- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
art, artificial intelligence, artwork, visual artists, visual artsart, artificial intelligence, artwork, visual artists, visual arts - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
13
– Penemuan luar biasa baru-baru ini mencengangkan dunia kesenian klasik. Kecerdasan buatan (AI) telah memperlihatkan elemen tersembunyi di balik lukisan populer Madonna della Rosa yang hingga kini tidak disadari oleh banyak orang—termasuk kurator dan ahli sejarah seni ternama. Akibatnya, salah satu karakter dalam gambar tersebut mungkin tak dibuat tangan Raphael, sang tokoh utama era Renaissance Italia.
Lukisan Madonna della Rosa (juga dikenal sebagai Madonna of the Rose), yang dipercaya diciptakan sekitar tahun 1518 sampai 1520, sudah lama memicu diskusi di kalangan ahli seni. Saat ini, perhatian besar terfokus pada tokoh St. Joseph yang ada di pojok kiri atas gambar tersebut. Walaupun karya ini biasanya disetujui berasal dari tangan Raphael, mutunya dalam menggambarkan wajah Saint Joseph dinilai kurang sempurna jika dibandingkan dengan karakter-karakter lain seperti Virgin Mary, bayi Jesus, serta Saint John.
AI Menyelami Lebih Jauh daripada Pandangan Manusia
Peneliti-peneliti asal Inggris dan AS, dengan ketua adalah profesor matematika dan ahli komputasi Hassan Ugail dari Universitas Bradford, menciptakan suatu algoritme kecerdasan buatan spesifik guna menganalisis lebih dalam tentang gaya melukis Raphael. Dalam proses ini, mereka memprogram ulang jaringan syaraf buatan menggunakan gambar-gambar hasil pelukisan yang sudah diketahui autentiksinya milik Raphael. Hal tersebut bertujuan agar sistem dapat mendeteksi ciri-ciri unik sang maestro mulai dari gerakan kuasnya, skema pewarnaannya, sampai metode penggunaan bayangan pada karyanya.
“Komputer mampu mengamati hal-hal yang lebih detail dibandingkan dengan mata manusia, bahkan sampai ke level mikro,” terang Ugail ketika temuan penelitian tersebut diumumkan pada tahun 2023.
Teknologi yang diterapkan mencakup penyesuaian pada struktur kecerdasan buatan milik Microsoft yaitu ResNet50, lalu dikombinasikan dengan pendekatan pembelajaran mesin klasik berupa metode Support Vector Machine (SVM). Pendekatan ini sudah menunjukkan kapabilitas dalam mendeteksi karya seni oleh Raphael dengan ketepatan sebesar 98%.
Analisis Wajah demi Wajah
Menariknya, metode yang digunakan dalam penelitian ini bukan hanya fokus pada analisis seluruh lukisan, tetapi juga melakukan pemeriksaan terperinci atas setiap elemen wajah di dalamnya. Temuan tersebut menyatakan bahwa Madonna, si bayi, serta Santo Yohanes dikonfirmasi sebagai hasil kerja asli Raphael. Akan tetapi, wajah Santo Yoseph justru berbeda dengan temuan sebelumnya.
Saat kami melakukan pengujian terhadap karya completa della Rosa, hasilnya kurang meyakinkan,” ungkap Ugail. “Tapi ketika kami memeriksa komponen-komponennya satu per satu, Joseph menjadi elemen yang paling mencurigakan untuk tidak berasal dari tangan Raphael.
Petualangan Si Pelajar: Giulio Romano?
Para ahli menduga bahwa wajah Santo Yoseph mungkin dilukis oleh Giulio Romano, murid Raphael yang terkenal. Namun, hal ini belum bisa dipastikan secara definitif. Yang jelas, teknologi modern—khususnya AI—kembali menunjukkan potensinya dalam membongkar misteri seni klasik yang telah bertahan berabad-abad.
Temuan ini tentu menimbulkan pertanyaan tentang peran AI dalam dunia seni. Namun Ugail menegaskan bahwa kecerdasan buatan bukanlah ancaman bagi para ahli seni.
“Ini bukan soal AI menggantikan pekerjaan manusia,” katanya. “Proses autentikasi karya seni melibatkan banyak aspek, dari asal-usul (provenance), pigmen yang digunakan, kondisi lukisan, dan sebagainya. Namun, perangkat lunak seperti ini bisa menjadi salah satu alat bantu dalam proses tersebut.”
Penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal Heritage Science, dan menjadi contoh bagaimana sains dan teknologi kini menjadi sekutu penting dalam memahami dan menjaga warisan budaya dunia.