Serangan Israel Menewaskan Jurnalis yang Dirawat di Rumah Sakit Gaza

Serangan Israel Menewaskan Jurnalis yang Dirawat di Rumah Sakit Gaza


Jakarta, IDN Times

– Tentara Israel melakukan pengeboman udara terhadap Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Gaza bagian selatan, pada hari Selasa (13/5/2025). Laporan menyatakan dua orang meninggal dunia, salah satunya adalah jurnalis Palestina yang bernama Hassan Eslaih.

Kantor Media Pemerintah Gaza melaporkan bahwa Eslaih meninggal dunia ketika dirawat di departemen kebakaran Rumah Sakit Nasser. Orang tersebut menderita cedera berat karena serangan dari pihak Israel pada bulan April sebelumnya yang menyerang tenda milik pers di dekat tempat yang sama. Serangan ini juga merenggut nyawa dua wartawan dengan beberapa korban lainnya cidera.

Di postingan di aplikasi Telegram, tentara Israel menyatakan bahwa mereka telah menyerang fasilitas perintilan dan pengendalian Hamas yang terletak di dalam kompleks rumah sakit itu.

“Tempat itu dipakai oleh kelompok ekstremis untuk menyusun dan menjalankan serangan terhadap penduduk biasa serta anggota tentara Israel,” demikian pernyataan militer, namun tidak mengedarkan bukti apapun yang bisa memperkuat tuduhannya.

1. Eslaih disalahkan karena dianggap sebagai aktivis Hamas

Eslaih merupakan kepala redaksi Kantor Berita Alam24 dan juga wartawan lepas yang sudah memberikan kontribusinya kepada beberapa institusi pers global. Dia telah menjadi target serangan dalam media massa Israel untuk waktu yang cukup lama, utamanya disebabkan oleh peliputannya dari barisan terdepan tentang serbuan Hamas ke wilayah selatan Israel pada tanggal 7 Oktober 2023. Pihak Israel mengklaim bahwa Eslaih adalah bagian dari kelompok militan Hamas; akan tetapi, ia dengan tegas membantah hal itu.

“Dengan rasa duka dan belasungkawa yang mendalam, Kantor Berita Alam24 mengucapkan turut berduka cita atas kepunahan Direktur mereka, Jurnalis Hassan Abdel Fattah Eslaih, akibat insiden penyerangan udara oleh Israel yang mengejar kompleks medis Nasser di Khan Younis baru-baru ini,” sebagaimana disampaikan Alam24.

Untuk teman-temannya, Eslaih adalah seorang pembimbing serta figur penting dalam kehidupan para mahasiswa calon jurnalis.

“Dia selalu menjadi salah satu individu yang aktif dalam mendukung rekannya, menyediakan bahan-bahan bagi mereka, mengusulkan beberapa nama, serta memberikan saran tentang lokasi-lokasi di mana kita dapat berkumpul untuk proses pengambilan gambar,” jelas Ahmed Aziz, seorang kontributor dari Middle East Eye.

2. Israel telah menyerang 36 rumah sakit di berbagai wilayah Gaza mulai Oktober 2023.

Abu Ghali, yang bekerja di Rumah Sakit Nasser, menyebutkan bahwa Israel telah melakukan serangan tanpa pilih kasih, tidak membeda-bedakan antara penduduk sipil dengan target militer.

“Rumah sakit umum ini selalu menerima pasien luka setiap waktu,” katanya.

Kementerian Kesehatan Palestina turut mengutuk serangan terhadap pasien di rumah sakit dan mendeskripsikannya sebagai tindakan kriminal yang sangat kejam.

“Pencarian berkelanjutan terhadap rumah sakit, mencakup pula penguntitan serta pembantaian terhadap para pasien cidera di area perawatan, adalah bukti langsung tentang tujuan pendudukan yang direncanakan dengan sengaja guna menghasilkan dampak merusak sebesar-besarnya kepada infrastruktur pelayanan medis,” demikian dinyatakan oleh departemen itu dalam rilisnya seperti dilansir dari
Middle East Eye.

Petugas dari Gaza mengatakan bahwa Israel sudah melepaskan bom dan membakar setidaknya 36 rumah sakit di berbagai daerah sejak konflik pecah pada bulan Oktober tahun 2023. Sesuai dengan Konvensi Geneve tahun 1949, serangan terhadap instalasi kesehatan, personel medis, serta pasien adalah pelanggaran hukum internasional.

3. Total wartawan Palestina yang tewas akibat serangan tentara Israel sebanyak 215 orang.

Setelah kematian Esaily, total jurnalis Palestina yang terbunuh oleh pasukan Israel semenjak permulaan perang meningkat menjadi 215 jiwa. Berdasarkan pelaporan Institute for International and Social Studies Watson, operasi militer Israel di Gaza dinamakan sebagai pertempuran paling berbahaya bagi pers, dikarenakan banyaknya staf media yang gugur dalam konflik tersebut.

“Kedua kejahatan tersebut menggambarkan usaha terencana untuk menyasar jurnalis Palestina – bukan saja ketika mereka sedang bekerja di lapangan, melainkan bahkan saat mereka dirawat di rumah sakit,” demikian keterangan Kantor Media Pemerintahan Gaza sebagaimana dilaporkan.
Al Jazeera.

Mereka meminta Federasi Jurnalis Dunia, Serikat Jurnalis Arab, serta semua asosiasi media global lainnya untuk mengutuk tindakan yang dilakukan oleh Israel dan mendorong agar kasus tersebut dibawa ke depan pengadilan internasional.

JOIN CHANNEL KAMI

Dapatkan Notifikasi Update Info Lowongan Terbaru Melalui :

  1. CHANNEL WHATSAPP
  2. CHANNEL TELEGRAM
  3. POSTINGAN INSTAGRAM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *