- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
disasters, incident, natural disasters, news, tragediesdisasters, incident, natural disasters, news, tragedies - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
7
Laporan Jurnalis, Eki Yulianto
, CIREBON-
Sebab yang tepat untuk tanah longsor di area pertambangan Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, sampai saat ini belum bisa ditentukan.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat sudah mengumumkan keadaan siaga pasca peristiwa itu, yang terjadi pada hari Jumat (30/5/2025) dinihari.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat yang juga mengemban tugas sebagai Kepala BPBD Jabar, Herman Suryatman, menjelaskan bahwa tempat kejadian tanah longsor berlokasi di zona tambang dengan adanya operasional peralatan berat serta aktifitas penggalian oleh beberapa karyawan.
Sebagai penyebab utama longsoran sementara, saya rasa kita semua dapat melaksanakan observasi dengan baik, karena lokasinya adalah area pertambangan yang memiliki banyak peralatan berat serta kegiatan penambangan oleh para pekerja.
“Pasti ini merupakan salah satu faktornya,” ungkap Herman ketika melakukan inspeksi di tempat longsor tersebut, Jumat (30/5/2025) malam.
Meskipun begitu, dia menggarisbawahi bahwa faktor-faktor lain perlu ditelusuri lebih jauh oleh pakar dan otoritas yang berwenang.
Sebab-sebab tambahan tersebut perlu diteliti lebih lanjut. Misalkan adanya gerakan tanah atau hal-hal serupa, pastinya para ahli lah yang akan menyelidiki.
“Demikian juga untuk kesimpulan, nanti dari pihak kepolisian juga akan melakukan pendalaman dan tentu nanti pihak terkait yang kompeten. Patut diduga begitu,” ucapnya.
Pada kejadian itu, terdapat 14 orang yang diketahui telah meninggal, sedangkan tujuh lainnya masih dalam proses pencarian.
Dua belas orang lainnya mendapat cedera ringan dan sudah dikirim pulang ke tempat tinggal mereka masing-masing.
Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Pada hari Jumat tanggal 30 Mei sekitar pukul 09:30 WIB, terjadi musibah longsor di daerah penambangan Gunung Kuda.
“Dia menjelaskan bahwa kami merasakan kesedihan yang sangat dalam terkait bencana ini,” katanya.
Dia menjelaskan bahwa pencarian untuk para korban yang belum ditemukan akan dilanjutkan pada hari Sabtu (31/5/2025) di awal hari, usai penilaian situasi tempat kejadian selesai dilakukan dengan cermat.
“Kami setuju untuk mengumumkan kondisi darurat bencana, mengingat dampaknya terhadap kesejahteraan penduduk di wilayah Gunung Kuda,” ujarnya.
Herman menjelaskan bahwa pada malam tersebut, tim mereka melakukan pertemuan gabungan dengan tokoh-tokoh Forkopimda termasuk Wabup Cirebon, Danrem, Dandim, Kapolres Cirebon Kota, Badan SAR Nasional, serta otoritas BPBD tingkat kabupaten dan provinsi guna merumuskan taktik tanggap bencana yang efisien dan terpadu.
Prioritas kita besok pagi adalah melakukan evaluasi. Kita tidak berharap ada longsor lanjutan sebagaimana yang sempat terjadi di Sumedang.
“Sesudah keamanannya terverifikasi, evakuasi lebih lanjut akan dijalankan dan diketuai secara langsung oleh Basarnas,” katanya.
Di saat yang sama, operasional penambangan di area tersebut sudah dikaji ulang untuk sementara waktu.
Herman mengatakan bahwa penutupan itu mungkin berlangsung secara permanen bergantung pada hasil evaluasi mendalam yang akan diambil oleh Gubernur Jawa Barat.
“Untuk penutupan sementara, hal tersebut akan diteruskan melalui keputusan Gubernur berdasarkan laporan.”
“Bisa jadi itu adalah penutupan tetap, namun kita perlu bertanggung jawab dan tidak boleh semena-mena,” katanya.
Sebanyak 14 mayat korban sudah diambil ke rumah sakit RSUD Arjawinangun dan saat ini sedang melalui tahapan pengidentifikasian oleh para dokter bersama dengan pihak kepolisian.
“Evakuasi akan dilanjutkan esok hari setelah area tersebut diumumkan sebagai zona aman. Semoga delapan orang korban yang masih terkubur dapat secepatnya ditemukan. Tolong beri kami dukungan dengan doa,” ungkapnya.