Sekolah Ambruk: Siswa SDN 1 Babakan Talang Belajar Lesehan Selama Lebih dari Satu Tahun

Sekolah Ambruk: Siswa SDN 1 Babakan Talang Belajar Lesehan Selama Lebih dari Satu Tahun

Sekolah Ambruk: Siswa SDN 1 Babakan Talang Belajar Lesehan Selama Lebih dari Satu Tahun


PIKIRAN RAKYAT

– Lebih dari satu tahun aktivitas pembelajaran dan pengajaran tidak berjalan seperti semestinya di SDN 1 Babakan Talang, Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat. Gedung sekolah tersebut runtuh akibat adanya gerakan tanah. Saat ini, beberapa muridnya menuntut ilmu dalam ruang kelas sementara yang memiliki posisi duduk lesu bersamaan dengan area yang dipisahkan oleh rak-rak.

Dua instruktur dari dua kelompok pembelajaran yang berlainan sepertinya telah memahami bagaimana cara melanjutkan pengajaran di dalam lingkungan kelas yang sempit. Keduanya menggunakan area yang sama ketika menyampaikan materi kepada para pelajarnya secara bergantian. Benar-benar sebuah tempat yang seharusnya digunakan sebagai pusat pendidikan bagi grup tertentu justru menjadi fasilitas serempak untuk dua komunitas belajar ini. Sehingga mereka harus pintar-pintar merencanakan supaya proses mendapatkan ilmu pengetahuan tetap dapat terjadi tanpa ada gangguan antara kedua belah pihak ataupun dirugikan sendiri-sendiri. Antara lain adalah dengan beralihan giliran memberikan petunjuk dan menjawab pertanyaan.

Jika salah satu guru menerangkan kepada siswa kelasnya, guru lain di dekatnya menulis di papan tulis diikuti muridnya yang mencatat di buku. Demikianlah yang terjadi di ruang kelas darurat SDN 1 Babakan Talang yang berlokasi di Kampung Pasirmalang, Desa Cibedug. Saat

Pikiran Rakyat

Mengunjungi sekolah tersebut pada hari Rabu, 7 Mei 2025, kedua guru terlihat bekerja sama dalam menghadapi tantangan keterbatasan ruang. Saat Yusep Mulyana, sang guru untuk kelas IV, sedang asik menulis di papan tulis, maka Acep Supriatna, yang merupakan guru untuk kelas V, menjelaskan kepada murid-muridnya.

Dengan metode demikian, proses pembelajaran di satu ruangan tidak mengganggu satu sama lain. Dua grup siswa dari kelas berbeda yang diajari oleh mereka seolah-olah ada dalam situasi yang berbeda pula. Sebab, para murid kelas V harus belajar sambil bersila atau duduk di lantai tanpa menggunakan kursi, hanya dengan sebuah meja kecil di hadapan mereka. Sementara itu, siswa kelas IV bisa belajar dengan menggunakan meja dan tempat Duduk yang memadai.

Keterbatasan lain juga terlihat di ruangan kelas sebelahnya. Ruangan tersebut disekat menggunakan lemari. Bagian sebelah kirinya dipakai untuk ruangan kelas III. Sementara di sebelah kanan, digunakan sebagai kantor/ruangan guru. Berbagai keterbatasan tersebut dialami para siswa dan guru setelah mereka pindah ke ruang kelas darurat itu sekira Januari 2025.

Mereka tak memiliki sekolah selepas bangunannya ambruk akibat pergeseran tanah lebih dari setahun yang lalu. Dedi Juanda, guru olahraga SDN Neglasari mengungkapkan, ruang kelas darurat tersebut merupakan bantuan dari Kementerian Pendidikan. Hanya ada tiga ruangan yang tersedia di ruang kelas darurat itu. Tak ayal, siswa berbeda kelas terpaksa belajar di satu ruangan yang sama. Untuk kelas V dan VI, tutur Dedi, kadang-kadang menumpang belajar di SD Langensari pada Kamis dan Sabtu atau kondisi cuaca buruk seperti hujan lebat dan lainnya.

“Yang penting mah pembelajaran
barudak
(siswa) tidak terbengkalai,” kata Dedi kepada Pikiran Rakyat di sekolah tersebut, Rabu siang. Meski begitu, kendala-kendala dirasakan guru dengan kondisi serba terbatas itu. “Lebih susah ke mendisiplinkan anak,” ujar Acep Supriatna. Pembelajaran pun jadi kurang kondusif. Untuk murid kelas I dan II yang belajar bergantian pagi dan siang misalnya.

“Melihat yang lain pulang, mereka yang baru tiba pun akhirnya ingin ikutan,” katanya. Proses penyampaian materi pelajaran menjadi kurang optimal dikarenakan batas kapasitas ruangan. Menurut Acep, para siswa kelas IV, V, dan VI mestinya mengikuti pelajaran di SD Langensari. Tetapi karena jarak tersebut berkisar lima kilometer atau cukup jauh bagi rumah-rumah anak didik, beberapa siswa lebih memilih untuk tidak datang ke sekolah. Meski demikian, proses pengajaran masih dilanjutkan semaksimal mungkin dalam kondisi ruang kelas darurat seperti itu.

Acep menginginkan agar pihak pemerintahan cepat merancang dan mendirikan sebuah sekolah baru guna menempati lokasi bekas gedung sekolah tua yang sudah runtuh di wilayah Cigombong, desa Cibedug. Ia berkata, “Bila memungkinkan (sebaiknya diselesaikan) sebelum pembukaan semester pertama.” Menggunakan fasilitas sementara juga berpengaruh pada ketertarikan para orang tua murid dalam mendaftarkan putra-putrinya ke Sekolah Dasar Negeri 1 Babakan Talang menjadi lebih rendah. Ketika mereka tiba untuk melakukan proses registrasi, beberapa penduduk bertanya-tanya tentang waktu penyelesaian pembuatan bangunan sekolah tersebut.

Di luar ketertarikan yang merosot, jumlah murid juga semakin berkurang. Seperti dijelaskan oleh Acep, ada beberapa yang pindah. Pada saat ini, total siswa di SD 1 Babakan Talang hanya sebanyak 90 orang.

Selagi itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Karawang Baru (KKB), Asep Dendih, mengonfirmasikan bahwa siswa-siswa Sekolah Dasar tersebut tetap menjalani pelajaran mereka di ruangan darurat. Terkait dengan proyek konstruksi bangunan sekolah baru sebagai ganti struktur lama yang roboh, Asep menyampaikan bahwa pihaknya saat ini sedang menunggu hasil analisis dari Badan Geologi. Analisis ini diperlukan guna memverifikasi apakah tanah pada situs pembangunan gedung pendidikan alternatif tersebut sudah layak dan aman digunakan. “Khawatir jika sekarang langsung dibuat akan hancur juga,” ungkap Asep lewat panggilan telepon seluler.
Asep pun menerangkan lebih lanjut bahwa Direktorat Pendidikan KKB telah merencanakan alokasi anggaran bagi penilaian pelepasan hak atas tanah. “Pembangunan nantinya akan didukung oleh Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pusat,” jelasnya.

JOIN CHANNEL KAMI

Dapatkan Notifikasi Update Info Lowongan Terbaru Melalui :

  1. CHANNEL WHATSAPP
  2. CHANNEL TELEGRAM
  3. POSTINGAN INSTAGRAM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *