Satria Mantan Marinir TNI AL Bergabung dengan Militer Rusia, Sindir Negara Konoha Setelah Ditolak Kewarganegaraannya


lowongankerja.asia

Satria Arta Kumbara, sebelumnya anggota Marinir TNI AL, saat ini berkarier sebagai tentara di Russia.

Dia turun ke lapangan perang menghadapi Ukraina.

Karena keputusan tersebut, status Satria yang merupakan Warga Negara Indonesia (WNI) dihapuskan.

Satria sudah kehilangan haknya untuk menerima layanan publik di Indonesia meskipun dia masih seorang Warga Negara Indonesia (WNI).

Setelah ditelusuri lebih lanjut, Satria Arta Kumbara tiba di Rusia tanpa izin resmi.

Menteri Hukum, Supratman Andi Agtas, menyebut bahwa pencopotan status WNI Satria dilakukan sesuai dengan peraturan yang ada di dalam negeri.

Diketahui Satria tidak memiliki persetujuan Presiden untuk ikut dalam tentara luar negeri.

Dia pun sudah diberhentikan dari kesatuan TNI AL karena perbuatan menduakan kepercayaan atau meninggalkan kewajiban sejak tanggal 13 Juni 2022.

Sehingga, menurut Andi, berdasarkan ketentuan hukum, status WNI dari Satria telah terhapus.

Hukum kita pun demikian, harusnya tak diizinkan.

Untuk orang-orang yang melakukannya tanpa persetujuan Presiden, sebab jika ingin berpartisipasi secara aktif sebagai tentara asing, menurut Undang-Undang dan Peraturan Pemerintahan kita, harus mendapatkan izin dari Presiden,” ungkap Andi Agtas, pada hari Rabu (14/5/2025).

“Bila ia tak memiliki persetujuan, maka secara otomatik kebangsaannyalah yang lenyap,” tambahnya.

Tentang nasib status WNI yang terbaru sudah terdengar hingga telinga Satria Arta.

Meski tak menyebut secara spesifik Indonesia, Satria mengibaratkan dengan negara Konoha.

Satria bahkan menyindir tentang oknum yang kerap memakan uang rakyat justru aman di dalam negeri.

Sedangkan dirinya yang tengah mencari rezeki di luar negeri justru diributkan.

“Sedikit berbeda dengan Negara Konoha ini, yang sibuk mencuri uang rakyat tetapi melindunginya,” kata Satria Arta Kumbara seperti dikutip dari YouTube ISDS Indonesia, Minggu (18/5/2025).

Menurutnya lagi, “Yang rakyat cari uang diluar negeri berdasarkan bakat dan keterampilan mereka sendiri malah jadi bahan keluhan.”

Selain menyindir oknum pemakan uang rakyat, Satria Arta melontarkan candaan.

Dia menyatakan tidak termasuk dalam lingkaran artis Reza Arap. Oleh karena itu, Satria memutuskan untuk mencari pekerjaan di luar negeri, walaupun hal ini berarti dia harus melindungi negara Rusia.

“Gua begitu karena paham diri bukan bagian dari lingkaran Reza Arap. Jadi, mencari uang untuk keluarga kayak gitu,” katanya sambil bercanda.

“Memang aneh. Para pemimpinnya perampok uang rakyat malah tenang saja di dalam negeri,” kata Satria sembari mengutuki dengan bahasa Rusia.


Gaji Satria Arta Kumbara

Rusia dengan jelas mengontrak individu dari luar negeri untuk bertarung di Ukraine.

Per 23 April 2025, ada lebih dari 1.500 tentara bayaran asing dari 48 negara yang direkrut oleh Rusia, dilansir Kyiv Independent.

Data tersebut didasarkan pada investigasi dari media independen Rusia, Important Stories.

Berdasarkan laporan dari The World tanggal 15 Januari 2025, Rusia mengusulkan upah dasar setiap bulan kira-kira 200.000 rubel (setara dengan Rp41,1 juta), kepada para pria yang rela bertempur di Ukraina.

Nomor yang disajikan berada dalam kisaran 10 sampai 15 persen dari gaji rata-rata di Rusia.

Ini berarti tawaran tersebut adalah jumlah yang luar biasa besar.

“Penawaran upah dasar bulanan mereka kira-kira adalah 200.000 ribu rubel setiap bulannya,” jelas Dara Massicot, seorang peneliti tingkat lanjut dalam program Rusia dan Eurasia di Carnegie Endowment for International Peace.

Gajinya masuk ke dalam kisaran 10 sampai 15 persen dari total pendapatan nasional Rusia, sehingga ini tidak bisa dianggap sebagai uang sisa atau kecil.

Ini memberi banyak orang upah yang tidak pernah mereka terima sebelumnya,” tambahnya.

Di luar upah dasar, Rusia juga menghadirkan insentif bagi para perekrut.

Harganya menggapai puluhan ribu dolar.


Gaji Marinir TNI AL

Satria Arta Kumbara adalah mantan Marinir TNI AL dengan pangkat terakhir Sersan Dua.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 6 Tahun 2024 tentang Peraturan Gaji Anggota TNI, Sersan Dua termasuk dalam golongan Bintara.

Gaji yang diterima berkisar antara Rp2.272.100-Rp3.733.700.

Di luar gaji, anggota TNI juga mendapatkan tunjangan kinerja (tukin), tunjangan posisi, uang saku, serta tunjangan operasional.

Meskipun demikian, nilai mereka bervariasi tergantung pada posisi struktural di TNI serta durasi pekerjaan mereka.

Telah diketahui bahwa Satria sudah diberhentikan dari anggota TNI AL lantaran perbuatannya sebagai deserter atau meninggalkan kewajibannya mulai tanggal 13 Juni 2022.

Putusan itu dijatuhkan secara in absentia atau tanpa kehadiran Satria.

Di luar sanksi pemberhentian, Satria juga harus menerima hukuman satu tahun kurungan.

“Serda Satria Arta Kumbara dengan nomor rekruitmen 111026, yang pernah menjadi bagian dari Itkormar, dinyatakan sebagai deserter mulai tanggal 13 Juni 2022 hingga saat ini,” terang Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut TNI (Kadispenal), Laksma Pertama I Made Wira Hady Arsanta Wardhana, dalam wawancara dengan Tribunnews.com pada hari Jumat, 9 Mei 2025.

“In Absentia Putusannya untuk Dilmil II-08 Jakarta. Terdakwa dinyatakan terpidana hukuman penjara selama 1 tahun serta pemutusan hubungan kerja sesuai dengan keputusan kasasi nomor 56-K/PM.II-08/AL/IV/2023 pada tanggal 6 April 2023 dan akta bernomor AMKHT/56-K/PM.II-08/AL/IV/2023 ditetapkan sebagai final dan mengikat hukum pada tanggal 17 April 2023,” kata Wira.

Terpisah, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Supratman Andi Agtas, mengumumkan bahwa status kecitizenship Satria sudah ditarik kembali.

Sebab itu, Satria ikut ke dalam angkatan bersenjata luar negeri tanpa persetujuan dari Presiden.

“Undang-undang negara kita melarang tindakan semacam ini. Siapa pun yang ingin berpartisipasi sebagai tentara asing harus mendapatkan persetujuan dari Presiden sebelumnya. Menurut UU dan peraturan pemerintahan kita, permintaan izin kepada Presiden adalah kewajiban dalam situasi seperti ini,” ungkap Andi Agtas pada hari Rabu (14/5/2025).

“Kalau dia tidak punya izin, maka otomatis status kewarganegaraannya hilang,” imbuh dia.

Agtas menambahkan bahwa mereka akan mengomunikasikan keputusan itu kepada KBRI di Rusia untuk melakukan koordinasi lebih lanjut.

Duta Besar RI untuk Rusia mengatakan bahwa KBRI akan memberitahukan kepada Satria tentang pencabutan status kependudukannya sebagai warga negara Indonesia.

“Untuk sementara waktu, kami akan berkolaborasi dengan Dubes kita di Rusia guna memberitahukan kepada individu tersebut bahwa status kecitizen mereka secara otomotif terhapus menurut hukum,” jelas Andi. (*)

(Tribunnews.com/Siti N/Pravitri Retno W/Gita Irawan/Rizki Sandi)

JOIN CHANNEL KAMI

Dapatkan Notifikasi Update Info Lowongan Terbaru Melalui :

  1. CHANNEL WHATSAPP
  2. CHANNEL TELEGRAM
  3. POSTINGAN INSTAGRAM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *