- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
economic policy, economics, government, politics, politics and governmenteconomic policy, economics, government, politics, politics and government - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
4
PRMEDAN
— Menghadapi ancaman perlambatan ekonomi dunia serta menjelang masa liburan sekolah, pemerintah Indonesia telah merilis serangkaian kebijakan ekonomi baru yang akan memberikan manfaat kepada seluruh kelompok masyarakat sejak bulan Juni tahun 2025 mendatang.
Tanpa setengah-setengah, jumlah dana yang disalurkan secara keseluruhan mencapai
Rp24,44 triliun
, bertujuan untuk meningkatkan konsumsi dalam negeri serta melindungi kemampuan masyarakat dalam berbelanja, terutama bagi kelompok yang rentan.
Kebijakan ini diumumkan Presiden
Prabowo Subianto
pada pertemuan tertutup di Istana Presiden Jakarta tanggal 27 Mei 2025. Menghadiri bersama antara lain adalah Menteri Keuangan
Sri Mulyani
, Menteri BUMN
Erick Thohir
, dan Menteri Sosial
Saifullah Yusuf
.
“Langkah ini tidak sekadar menjadi pengaman untuk jangka pendek, melainkan sebagai elemen penting dalam skema yang lebih luas untuk mempertahankan kemajuan perekonomian Indonesia,” tandas Sri Mulyani.
1. Angkutan Hemat, Perjalanan Makin Terjangkau
Kemudahan pergerakan masyarakat saat masa libur sekolah akan meningkat seiring dengan adanya diskon besar-besaran pada beragam jenis sarana transportasi.
-
Potongan harga 30% untuk karcis kereta api
menyasar sekitar 2,8 juta penumpang. -
PPN 6% ditanggung pemerintah
Untuk tiket penerbangan kelas ekonomi, membantu sekitar 6 juta calon penumpang udara. -
Harga tiket kapal laut berkurang sampai 50%.
menyasar sekitar 500 ribu wisatawan laut.
Jumlah total dana yang dialokasikan untuk proyek ini sampai sejauh ini adalah hingga
Rp940 miliar
Dan akan berlangsung selama dua bulan lengkap.
2. Jalur Cepat dengan Potongan Harga, Tak Membebani Anggaran Pemerintah
Kreatif dan teratur— begitulah strategi pemerintah dalam mengelola sektor jalan tol. Dengan tidak menambah beban keuangan negara,
Diskon biaya jalan bebas hambatan sebanyak 20%
akan diberikan kepada sekitar
110 juta kendaraan
pada bulan Juni dan Juli tahun 2025.
Kebijakan ini terbentuk melalui kerjasama antara Kementerian PUPR dan BUJT (Badan Usaha Jalan Tol) dengan jumlah insentif yang mencapai
Rp650 miliar
.
3. Bantuan Sosial Diperbesar: Uang dan Makanan
Bagi
18,3 juta rumah tangga yang mendapat manfaat (RTM)
, musim liburan kali ini terasa jauh lebih ringan. Dalam waktu dua bulan ke depan, mereka akan mendapatkan:
-
Rp200 ribu per bulan
dalam bentuk tunai, -
10 kg beras setiap bulan
,membawa total bantuan menjadi
Rp400 ribu serta 20 kilogram beras
per KPM.
Pemerintah mengalokasikan
Rp11,93 triliun
Untuk program ini, uang tunai akan dikeluarkan melalui Kemensos, sedangkan bantuan berupa makanan akan diproses oleh Badan Pangan Nasional bersama dengan Kementerian Pertanian.
4. Tidak Mendapatkan Diskon Listrik, Pemerintah Menyalurkan BSU
Rencana awal pemberian
diskon 50% tarif listrik
Untuk 79 juta pelanggan yang tidak terwujud, namun pemerintah dengan sigap menyesuaikan diri: alokasi dana dipindahkan ke sektor lainnya.
Bantuan Subsidi Upah (BSU)
yang sudah lebih siap dari segi administrasi.
Sebanyak
17,3 juta karyawan yang bekerja secara resmi memiliki pendapatan kurang dari 3,5 juta rupiah.
, termasuk
3,4 juta guru honorer
, akan menerima
Rp300 ribu
Langsung pada bulan Juni. Dana yang dicairkan:
Rp10,72 triliun
.
“Kita sudah punya data BPJS Ketenagakerjaan yang bersih. Program ini langsung bisa dieksekusi,” ujar Sri Mulyani.
5. Potongan Biaya JKK bagi Tenaga Kerja yang Banyak Dikerjakan
Dari Agustus sampai Januari 2026, pihak berwenang berencana untuk mengurangi subsidi tersebut.
iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
sebesar 50% bagi para pekerja di sektor padat karya. Ini bukan beban baru bagi APBN karena bersumber dari skema non-anggaran negara.
Dengan anggaran
Rp200 miliar
, kebijakan ini diperkirakan dapat mengurangi biaya produksi serta mempertahankan jumlah pekerja di bidang industri.
Mengelola Ekonomi Saat Menghadapi Ribut
Kelima langkah ini bukan sekadar respons musiman. Pemerintah menggarisbawahi bahwa menjaga
konsumsi rumah tangga
—pilar utama Produk Domestik Bruto nasional—adalah kuncinya dalam menyelesaikan tekanan ekonomi global.
Liburan tidak hanya tentang istirahat, namun juga merupakan kesempatan penting untuk memacu roda perekonomian orang banyak. Kami ingin menjamin bahwa warga terus aktif, melanjutkan pengeluaran mereka, dan tetap berkarya,” demikian penjelasan Menteri Keuangan.