Rute Menuju Gubernur NTB 2025: Dari Santri Pondok Pesantren Solo hingga Pemimpin Muda

lowongankerja.asia

– Karir Lalu Muhammad Iqbal menuju posisi Gubernur Nusa Tenggara Barat tahun 2025 dimulai dari pengalaman sebagai santri di sebuah pondok pesantren di Solo.

Kemudian Muhammad Iqbal menjadi gubernur di Nusa Tenggara Barat untuk masa jabatan tahun 2025 hingga 2030.

Pemimpinannya yang baru saja dimulai Lalu Muhammad Iqbal sebagai gubernur terjadi setelah ia diangkat menjadi pejabat tertinggi daerah tersebut pada hari Kamis tanggal 20 Februari 2025, oleh Presiden Prabowo Subianto.

Pelantikan Gubernur Lalu Muhammad Iqbal berlangsung di Istana Kepresidenan, Jakarta.

Lelucon Muhammad Iqbal telah dijuluki sebagai juara dalam pemilu 2024 menurut Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Gubernur Lalu Muhammad Iqbal akan ditemani oleh waktunya, Indah Dhamayanti Putri saat menjalankan pemerintahan di Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Kariernya Lalu Muhammad Iqbal

Setelah itu, Muhamad Iqbal, yang biasa dipanggil Miq Iqbal, terkenal sebagai seorang diplomat yang sempat menjadi juru bicara di Kementerian Luar Negeri.

Iqbal dilahirkan di Praya, Lombok Tengah, NTB, pada tanggal 10 Juli 1972.

Dia membesar dan menyelesaikan pendidikan dasar serta menengah pertama di Lombok Tengah.

Pada umur 14 tahun, Iqbal memulai perjalanannya untuk mencari nafkah sambil melanjutkan studinya di Ponpes Islam Termodern Assalam yang terletak di Solo, Jawa Tengah.

Setelah menyelesaikan pendidikannya di Ponpes Assalam, Iqbal kemudian meneruskan studi sarjana-nya di Yogyakarta.

Iqbal kuliah dan meraih gelar sarjana di Jurusan Hubungan Internasional (HI) di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dan Jurusan Sejarah di Universitas Gadjah Mada (UGM).

Dikenal sebagai sosok yang ramah, Iqbal mengawali karier sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Kementerian Luar Negeri Sekolah Dinas Luar Negeri Angkatan Caraka Muda II tahun 1998.

Iqbal pun meneruskan studi pascasarjana dan memperoleh gelar master dalam Ilmu Hubungan Internasional dari Universitas Indonesia.

Pada periode 2001 hingga 2005, Iqbal dipilih menjadi Sekretaris Ketiga di Kasubdit Pensosbud atau Konsuler KBRI Bucharest, yang berlokasi di Rumania.

Di luar tugasnya di Rumania, Iqbal pun mengambil program Doktor dalam bidang Ilmu Politik di University of Bucharest, Rumania.

Selama periode 2006 hingga 2008, Iqbal diangkat menjadi Kepala Seksi Kejahatan Berorganized Secara Antarabangsa dalam Direktorat Keamanan Antarabangsa dan Penjinakan Senjata, yang merupakan bagian dari Direktorat Kerja Sama Multilateral pada Kementerian Luar Negeri.

Bapak dari kedua anak ini sebelumnya pernah berkhidmat sebagai Konselor Fungsi Politik KBRI/PTRI di Wina, Austria, antara tahun 2008 hingga 2012.

Kariernya yang dimulai sebagai diplomat terus berkembang pesat bagi Iqbal, sampai pada akhirnya ia dipilih menjadi Direktur di Direktorat Pelindungan Warga Negara Indonesia (WNI) serta Badan Hukum Indonesia (BHI) dalam Kementerian Luar Negeri dari tahun 2016 hingga 2019.

Saat menjabat sebagai Direktur Perlindungan WNI dan BHI, Iqbal sudah mengurus berbagai kasus yang mendapat perhatian masyarakat, termasuk pengevakuasan warga negara Indonesia dari Nepal serta pengungsian warga negara Indonesia dari Yaman pada tahun 2015, evakuasi orang Indonesia dari Suriah, dan pelepasan tawanan asal Indonesia di Filipina (periode 2016 sampai dengan 2018).

Sampai repatriasi Tenaga Kerja Indonesia dari Arab Saudi dan Malaysia serta penanganan kasus pekerja migran Indonesia seperti Wilfrida Soik dan Satinah (2015).

Iqbal berperan sebagai Duta Besar Indonesia di Turki dari tahun 2019 sampai 2023. Selanjutnya, dia diminta mengemban tugas sebagai juru bicara dan anggota tim spesialis Kementerian Luar Negeri pada periode 2023 hingga 2024.

Pada tahun 2024, Iqbal mengawali kariernya di bidang politik di NTB dan berpartisipasi dalam pemilihan untuk posisi Gubernur NTB.

(lowongankerja.asia/Kompas.com)