Sri Mulyani Jelaskan Rahasia APBN Meraih Surplus Rp 4,3 Triliun

Sri Mulyani Jelaskan Rahasia APBN Meraih Surplus Rp 4,3 Triliun



lowongankerja.asia


,


Jakarta




Setelah mencatat defisit berturut-turut selama tiga bulan, APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) (
APBN
Pada Akhir April 2025 secara akhirnya mencapai surplus. Menteri Keuangan
Sri Mulyani
Indrawati menyatakan bahwa sampai bulan April, anggaran belanja negara mencatat kelebihan sebesar Rp 4,3 triliun atau 0,02 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).


Defisit Anggaran Pendanaan Belum Tuntas Nasional (APBN) muncul ketika pengeluaran pemerintah melebihi pendapatan pemerintah, dan keadaannya berlawanan untuk menciptakan defisit. Berdasarkan penjelasan Sri, kondisi surplus pada APBN timbul akibat adanya percepatan dalam mendapatkan pendapatan oleh negara di mana total belanjanya kurang dari yang telah ditargetkan.


“Sebab pendapatan negara yang terdapat dalam Anggaran Pendanaan dan Belanja Negara (APBN) sudah mencapai hampir 30 persen dari sasarannya sebelum belanjanya hanya naik menjadi 22%, maka posisi APBN pada akhir April menunjukkan surplus,” jelas Sri saat memberikan konferensi pers tentang APBN bulanan di Kantor Kementerian Keuangan, Jumat, 23 Mei 2025.


Di dalam Anggaran Pendanaan Negara Bagi Belanja pada Tahun 2025, pemerintah mengusulkan pengeluaran negara senilai Rp 3.621,3 triliun serta pendapatan negara mencapai Rp 3.005,1 triliun. Akibatnya, defisit perencanaan keuangan ditetapkan menjadi Rp 616,3 triliun.


Sri mengungkapkan bahwa sampai dengan akhir April, total pengeluaran negara mencatatkan angka sebesar Rp 806,2 triliun atau setara dengan 22,3% dari jumlah alokasi dana. Pengeluaran negara ini terbagi menjadi dua bagian utama yaitu belanja pemerintah pusat yang telah di.transfer senilai Rp 546,8 triliun dan bantuan ke daerah sebanyak Rp 259,4 triliun.


Pada sisi pendapatan negara, totalnya telah dicatat sebesar Rp 810,5 triliun atau sudah mencapai 27% dari anggaran yang ditargetkan dalam APBN. Pendapatan ini berasal dari berbagai jenis yaitu pajak senilai Rp 557,1 triliun, serta dana bea masuk dan cukai dengan jumlahRp 100 triliun. Sementara untuk PNBP (Pendapatan Negara Bukan Pajak), nominalnya mencapai Rp 153,3 triliun.


Bendahara menyebutkan bahwa dari Januari sampai Maret, APBN menunjukkan adanya defisit akibat serangkaian masalah, terutama berkaitan dengan pendapatan pajak. “Pada periode tersebut yaitu Januari hingga Maret, kami mencatat ada defisit dan hal ini disebabkan oleh penurunan pendapatan pajak.”



shock



seperti restitusi dan adanya



adjustment t



“Mengenai perhitungan tarif efektif (TER) untuk PPh 21 (Pajak Penghasilan),” jelasnya.

JOIN CHANNEL KAMI

Dapatkan Notifikasi Update Info Lowongan Terbaru Melalui :

  1. CHANNEL WHATSAPP
  2. CHANNEL TELEGRAM
  3. POSTINGAN INSTAGRAM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *