- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
news, politics, public education, religion, scandalsnews, politics, public education, religion, scandals - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
12
BANGKA BELITUNG, lowongankerja.asia—
Pertumbuhan pesantren-pesantren yang tak sesuai denganstandar pendidikan dan pelindungan anak menjadi perhatian serius bagi anggota DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yaitu Rina Tarol.
Pada pengumumannya, Rina mengkritisi adanya individu tertentu yang dengan sengaja mendirikan pondok pesantren untuk meraup bantuan hibah dari pemerintah, tanpa mempertimbangkan mutu atau keamanan para santri.
“Hanya sejauh dua meter dari pembangunan gedungnya, sebuah pondok pesantren telah didirikan. Hal ini tampak seperti upaya untuk memperoleh bantuan keuangan. Saya tidak menentang pendirian pesantren, tetapi saya ingin yang memiliki standar tinggi dan dapat membimbing anak-anak dengan baik,” ungkap Rina dengan nada kritikal pada hari Sabtu, 24 Mei 2025.
Perkembangan itu terjadi seiring dengan peningkatan jumlah laporan tentang dugaan pelecehan seksual yang terjadi di suatu institusi agama di Kecamatan Payung, Kabupaten Bangka Selatan.
Insiden yang terjadi kemarin jumat telah mengundang ketidaknyamanan di kalangan publik dan mendorong sejumlah pihak agar mendesak adanya reformasi signifikan dalam mekanisme pengawasan institusi pendidikan bertema keagamaan.
Rina Tarol juga menggarisbawahi kebutuhan langkah-langkah tegas dari pihak pemerintahan setempat, bukan semata-mata pengawasan yang bersifat seremonial.
Dia meminta supaya pesantren-pesantren yang terbukti melakukan pelanggaran, khususnya berkaitan dengan pelecehan seksual, harus segera dihentikan secara tegas, mungkin sampai pada mencabut ijin operasinya.
“Cabut izinnya! Jangan cuma masuk kemudian pergi begitu saja tanpa mendapatkan apa-apa. Bila terdapat pelanggaran, seharusnya dihentikan dengan keras. Mereka adalah tanggung jawab kita yang harus dilindungi,” ujar politikus itu secara tegas.
Sekarang sebelumnya, Bupati Bangka Selatan, Riza Herdavid, sudah menginstruksikan Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak beserta Dinas Pendidikan untuk pergi secara langsung ke tempat kejadiannya yang ada di Kecamatan Payung.
Dia juga mengharapkan pihak kepolisian dan penegak hukum terlibat dengan proaktif dalam menangani masalah ini.
“Korban harus diberikan pendampingan yang komprehensif, mencakup aspek psikologi serta proses hukumannya,” demikian disampaikan Riza melalui pernyataannya yang resmi.
Dia juga menggarisbawahi pentingnya memastikan bahwa hak pendidikan anak-anak yang menjadi korban tetap terjaga dan tidak terganggu karena dampak traumanya dari kejadian itu.
Insiden tersebut merupakan peringatan mendesak bagi seluruh pemangku kepentingan bahwa pendidikan keagamaan harus terus menekankan nilai-nilai spiritual agama yang tinggi, dan tidak boleh dipergunakan sebagai alat untuk tujuan personal.
Masyarakattelah diminta untuk lebih cermat dan teliti saat memilih institusi pendidikan, khususnya bagi yang berencana menitipkan anak-anak mereka.