- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
economics, finance news, financial markets, money, newseconomics, finance news, financial markets, money, news - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
7
lowongankerja.asia.CO.ID – JAKARTA
.
Mata uang Garuda nampak semakin merosot menghadapi dolar Amerika Serikat (AS), sesuai dengan situasi internasional yang kian tidak menentu. Selain itu, beban atas rupiah tetap ada sampai perdagangan pada hari Rabu (4/6) mendatang.
Berdasarkan laporan Bloomberg pada hari Selasa (3/6), nilai tukar rupiah mengalami penurunan lagi sebesar 0,34% dibandingkan dengan sesi trading sebelumnya dan berada di posisi Rp 16.308 untuk setiap dolar AS.
Agak berbeda, data
Rate Spot Dolar AntarBank Jakarta yang dirilis oleh Bank Indonesia (JISDOR BI) mencatatkan rupiah mengalami kenaikan halus sebesar 0,05% dibanding dengan sesi trading sebelumnya dan berada di posisi Rp 16.288.
Hosianna Evalita Situmorang dari Ekonom Bank Danamon Indonesia mengatakan bahwa secara umum rupiah memang condong untuk melemah. Salah satu faktornya adalah karena adanya sentimen negatif akibat perselisihan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang kian meningkat.
“Selain itu, ada juga pembayaran dividen dari perusahaan yang memicu repatriasi dividen,” jelas Hosianna kepada lowongankerja.asia pada hari Selasa (3/6).
Secara sejalan, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengindikasikan bahwa penurunan nilai tukar rupiah disebabkan oleh tekanan dari berita global, dengan fokus pada data ekonomi China yang ternyata kurang baik dibandingkan harapan.
Tentu saja, indeks manufaktur global Caixin/S&P untuk Cina menurun hingga mencapai tingkat kontraksi sebesar 48,3 poin basis pada bulan Mei, yang merupakan penurunan dari bulan sebelumnya yaitu 50,4 poin basis. Angka tersebut adalah catatan terendah selama empat tahun terakhir dan berada di bawah angka September 2022.
“Angka produksi pabrik di China menunjukkan penurunan di negara itu, hal ini kemudian memicu ketakutan tentang perlambatan ekonomi di wilayah Asia,” ungkap Josua kepada lowongankerja.asia, Selasa (4/6).
Namun, menurut prediksi Josua, rupiah diproyeksikan akan mengalami kenaikan pada hari Rabu (4/6), sesuai dengan kemungkinan terjadinya pengurangan dalam jumlah lowongan kerja di Amerika Serikat yang bisa membuat nilai dolar AS melemah, sehingga secara tidak langsung mendukung penguatan mata uang rupiah. Ia meramalkan bahwa pergerakan rupiah akan berada dalam jangkauan antara Rp 16.225 hingga Rp 16.325.
Pada saat yang sama, Hosianna mengatakan bahwa rupiah masih memiliki potensi untuk melemah dalam jangkauan antara Rp 16.250 hingga Rp 16.315 pada hari perdagangan Senin (4/6).