Tak Cuma Batang Pohon: Koleksi Unik Lainnya yang Mengejutkan di Museum Kayu Sampit

Tak Cuma Batang Pohon: Koleksi Unik Lainnya yang Mengejutkan di Museum Kayu Sampit


SAMPIT

-Explore Kota Sampit, di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), akan terasa kurang bila belum mampir ke Museum Kayu Sampit.

Museum yang didirikan pada tahun 2004 tersebut menampilkan masa gemilang industri kayu saat itu. Karena popularitasnya, ternyata perusahaan kayu di Sampit juga mendapat tempat dalam sebuah suratkabar dari negara Barat.

Tak Cuma Batang Pohon: Koleksi Unik Lainnya yang Mengejutkan di Museum Kayu Sampit

Museum Kayu Sampit menyaksikan sendiri perjalanannya dalam bidang sejarah, budaya, dan industri kayu di Kalimantan Tengah.

Museum ini menyimpan lebih dari 80 koleksi bersejarah yang mencakup bukan saja peralatan tradisional dan modern untuk memproses kayu, tetapi juga barang-barang warisan budaya serta aspek kehidupan masyarakat di zaman dahulu.

Di samping itu, Museum Kayu Sampit tidak hanya berfungsi sebagai lokasi penyimpanan barang-barang bekas, tetapi juga menjadi area edukatif bagi masyarakat untuk mempelajari dan menghayati kembali sejarah yang mendalam beserta keragaman alam dan budaya di Kalimantan Tengah.

Tak Cuma Batang Pohon: Koleksi Unik Lainnya yang Mengejutkan di Museum Kayu Sampit

Terletak di area mantan dermaga Sampit Log, museum tersebut menyimpan lebih dari 80 artefakt bersejarah yang mayoritas berasal dari masa gemilang industri kayu antara tahun 1970 dan 1990.

Berikut ini merupakan sejumlah kumpulan ikonis yang menjadikan daya tarik primer:


1. Mesin Bansaw.

Alat ini adalah sejenis gergaji pita ukuran besar yang difungsikan untuk mengubah batang kayu utuh menjadi lapisan papan.

Produksi di Taiwan dan diterapkan oleh PT Inhutani II, mesin tersebut telah bekerja sejak awal tahun 1970-an dan menjadi lambang utama dari era gemilang industri pemrosesan kayu di Sampit. Bunyi gemerincet pisau-pisannya dahulu merupakan nada khas di area perusahaan kerajinan kayu.


2. Mesin Moulder.

Perangkat besar ini dipakai untuk menciptakan profilenya kayu menurut yang dibutuhkan, misalnya untuk plafon list atau lantai parquet.

Diciptakan oleh PT Indo Balambit pada tahun 1987, mesin ini mengilustrasikan besarnya permintaan ekspor untuk produk kayu yang diproses dari Kalimantan. Pada zamannya, alat pemotong tersebut menjadi ikon perkembangan teknologi dalam industri perkebunan.


3. Wantilan.

Gergaji besar tersebut dikelola dengan cara manual oleh dua orang, salah satunya berada di bagian atas dan yang lainnya di bagian bawah. Wantilan bertindak sebagai peralatan utama sebelum kehadiran mesin-mesin modern.

Tidak sekadar peralatan, wantilan juga menggambarkan kolaborasi dan sinergi, sebab diperlukan penyesuaian diri serta tenaga fisik ekstra untuk menebang batang pohon yang cukup besar tersebut.


4. Kuda-kuda Penarik Kayu.

Dibuat dari kayu keras semacam enau, peralatan ini dipakai untuk mengeluarkan batang pohon dari kedalam hutan menuju tempat kumpulannya, umumnya ditarik oleh tenaga hewani atau manusia. Peruntukannya serupa dengan gerobak dorong tetapi lebih kokoh serta tangguh, disesuaikan agar bisa melintasi kondisi sulit yang ada di hutan Kalimantan.


5. Loko (Lokomotif Kayu).

Lokomotif mini tersebut bekerja di lintasan kereta yang sempit dimiliki oleh PT Inhutani III pada dekade 1980an. Kendaraan ini memakai bahan bakar uap guna mendorong gerobak yang berisikan batang-batang kayu dari area perhutanan menuju pabrik pemrosesan.

Loko ini menggambarkan bagaimana transportasi kayu sangat krusial untuk memajukan perekonomian lokal.


6. Kayu-Kayu Khas Kalimantan.

Kumpulan ini memperlihatkan beragam tipe kayu seperti ulin, keruing, meranti merah, ramin, serta benuas yang disajikan dalam ukuran batang kecil. Tiap sampel kayu tersebut dilengkapi dengan tag dan deskripsi tentang ketahanannya, fungsinya, bahkan sifat unik dari pola saratnya. Pameran ini bertindak sebagai pengingat kalau Kalimantan dahulunya diakui dunia sebagai “paru-paru alami bagi hutan tropis”.


7. Produk Olahan Kayu.

Kumpulan barang seperti meja, kursi, serta ukiran unik dari rumah adat Dayak terbuat dari bahan kayu premium. Barang-barang tersebut mencerminkan keterampilan superior para pembuat di daerah setempat tidak hanya pada aspek fungsionalnya tetapi juga estetika dan nilai artistiknya.


8. Guci Balanga.

Ini adalah sebuah guci besar yang melambangkan kemakmuran dan derajat tinggi dalam komunitas Dayak. Guci tersebut biasanya dimanfaatkan pada ritual tradisional, contohnya perkawinan atau pemakaman. Ada pula beberapa buah yang diyakinai mempunyai daya sihir serta diserahkan turun-temurut antar generasi.


