- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
government, history, military, news, politicsgovernment, history, military, news, politics - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
14
Berikut adalah latar belakang dan profil Sutiyoso yang dikenal sebagai Hercules dengan julukan ‘tanah sudah kering’, mendapat dukungan dari mantan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Jenderal Gatot Nurmantyo: Apakah sumbanganmu kepada bangsa ini?
lowongankerja.asia
– Mantan Gubernur DKI Jakarta, Letjen TNI (Purn) Sutiyoso, menerima dukungan kuat dari mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, setelah menghadapi penghinaan oleh Ketua Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB), Hercules Rosario Marshal.
Dengan nada tegas, Hercules menyampaikan permintaannya agar Sutiyoso berhenti memberi komentar tentang ormas. Ia bahkan tanpa ragu mengeluarkan kata-kata yang menyinggung dan melecehkannya.
“Bapak Sutiyoso sebaiknya jangan lagi membicarakan organisasi kemasyarakatan tersebut. cukup sampai disini, jika boleh memberikan pendapat, Anda harus memperhatikan kebersihan mulut Anda karena telah berbau tanah. Jangan mencampuri urusan kami. Mungkin orang lain merasa takut terhadap Bapak Sutiyoso, namun saya tidak,” ujar Hercules ketika hadir dalam persidangan Razman Arif Nasution di Pengadilan Negeri Jakarta Utara pada hari Selasa, 29 April 2025.
Pernyataan itu segera menuai respons keras dari Gatot Nurmantyo. Dalam sebuah video yang tersebar luas di media sosial, Gatot tidak hanya mengecam ucapan Hercules, tetapi juga menyinggung status dan kontribusinya terhadap bangsa.
“Anda berbicara dengan cara yang sangat tak terpuji. Anda sebenarnya adalah seorang preman yang mengaku sebagai bagian dari ormas. Saya punya bukti untuk ini,” kata Gatot dengan nada tegas.
Gatot pun melanjutkan dengan mengkritisi sumbangan Hercules terhadap masyarakat Indonesia.
Dia menegaskan, ‘Kau telah tinggal di negeri ini, tetapi kontribusimu kepada bangsa seperti apakah? Jika kamu menjalani kehidupanmu di sini, hormatilah dengan cara yang baik dan beradab!’
Perkataan Gatot ini menghidupkan kembali minat publik tentang figur Sutiyoso—seorang tokoh militer serta politisi yang sempat menduduki posisi Gubernur DKI Jakarta dalam dua masa jabatan berturut-turut. Bagaimana riwayat hidup Sutiyoso dapat mendorong Gatot untuk ikut campur membela dirinya? Mari kita simak profil komprehensif berikut ini.
Profil Sutiyoso
Sutiyoso merupakan figur militer dan juga aktor dalam bidang politik di Indonesia.
Pangkat tertingginya di TNI adalah Letnan Jenderal atau Letjen.
Pada saat yang sama, posisi terakhirnya merupakan panglima Komando Militer Jaya.
Dikutip dari
TribunnewsWiki.com
, Sutiyoso dilahirkan di Semarang, Jawa Tengah, pada tanggal 6 Desember 1944.
Karir Sutiyoso sudah mengarungi berbagai tantangan dalam dunia militer nasional.
Beberapa posisi penting dalam TNI AD telah pernah disandangnya.
Sutiyoso pernah mengemban tugas sebagai Asisten Personel, Asisten Operasi Kopassus, serta Wakil Komandan Jenderal Kopassus.
Sutiyoso pun pernah diakui sebagai pemimpin regim terunggul se-Indonesia.
Pada tahun tersebut, dia bertugas sebagai Kepala Staf Kodam Jaya di 1994.
Pencapaian yang diraih Sutiyoso kemudian mengantarkannya ke posisi sebagai Panglima Kodam Jaya.
Selama menjabat sebagai Panglima Kodam Jaya, popularitasnya meningkat pesat terutama karena acara Coffee Morning yang diadakan.
Melalui acara bulanan tersebut, Sutiyoso mengadakan diskusi bersama para tetua dan tokoh masyarakat terkait keamanan di ibukota.
Setelah pensiun, Sutiyoso melanjutkan karirnya di bidang politik.
Ia meraih kesuksesan dalam dunia politik dengan menjabat sebagai Gubernur Jakarta untuk dua masa jabatan berturut-turut; yang pertama dari tahun 1997 hingga 2002, disusul oleh periode keduanya mulai 2002 sampai 2007.
Sutiyoso terkenal pula sebagai gubernur jakarta yang memperkenalkan sistem busway.
Bus Transjakarta diperkenalkan sebagai jaringan transportasi utama di ibukota pada tanggal 15 Januari 2004.
Di luar posisi sebagai Gubernur Jakarta, Sutiyoso juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI).
Sutiyoso menduduki jabatan tersebut dari tahun 2004 hingga 2008.
Di samping itu, dia juga dipilih dengan standing ovation menjadi Ketua Umum ORARI (Organisasi Amatir Radio Indonesia) untuk periode kepengurusan tahun 2006 hingga 2011.
Sutiyoso juga sempat menjadi bagian dari Partai Keadilan Persatuan (PKP), partai yang didirikan oleh Jenderal TNI (Purn) Edy Sudrajat.
Kelak, PKP mengalami perubahan nama menjadi Partai Keadilan Persatuan Indonesia (PKPI).
Sutiyoso pernah menjadi Ketua Umum PKPI untuk masa jabatan tahun 2010 hingga 2015.
Dalam Pemilihan Presiden tahun 2014, PKPI termasuk salah satu partai yang mendukung pasangan Jokowi-JK.
Setelah Jokowi dipilih sebagai presiden, ia memilih Sutiyoso untuk menjadi Kepala Badan Intelijen Negara (BIN).
Sutiyoso diangkat sebagai kepala BIN pada tanggal 8 Juli 2015.
Posisi itu disandang oleh Sutiyoso selama satu tahun, kemudian digalihkan kepada Budi Gunawan.
Berikut ini adalah rincian mengenai sejarah karir yang telah dilalui oleh Sutiyoso.
– Staf Kepersonal Kopassus, tahun 1988
– Kepala Staf Operasional Kopassus, 1990
– Ajudante Cheff Staf Operasional Komando Strategis Angkatan Darat, tahun 1991
– Deputy Commander of Kopassus, 1992
– Komandan Korem 062
– Suryakencana, Bogor, 1993
– Ketua Staf Kodam Jaya pada Maret 1994
– Komandan Militer Wilayah Jaya, April 1996
– Presiden Umum PB PERBAKIN, 1997-2001
– Gubernur Provinsi Ibu Kota Jakarta dari tahun 1997 hingga 2002
– Gubernur Provinsi Ibu Kota DKI Jakarta dari tahun 2002 hingga 2007
– Pembina Persija Jakarta
– Ketua Umum PB PERBASI hingga tahun 2004
– Pimpinan Utama Damai Indah Golf
– Ketua Umum Independent Golf
– Presiden Umum PB PBSI, 2004-2008
– Presiden Federasi Pemda Se-Indonesia
– Kepala BIN, 2015-2016
(Tribun Newsmaker / Tribunnews.com / Rakli) (TribunnewsWiki.com / Ahmad Nur Rosikin)