- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
business, commerce, economics, global economy, investorsbusiness, commerce, economics, global economy, investors - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
5
.CO.ID, Suatu perubahan diam-diam sedang mencetuskan guncangan pada peta ekonomi dunia, dipacu oleh pertumbuhan pasar halal yang sekarang menjadi tenaga penggerak yang tidak dapat dibendung lagi. Dalam gelombang besar percepatan ini, tanda produk halal sudah berubah menjadi ‘Cap Emas’, sebuah ikon prestis, penjamin mutu, serta daya tarik ekonomi seperti dilaporkan
Laporan Mengenai Ekonomi Islam Global
Diperkirakan akan menyentuh angka kira-kira 7,7 triliun dolar AS di tahun 2025, dan menjadi incaran yang sangat kompetitif.
Menariknya, arena persaingan ini bukannya dikuasai lagi oleh negara-negara dengan populasi Muslim terbesar, tetapi sekarang justru dipimpin oleh kekuatan ekonomi besar seperti Amerika Serikat dan Jepang, serta aktor regional penting layaknya Thailand, yang telah maju ke barisan paling depan dalam lomba tersebut. Ini mencerminkan pergantian mendasar pada dinamika global dalam ranah bisnis internasional.
Dari Lubang Pasar Meluncur ke Aliran Global Utama
Perubahan dalam industri produk halal sudah merombak tata kelola ekonomi dunia secara keseluruhan, dengan aspek kunci di antaranya merupakan berpindahnya fokus dari hanya sebatas membidik segmen tertentu ke arah yang lebih luas.
niche market
) berperan sebagai bagian tidak terpisahkan dari alur utama (
mainstream
Penjualan produk internasional sekarang ini. Dalam masa lalu, barang-barang halal hanya dikaitkan dengan permintaan kelompok Muslim tertentu. Namun saat ini jumlah populasi mereka di seluruh dunia diprediksikan sudah melebihi dua miliar jiwa dan memiliki kemampuan membeli yang semakin bertambah pesat.
Saat ini, kondisi sudah berubah. Perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat dengan sigap mencari sertifikasi halal untuk berbagai produk mereka, mulai dari makanan olahan sampai kosmetik, serta peningkatan jumlah tempat penginapan dan produk halal di kota besar seperti Tokyo yang gencar mengembangkan wisata ramah Muslim, merupakan indikasi kuat bahwa industri halal diperkirakan akan semakin berkembang setelah pandemi. Ini semua membuktikan bahwa konsep halal tidak lagi dibatasi oleh demografis tertentu saja.
Globalisasi, peningkatan kesadaran konsumen, serta pertumbuhan kemampuan membeli masyarakat Muslim secara global turut mendorong perubahan ini. Selanjutnya, tren tersebut juga didukung oleh pandangan bahwa sertifikasi halal sekarang dipandang sebagai parameter ekstra dalam mengukur kualitas, kehigienisan, dan keamanan suatu produk, sehingga menarik minat pembeli dari beragam latar belakang, bahkan mereka yang bukan pemeluk Islam.
Proses sertifikasi halal yang memerlukan transparansi penuh dalam jejak produk (
traceability
Bahan baku berkualitas, serta penerapan standar kebersihan tingkat tinggi selama proses produksi dan penjaminan bebasnya dari kontaminan tertentu, pada dasarnya membantu menciptakan gambaran produk yang lebih dapat dipercaya. Oleh sebab itu, banyak perusahaan di Amerika Serikat dan Eropa dengan rela menanamkan investasi signifikan untuk mendapatkan sertifikasi halal, bukan hanya karena target pasar konsumen Muslim saja, melainkan juga kelompok konsumen lain yang sangat prihatin tentang aspek-aspek seperti kesehatan, etika, dan kualitas total suatu produk. Sebagai hasilnya, “tanda penghargaan” atau stempel halal ini menjadi sebuah garansi kualitas global bagi para pembeli tersebut.
Kompetisi Geopolitik Ekonomi dalam Arena Halal Global
Perlombaan meraih supremasi di pasar halal global telah memicu kompetisi geopolitik ekonomi antar negara, di mana ambisi seperti Thailand yang menargetkan peningkatan signifikan dalam ekspor makanan halalnya hingga mencapai miliaran dolar AS per tahun dan memposisikan diri sebagai “dapur halal dunia” atau “pusat kota halal terbaik” menjadi manifestasi nyata dari persaingan ini.
Negara-negara mengakui bahwa industri halal tidak berhenti pada bidang pangan dan minuman saja (sebagai bagian terbesarnya dengan nilainya melebihi 1,9 triliun dolar AS seperti dilansir oleh beberapa laporan baru-baru ini). Industri tersebut sudah menjalar ke area lain termasuk perusahaan obat-obatan (proyeksi nilainya mencapai angka puluhan miliar USD), produk kecantikan (tumbuh secara double-digit di banyak wilayah), serta mode busana (fesyen santun yang perkiraannya akan mencapai lebih dari 400 miliar dolar AS dalam waktu beberapa tahun mendatang), jasa pengiriman barang, sampai wisata bertemakan halal yang pasarnya semakin luas dan berkembang pesat.
Kontrol atas pasar halal menandakan diversifikasi ekonomi, meningkatnya eksportasi, pembuatan lapangan pekerjaan, serta perbaikan reputasi suatu negeri dalam pentas dunia, sehingga menjadikannya arena baru dalam pertandingan ekonomi dimana inovasi, patokan, dan taktik promosi berperan sebagai alat utama. Untuk mengerti seberapa mendalam transformasi dan kompetisi ini, sangatlah vital untuk menyadari bahwa bagi banyak negara dan korporasi berskala internasional saat ini, program halal tidak hanya dipacu oleh aturan-aturan ketentraman atau usaha semata-mata memenuhi tanggung jawab hukum tetapi lebih dari itu.
compliance
).
Sebaliknya, partisipasi mereka muncul sebagai akibat dari perhitungan bisnis yang cermat serta pandangan strategis untuk memperoleh dominasi di segmen pasaran yang berkembang dengan cepat. Mereka menyadari adanya potensi untung jangka panjang, kesetiaan konsumen yang kuat, dan kans menjadi pionir di sektor yang masih punya banyak celah bagi inovasi. Oleh karena itu, langkah untuk “mengadaptasi diri sesuai syariah Islam” dipandang sebagai sebuah investasi strategis berdasar pada evaluasi pasar, perkiraan pertambahan volume transaksi, dan niat meraih kelebihan bersaing dalam kancah dunia yang kian ketat persaingannya.
Kesimpulan
Perubahan diam-diam pada pasar halal telah secara mendasar mentransformasi cara pandang dan operasional bisnis dunia. Barang dan jasa halal sekarang bukan hanya area tertutup untuk urusan agama tetapi juga ruang usaha global yang aktif, bersaing, dan amat potensial. Tanda “Emas” saat ini menjadi tujuan utama karena nilainya yang ekonomis serta simbol keyakinannya. Kejadian ini mensyaratkan persiapan, fleksibilitas, dan taktik tepat bagi semua pelaku yang ingin turut ambil bagian dan mencapai kesuksesan, entah itu negeri atau badan usaha. Negeri-negeri yang sudah mulai bertindak dengan cepat, dapat menyimak alur perkembangan ini dan melakukan investasi bijaksana akan keluar sebagai juara dalam pertandingan global yang tenang tapi pasti ini.