisik seseorang.

JOIN CHANNEL KAMI

Dapatkan Notifikasi Update Info Lowongan Terbaru Melalui :

  1. CHANNEL WHATSAPP
  2. CHANNEL TELEGRAM
  3. POSTINGAN INSTAGRAM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *