Seminar IAI-IFAC: Diskusi Mendalam tentang Gejolak Ekonomi dan Ketidakpastian Global

lowongankerja.asia

Tidak pastinya ekonomi dunia tetap menjadi ancaman dan menimbulkan goncangan. Hal ini terjadi setelah adanya ketegangan geopolitis, gangguan teknologi, serta krisis lingkungan hidup semakin meningkatkan ketidakteraturan dalam bidang ekonomi. Ketidakstabilan ekonomi tersebut berpengaruh secara luas ke seluruh sektor perekonomian nasional.

Diskusi tersebut muncul pada konferensi internasional yang digagas oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), berkolaborasi bersama International Federation of Accountants (IFAC) serta Bursa Efek Indonesia (BEI) di ruang utama BEI, Jumat (23/5/2025).

Ketua Dewan Pengurus Nasional (DPN) IAI Ardan Adiperdana pada pidatonya menekankan bahwa para akuntan memiliki peranan vital dalam menciptakan prilaku korporasi yang baik serta melindungi integritas dari sistem keuangan. Lewat tanggung jawab mereka untuk merumuskan, memeriksa, dan menganalisa laporan finansial beserta pelaporan tentang keberlanjutan bisnis, akuntan turut mendukung proses pengambilan keputusan bermutu tinggi sekaligus meningkatkan keyakinan publik akan perekonomian tersebut.

Implementasi standar laporan berkelanjutan seragam di tingkat dunia, seperti IFRS S1 dan S2, makin menggarisbawahi pentingnya keterampilan para akuntan dalam menyampaikan informasi tentang risiko iklim dan lingkungan.

Pada saat yang sama, Presiden IFAC Jean Bouquot menggarisbawahi signifikansi kontribusi profesional akuntan dalam merespons tantangan ekonomi dunia, dengan fokus pada tiga topik inti: berkelanjutannya bisnis (sustainability), pemberian dukungan kepada badan usaha kecil dan menengah (UKM), serta penatausahaan finansial di sektor publik.

“Dalam setiap satu dari tiga bidang tersebut, pekerjaan kami memainkan peranan yang amat signifikan—peran ini bahkan menjadi lebih krusial pada periode-periode tak menentu seperti saat ini,” jelas Bouquot.

Pada pidato pembukaannya, Bouquot menggarisbawahi bahwa aspek penting yang menjadikan pekerjaan akuntan unik dibandingkan dengan profesi lain adalah etos kerja mereka. “Kemandirian, sikap tidak mudah percaya tanpa bukti, serta kesungguhan hati merupakan ciri fundamental yang mencerminkan identitas kami. Kebijaksanaan seperti itu telah membentuk citra keandalan dalam dunia profesion ini dan membuat posisi kita menjadi sentral dalam ekonomi, jaringan finansial, dan sejumlah lembaga,” tambahnya.

Bouquot juga menekankan bahwa keyakinan masyarakat merupakan hal yang perlu selalu dirawat—notakan hanya sebagai sesuatu yang dapat diambil dengan mudah.

Bouquot menyarankan agar semua pihak terkait bekerja sama dengan erat. “Kami merupakan bagian dari sebuah ekosistem. Menghadapi ketidakstabilan di skala global memerlukan usaha bersama dan terpadu dari berbagai sektor dalam masyarakat. Oleh karena itu, saya mengundang para mitra serta stakeholder lainnya untuk bergantung pada profesional akuntansi dan maju bersama menuju masa depan,” tegas Bouquot.

Kedatangan rombongan IFAC kali ini sangatlah signifikan mengingat IAI bakal menyelenggarakan IFAC Connect Asia di bulan Desember tahun 2025, seiring pula dengan merayakannya ulang tahun ke-68. Perhelatan internasional tersebut nantinya akan menjadi titik balik penting guna meningkatkan diskusi antar bangsa demi membentuk profesion akuntansi yang lebih kuat, fleksibel, serta lestari.

Di penutup pidatonya, Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Ardan Adiperdana mengulangi tekad IAI untuk tetap bekerja sama dengan seluruh pihak terkait guna meningkatkan profesionalisme akuntansi di negara ini agar menjadi lebih handal, fleksibel, serta bersaing secara global demi kebaikan masyarakat umum dan kelangsungan ekonomi Indonesia.

“Akuntan modern berperan sebagai agen transformasi. Mereka membantu organisasi memandang lebih dari sekadar angka, menyediakan panduan arah dalam situasi yang tidak pasti,” tegas Ardan.