Sederet Menteri Kabinet Merah Putih Tuai Kontroversi Menurut Riset di Media Sosial

Sederet Menteri Kabinet Merah Putih Tuai Kontroversi Menurut Riset di Media Sosial


lowongankerja.asia

– Saat ini, platform media sosial telah berubah menjadi arena evaluasi bagi masyarakat atas performa pemerintahan, terlebih lagi untuk sejumlah menteri yang mendukung Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran Rakabuming Raka dalam Kabinet Merah Putih.

Penilaian tersebut dijalankan oleh Indonesia Social Insight (IDSIGHT), yang mengkaji respons pengguna media sosial terhadap akun-akun resmi para menteri/ kepala lembaga atau kementerian/badan tertentu. Data yang diperiksa meliputi unggahan dari berbagai platform seperti Instagram, X/Twitter, Facebook Page, serta TikTok dalam periode antara 6 hingga 15 April 2025.

Menurut laporan Data Digital Indonesia 2024, keempat platform media sosial tersebut paling banyak digunakan masyarakat Indonesia. Dengan karakteristik pengguna tiap platform berbeda-beda, kombinasinya diharapkan bisa menghasilkan gambaran yang lebih objektif.

Akhirnya, Kepala Kantor Komunikasi Presiden atau PCO Hasan Nasbih menerima evaluasi yang sangat rendah sebesar 75,3%. Berdasarkan pernyataan dari Direktur Komunikasi IDSIGHT John Santosa, pandangan buruk tentang Hasan Nasbih timbul selama adanya seruan protes oleh para pelajar yang menentang usulan penyegaran Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia (TNI), dengan alasan mereka khawatir akan kembali berlakunya sistem dwifungsi layaknya era Orba. Keadaan semakin memburuk setelah diterimanya ancaman dalam bentuk kiriman boks berisi kepala babi serta jasad Tikus di kantor suratkabar Tempo. Situasi tersebut telah mengundang keprihatinan luas bagi publik.

“Dalam penilaian setengah tahun kekuasaan Prabowo-Gibran, area komunikasi publik serta berbagai perselisihan yang melibatkan sejumlah menteri harus mendapatkan revisi,” jelas John Santosa dari Jakarta pada hari Jumat (25/4).

Beberapa nama lain yang menerima kritikan selama masa pemerintahan enam bulan Prabowo-Gibran juga mirip dengan sebelumnya. Ini meliputi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia (71,6%), Menteri Desa dan Pembangunan Wilayah tertinggal Yandri Susanto (67,2%) serta Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi (60,8%).

John Santosa menyebutkan bahwa Presiden Prabowo Subianto mengakui ketidakmampuan beberapa pengikutnya, banyak di antaranya merupakan wajah-wajah baru dalam pemerintahan, yang sering kali menyebabkan kesalahan komunikasi dan menciptakan pandangan buruk di mata masyarakat.

“Pernyataan tersebut dikemukakan Prabowo ketika melakukan dialog dengan beberapa jurnalis senior di Hambalang, sambil mengklarifikasi pandangan yang menyebutkan bahwa Prabwoo tidak menerima kritik dan akan membatasi kebebasan pers,” tegas Johan.

Prabowo beberapa kali mengulangi pentingnya memberitahu publik dengan akurat tentang program utama dan pencapaian-pencapaian dari pemerintah. “Di awal langkah pemerintahan ini, Prabowo memperkenalkan program andalan seperti makan bergizi gratis (MBG) dan cek kesehatan gratis (CKG), selain itu ada juga keputusan untuk meningkatkan efisiensi dalam penganggaran,” ungkap Johan.

Salah satu program prioritas yang harus dipromosikan secara lebih luas adalah mendirikan 80.000 Koperasi Desa Merah Putih serta membangun 3 juta hunian baru. “Persepsi tentang koperasi perlu ditinggikan lagi dan pemerintahan harus mengambil pelajaran dari eksperimen dengan KUD (Koperasi Unit Desa) dan BUMDES (Badan Usaha Milik Desa) pada masa lalu,” jelaskan Johan.

Penyusunan struktur kerja untuk perkoperasian di daerah merupakan tanggung jawab dari Menkop Budi Arie dan Mendes Yandri Susanto, dengan dukungan penuh dari para menteri lainnya termasuk Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono. Sedangkan program pembangunan 3 juta unit hunian dipimpin langsung oleh Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait.

Tokoh-tokoh tersebut dianggap kontroversial sehingga diperlukan kewaspadaan untuk menghindari dampak besar pada keputusan yang dibuat,” tambah Johan. Maruarar mendapat penilaian negatif sebesar 64,1%, sementara Trenggono mencapai 50,3%. Selain mereka, Menteri HAM Natalius Pigai juga mendapatkan penilaian negatif sebanyak 55,1%.

Beberapa nama lain yang menerima penilaian kurang baik meliputi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Rini Widyantini dengan skor 57,7%, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq berada di angka 52,8%, serta Menteri Ketenagakerjaan Yassierli memiliki nilai sebesar 47,5%.

“Masih banyak orang yang menjadikan profesi sebagai Pegawai Negeri Sipil atau Aparatur Sipil Negara karena kesulitan dalam menemukan pekerjaan serta meningkatnya jumlah pemutusan hubungan kerja,” tambah Johan. Setelah terdapat kekhawatiran dari calon peserta, pemerintah pun mengambil langkah untuk mempercepat proses penempatan Calon Pegawai Negeri Sipil.

Deretan pemutusan hubungan kerja muncul di bidang tekstil, termasuk perusahaan besar seperti Sritex juga merasakan getekannya. Konflik perdagangan akibat dari kebijakan tariff balasan yang dikeluarkan oleh Presiden AS Donald Trump menjadi khawatiran bisa mempengaruhi industri tenaga kerja intensif.

(*)

JOIN CHANNEL KAMI

Dapatkan Notifikasi Update Info Lowongan Terbaru Melalui :

  1. CHANNEL WHATSAPP
  2. CHANNEL TELEGRAM
  3. POSTINGAN INSTAGRAM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *