Ternak Jebol Penampungannya, Sawah Warga di Darangdan Purwakarta Hancur Akibat Limbah Kotoran

Ternak Jebol Penampungannya, Sawah Warga di Darangdan Purwakarta Hancur Akibat Limbah Kotoran

Ternak Jebol Penampungannya, Sawah Warga di Darangdan Purwakarta Hancur Akibat Limbah Kotoran


PIKIRAN RAKYAT –

Tempat pembuangan kotoran sapi retak sehingga mengalirkan isiannya ke sawah milik penduduk desa Sirnamanah, Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta.

Peristiwa itu tidak hanya menciptakan aroma menyengat tetapi juga menghancurkan beberapa lahan pertanian yang baru dipasang benih padi.

“Semua rusak, tak ada yang tertinggal. Pada awalnya mirip dengan suara hujan, tetapi air mengalir sangat deras dan ternyata benteng pembendung lumpur (tempat penampungan kotoran sapi) tersebut retak,” ungkap salah satu penduduk setempat yang terkena dampak, Erna, pada hari Jumat, tanggal 30 Mei 2025.

Ia menyatakan bahwa di atas lahan sawah masyarakat ada sebuah tambi sapi yang dikelola oleh suatu perusahaan. Peristiwa tersebut terjadi pada hari Kamis, 29 Mei 2025 dan merupakan kasus pertamanya semenjak operasional tambi dimulai.

Erna mengungkapkan bahwa efek dari kebocoran kotoran sapi telah mencapai dan merata di atas keseluruhan lahan pertanian yang jaraknya ratusan meter dari pemukiman ternak. Dia menyebutkan bahwa ladang penduduk yang baru saja dipasangi benih padi terdampak sepenuhnya dengan kerugian besar.

“Sawah milikku mengalami kerusakan yang sangat berat meskipun baru saja ditanam. Sawah ayahku serta pamankupun ikut terkena dampaknya. Di samping itu, tempat tersebut menjadi berbau tidak sedap dan dipenuhi dengan banyak lalat,” ujarnya.

Dia menyuaratkan akibat luas dari kebocoran sampah ternak sapi. Bersama dengan penduduk sekitar yang juga terpengaruh, dia mendesak tanggung jawab dari perusahaan yang menjalankan usaha peternakan tersebut. Mereka berharap untuk kompensasi karena kerugian di bidang pertanian mereka yang diyakini telah merosot hingga miliaran rupiah.

Warga lain bernama Adin mencurigai bahwa tanggul itu retak karena ukuran dan kapasitasnya tak sesuai. Akhirnya, sampah kotoran sapi meluap dari tempat pembuangannya dan menyebar ke seluruh wilayah sekitar.

” Sekitar satu hektar lahan pertanian terpengaruhi oleh pembuangan sisa-sisa kotoran ternak tersebut. Bau busuknya masih dapat dirasakan hingga saat ini,” katanya.

Di samping kompensasi, ia juga mengharapkan perusahan untuk membersihkan tumpukan limbah kotoran sapi supaya tidak menciptakan pencemaran udara.

Tempat penampungan sementara

Pada saat bersamaan, pihak manajemen dari kawasan ternak sapi menyampaikan bahwa area pembuangan sampah yang retak tersebut hanyalah fasilitas penyimpanan sementara. Manager peternakan, Sukamto, menegaskan telah mentransfer bahan buangan ini lantaran waduk pemakaian primer mereka terdapat kebocorannya dan sekarang sedang dalam proses diperbaiki.

Tetapi, ia bersikeras bahwa dirinya tak sempat mengembalikan posisinya lagi setelah proses perbaikkannya selesai dikarenakan hujan lebat yang berlangsung selama dua minggu secara berturutan.

Menurut dia, cairan kotoran sapi yang menetes ke sawah masyarakat tersebut hanyalah lapisan permukaannya saja yang telah tercampur dengan air.

“Sekarang kita akan menghidupkan kembali area tersebut dengan cara menutupnya menggunakan tanah lalu melakukan penanaman lagi. Penyelenggaraan untuk sementara ini telah mencatat dampak yang dialami dan upaya dilakukan agar semua proses termasuk pembersihan dan memberikan kompensasi dapat diselesaikan dalam satu minggu,” jelas Sukamto. (*)

JOIN CHANNEL KAMI

Dapatkan Notifikasi Update Info Lowongan Terbaru Melalui :

  1. CHANNEL WHATSAPP
  2. CHANNEL TELEGRAM
  3. POSTINGAN INSTAGRAM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *