- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
economics, foreign policy, government, international relations, politicseconomics, foreign policy, government, international relations, politics - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
14
lowongankerja.asia.CO.ID, TEHERAN — Akhir-akhir ini, Amerika Serikat secara konsisten mendesak Iran agar duduk bersama dalam pembicaraan di Oman. Steve Witkof dan Araqchi membahas mengenai batas pengayaan uranium.
Amerika menyampaikan pesan tentang peningkatan pembatasan pemurnian uranium supaya Iran tak dapat membuat senjata nuklir. Ini penting bagi AS lantaran berupaya mengecilkan kemampuan militer Iran. Jika perbekalan persenjataan Iran terus berkembang dan bahkan mencapai tahap produksi nuklir sendiri, hal itu bakal memberi ancaman pada Israel sebagai sekutu utama Amerika Serikat.
Meskipun begitu, Iran memiliki tujuan memperkaya uranium demi kebutuhan energi dan perkembangan ekonominya sendiri. Mereka percaya bahwa tenaga nuklir adalah solusi yang ramah lingkungan serta sangat efektif. Melalui peningkatan kapabilitas tersebut, Iran berharap dapat menciptakan lonjakan pesat dalam pertumbuhan ekonominya, sekaligus menghadapi tekanan embargo dari AS.
Rusia
Dalam kondisi tersebut, Rusia di bawah kepemimpinan Vladimir Putin malah muncul bersama dengan Iran untuk kolaborasi yang mutually beneficial. Sementara Rusia menyediakan beragam sumber daya, Iran mempersiapkan apa pun yang diperlukan. Kedua negara ini bertujuan mencapai manfaat bersama.
Moskow dan Teheran sudah menyetujui persyaratan awal untuk pengiriman 55 miliar meter kubik gas dari Rusia ke Iran tiap tahunnya, beberapa petinggi mengatakan kepada Reuters pada hari Jumat.
Berdasarkan laporan instansi tersebut, kedua belah pihak masih belum sepakat mengenai harga, namun perjanjian ini pun termasuk dukungan finansial dari Rusia untuk membangun stasiun penjana kuasa nuklear yang baharu di Iran lewat saluran kredit daripada Moskow.
Kontrak ini timbul ketika Amerika Serikat mencoba memisahkan Iran di panggung dunia kecuali jika Teheran setuju dengan perjanjian baru tentang proyek senjata nuklir mereka.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan pada bulan Januari bahwa ia berpotensi akan menyalurkan gas sebanyak 55 miliar meter kubik setiap tahunnya ke Iran, mulainya dari angka yang lebih rendah yaitu mencapai dua miliar meter kubik terlebih dahulu.
Volume pasokan dalam hal ini setara dengan kemampuan jaringan pipa Nord Stream 1, yang mengalirkan gas ke Eropa sebelum kerusakan terjadi pada tahun 2022 dan tidak ada pengiriman gas lagi semenjak tersebut.
Iran menempati posisi kedua sebagai negara dengan cadangan gas alam terbanyak di dunia setelah Rusia, namun negera ini justru mengimpor gas lantaran kurangnya investasi yang disebabkan oleh sanksi Amerika Serikat.
Menteri Energi Rusia
Menteri Energi Rusia Sergei Tsivilev menyebut bahwa perdagangan tahunan antara Rusia dan Iran meningkat sebesar 16,2%, sehingga mencapai angka 4,8 miliar dolar AS di tahun 2024.
Tsivilev, yang sekaligus memimpin Komisi Ekonomi Bersama Iran-Rusia dari sisi Rusia, mengungkapkan pernyataannya saat rapat komisi pada hari Jumat itu.
Iran merupakan mitra yang handal untuk Rusia, demikian ungkapnya pejabat itu, sekaligus menyebutkan bahwa penandatanganan perjanjian kerjasama strategis antar kedua negera pada tanggal 17 Januari sudah menjadikan tahun 2025 sebagai titik balik signifikan dalam ikatan bilateral mereka.
Tsivilev menyebutkan bahwa Teheran dan Moskow terus menjalin diskusi intensif yang menjadi faktor penggerak utama dalam ikatan antara kedua negera bersebelahan tersebut.
Pada penutupan pertemuan tersebut, Tsivilev dan Menteri Energi Iran Mohsen Paknejad menandatangi berkas final dari komisi.
Suatu laporan mengenai studi sel dan pemeliharaan gen pun tanda-tangan dalam suatu ritual yang hadirnya disertakan dua orang mentri tersebut.
Pertumbuhan ekonomi
Kementerian Pembangunan Ekonomi Rusia tetap memperkirakan laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) negara pada tahun 2025 akan mencapai 2,5%. Namun, mereka agak mengurangi perkiraan untuk pertumbuhan ekonomi di tahun 2026 hingga 2,4% dibandingkan dengan estimasi sebelumnya yang adalah 2,6%.
Departemen memproyeksikan pertumbuhan ekonomi akan meraih angka 2,8% di tahun 2027 dan meningkat menjadi 3% pada 2028.
Kementerian pun meningkatkan perkiraan inflasi Rusia untuk tahun 2025 hingga 7,6% dari yang semula diproyeksikan sebesar 4,5%, meskipun masih mengestimasi bahwa inflasi akan mereda menjadi 4% pada tahun 2026 dan tetap berada di angka itu selama periode 2027 sampai 2028.
Di samping itu, departemen tersebut meningkatkan perkiraan pertumbuhan produksi industri di Rusia hingga mencapai 2,6% untuk tahun 2025, naik dari estimasi awal yang sebesar 2%.
Dalam draf proyeksi tersebut, pertumbuhan produksi industri diperkirakan mencapai 2,9 persen pada 2026, dan sebesar 2,8 persen per tahun pada 2027 dan 2028.