9. Guci Beteran.

Guci ini mempunyai desain yang lebih langsing daripada Balanga dan umumnya dipergunakan sebagai tempat menaruh air atau bahan-bahan ritual. Hiasan-hiasan di atasnya menggambarkan cerita mitologi ataupun nilai-nilai rohani khusus dari kebudayaan Dayak.


10. Piring Melawen.

Dibuat dari bahan kayu Melawen yang ringan tetapi kokoh, peralatan makan ini dipergunakan oleh kelompok masyarakat Dayak di daerah interior pada kegiatan sehari-hari mereka. Piring dengan bentuk datar dan bundar tersebut umumnya dimanfaatkan sebagai wadah penyaji ketika ada upacara tradisional.


11. Anyaman Rotan dan Ember Kayu Sungkai

Adalah produk dari penggunaan sumber daya non- Kayu yang berlimpah di Kalimantan. Anyaman rotan dikembangkan menjadi keranjang, permadani, serta tempat penyimpanan multifungsi, sementara botol dari kayu sungkai dipakai untuk menghidangka air dan teh secara tradisional.


12. Resin Damar dan Jelutung.

Dua produk bukan kayu yang sempat jadi unggulan di sektor ekspor adalah getah damar dan jelutung. Getah damar biasanya dipakai dalam pembuatan vernis dan cat, sedangkan jelutung banyak digunakan sebagai bahan dasar permen karet. Seri koleksi ini menunjukkan cara masyarakat menggunakan hutan dengan prinsip keberlanjutan.


13. Relief Petualangan Bangsa Samuda.

Patung kayu jati tersebut menceritakan tentang upacara pemasangan bendera nasional Indonesia yang pertama kali dilakukan di Samuda pada tanggal 29 November 1945.

Sebagai tanda perjuangan melawan penakluk, ukiran ini merupakan sumber bangga bagi warga Kotawaringin Timur serta pengingat akan kesempatan meraih kedaulatan.


14. Suntikan dari Rumah Sakit Murjani.

Alat suntik besi raksasan dari tahun 1970-an yang ada di RSUD Murjani menggambarkan kemajuan peralatan kedokteran saat itu dan juga membangkitkan kenangan manis untuk mantan staf medis serta pasien zaman tersebut.


15. Pedang Jepang.

Diambil dari kumpulan barang milik warga setempat dan dipercaya berasal dari masa pendudukan tentara Jepang selama Perang Dunia II. Pisau pedang ini menggambarkan keberadaan Jepang di daerah Kalimantan serta merupakan sebuah benda sejarah yang memiliki nilai penting.


16. Jukung (Perahu Tradisional).

Kapal kecil ini adalah alat transportasi primer di area air seperti Sungai Mentaya. Terbuat dari sebatang pohon kayu yang telah dipesek, jukung mengilustrasikan keterkaitan penduduk setempat dengan sungai dalam urusan ekonomi dan sosial mereka.


17. Pengayuh Jukung.

Terbuat dari bahan kayu yang ringan, alat ayun ini didesain dengan lekukan ergonomis yang membantu dalam gerakan mendorong air ketika berada di sungai. Tak hanya berguna, peralatan ini juga dilengkapi hiasan ukiran yang mencerminkan jati diri sang pemakai.


18. Gambar Pasar di Sampit dari Tahun 1970 hingga Abad ke-2000

Himpunan gambar-gambar ini menggambarkan wajah Pasar PPM beserta lingkungannya dari waktu ke waktu, menunjukkan aktivitas dagang serta transformasi desain bangunan kotanya. Ini merupakan rekaman visual signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi setempat.


19. Gambar Calon Bupati Kabupaten Kotawaringin Timur.

Barisan foto formal bupati sepanjang zaman, berawal dari pemimpin pertama sampai periode kontemporer. Seri gambar tersebut menggambarkan kelanjutan kepemimpinan dan evolusi sistem birokrasi pemerintah lokal.


20. Gambaran dan Pematungan Rumah Tradisional.

Karya seni ini diciptakan oleh pembuat setempat guna memperlihatkan keelokan struktur rumah tradisional Dayak beserta corak pahatan uniknya. Ini menjadi tanda dari peninggalan budaya yang terus dipertahankan dan dikembangkan.


21. Kendaraan Pertama Tjilik Riwut.

Mobil jeep lusuh berwarna hijau ini adalah kendaraan yang dulu dipakai oleh Tjilik Riwut, gubernur Kalimantan pertama.

Walaupun tidak lagi bercahaya, kendaraan ini masih menampung cerita tentang petualangan dan mobilitas sang pemimpin terkenal dari Kalimantan Tengah. Noda catnya yang sudah memudar malah semakin mengukuhkan pesona asli dan nilai sejarahnya.


22. Kerangka Ikan Paus.

Rangkaan besar ini merupakan salah satu koleksi yang paling menarik karena jarang terlihat di museum bertemakan hutan.

Ikan paus ini ditemukan terdampar di tepi pantai Ujung Pandaran. Kehadirannya mengindikasikan bahwa Kalimantan pun mempunyai cerita laut yang tidak kalah menariknya.

Kepala UPTD Museum Kayu Sampit, Dwi Astuti Warnani, menyebutkan bahwa terdapat lebih dari empat ratus kumpulan benda bersejarah di dalam museum tersebut.

Produk unggulan koleksinya adalah rangka ikan paus dengan panjang melebihi 20 meter.

“Koleksi total kita mencapai 459 item. Ini meliputi benda-benda bernilai sejarah serta replikanya. Salah satu unggulan kita adalah tulang ikan paus,” ujarnya.

(mif/ram)

JOIN CHANNEL KAMI

Dapatkan Notifikasi Update Info Lowongan Terbaru Melalui :

  1. CHANNEL WHATSAPP
  2. CHANNEL TELEGRAM
  3. POSTINGAN INSTAGRAM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *