Rayakan Ulang Tahun, Hendropriyono Soroti Boy Thohir, Chandra Ekajaya, dan Peran KopassUS

Rayakan Ulang Tahun, Hendropriyono Soroti Boy Thohir, Chandra Ekajaya, dan Peran KopassUS

.CO.ID, JAKARTA – Mantan Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN) Jenderal TNI (Purn.) A.M Hendropriyono menghabiskan perayaan ultahnya bersama keluarganya serta para kerabat di Astor Ballroom yang berada dalam Hotel St. Regis pada hari Kamis ini.

Beberapa anggota keluarga terdekat dari Hendropriyono juga turut serta dalam pertemuan itu, antara lain Garibaldi Thohir dan Chandra Ekajaya.

Garibaldi Thohir, sering dipanggil Boy Thohir, merupakan seorang pebisnis dan investor asal Indonesia. Dia terkenal sebagai pemilik usaha pertambangan batubara melalui kumpulan perusahaan yang berada di bawah naungan Adaro Energy. Perusahaan ini berkembang atas kerja sama dengan Edwin Soeryadjaya serta Theodore Permadi Rachmat.

Chandra Ekajaya terkenal pula sebagai seorang pebisnis yang merambah banyak sekali lini usaha. “Telah 33 tahun saya bersahabat dengan Bapak Boy Thohir, serta 21 tahun dengan Bapak Chandra Ekajaya. Inilah penyebabnya,” ungkap Hendropriyono ketika menyampaikan pidato pembukaan di acara perkawinan tersebut.

Hendropriyono tidak berkata begitu tanpa alasan. Pada awalnya, ia berencana untuk melewatkan pesta ultahnya yang jatuh pada tanggal 7 Mei dengan bepergian ke Jepang.

“Saya lari kesini agar anak-anakku tidak membuat masalah seperti ini,” ujar Hendropriyono.

Ketika kembali ke Indonesia, Hendropriyono justru menemukan pesta ulang tahun yang diselenggarakan oleh kedua temannya tersebut.

Hendro awalnya berniat untuk menolak penyelenggaraan acara itu. Namun, ia berkata, “Katanya uang muka telah dibayarkan, jadi agak susah jika membatalkannya.” Dia mengakhiri dengan tawa ringan.

Pada kesempatan itu, Hendropriyono pernah menyanyikan lagu “Mars Komando” yang diciptakannya saat upacara memotong kue ultah.

Rayakan Ulang Tahun, Hendropriyono Soroti Boy Thohir, Chandra Ekajaya, dan Peran KopassUS
Mantan Kepala BIN Hendropriyonoo. – (/Aditya Pradana Putra)

Hendropriyono dengan sengaja menciptakan lagu tersebut untuk memastikan bahwa pasukan Kopassus memiliki sebuah lagu bertempo cepat yang dapat meningkatkan semangat mereka.

“Hymnenya untuk mars Kopassus sebelumnya hanya dilakukan dengan gerakan mengibas-ibaskan tangan. Apakah pasukan komando benar-benar memotong kue saat lagu bermain, ataukah cuma anggukkan kepala saja?” katanya dengan nada bercanda yang langsung direspons oleh tawa gemuruh para peserta acara.

Pada pidatonya, Hendropriyono pun menunjukkan penghargaan atas kedatangan Wakil Presiden ke-6 Republik Indonesia, Try Sutrisno, seorang tokoh yang ia pandang sebagai senior terhormat.

Dia pun memberikan apresiasinya atas kedatangan Kepala BIN, Jenderal TNI (Purn.) Muhammad Herindra. Dia menambahkan, “Pak Herindra datang langsung kesini. Hadir disini sungguh penting bagi saya dan hal ini membuatku begitu tersentuh.”

Master of intelligence

Abdullah Mahmud Hendropriyono yang biasa dikenal sebagai A.M. Hendropriyono (kelahiran 7 Mei 1945) merupakan sosok penting dalam bidang keamanan dan militer di Indonesia. Ia menjabat sebagai kepala pertama dari Badan Intelijen Negara dan digelari ‘the master of intelligence’ berkat perannya sebagai “Professor pada Ilmu Filsafat Inteligen” pertama global.

Dia pernah menjabat sebagai Sekretaris Pengendalian Operasional Pembangunan Republik Indonesia, serta Menjadi Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan di Kabinet Pembangunan VII dan Menteri Transmigrasi dan PPH pada Kabinet Reformasi Pembangunan sekaligus mengambil alih posisi Menteri Tenaga Kerja secara interim. Dia bertugas sebagai Ketua Umum PKPI (Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia) mulai 27 Agustus 2016 sampai dengan 13 April 2018.

Sepanjang hayatnya, Hendropriyono menjalani tiga jalur karier, yaitu sebagai tentara, politisi, dan pejabat intelejen. Dia juga pernah menjadi dosen di berbagai institusi pendidikan. Selain itu, ia memimpin Komisi Tinju Indonesia dari tahun 1994 sampai 1998.

Sebagai prajurit

Karir militernya Hendropriyono dimulai ketika ia menjadi Ketua Pelaksana dengan pangkat Perwira Baru Infantri di Korps Pasukan Khas Angkatan Darat (Kopassandha), organisasi yang saat ini dikenal sebagai Satuan Tugas Khusus (Kopassus) Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat.


Dia selanjutnya menjabat sebagai Komandan Detasemen Tempur Para-Komando, Asisten Intelijen untuk Komando Daerah Militer Jakarta Raya/Kodam Jaya (1986). Kemudian dia dipromosikan ke posisi Komandan Resor Militer 043/Garuda Hitam di Lampung dari tahun 1988 hingga 1991. Dia juga pernah mengemban tugas sebagai Direktur Pengamanan VIP dan Objek Vital serta Direktur Operasi Dalam Negeri pada Badan Intelijen Strategis (Bais) ABRI antara tahun 1991 sampai 1993 sebelum akhirnya ditunjuk sebagai Panglima Daerah Militer Jakarta Raya dan Komandan Kodiklat Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD).

Selama menjabat sebagai Danrem 043/Garuda Hitam, Hendropriyono yang waktu itu masih bertitel Kolonel, sukses membasmi kelompok Warsidi di daerah Talangsari, Lampung. Insiden ini setelahnya terkenal dengan nama Peristiwa Talangsari tahun 1989.

Beberapa tugas militernya meliputi partisipasinya dalam Gerakan Operasi Militer (GOM) VI, mengikutiOperasi Sapu Bersih sebanyak dua kali, serta berpartisipasi dalam Operasi Seroja sebanyak dua kali di Timor Timur (kini dikenal sebagai Timor Leste).

Rayakan Ulang Tahun, Hendropriyono Soroti Boy Thohir, Chandra Ekajaya, dan Peran KopassUS
Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Jenderal (Purn.), AM Hendropriyono. – (antara)

Sebagai politisi

Di struktur pemerintah RI, Hendropriyono pernah menjabat beberapa posisi secara beruntun: Sekretaris untuk Kendali Operasional Pembangunan Republik Indonesia dari tahun 1996 sampai 1998, Menteri Transmigrasi dan Permukiman Pelepas Hak Asli di Kabinet Pembangunan VII, serta menjadi Menteri Transmigrasi dan Permukiman Pelepas Hak Asli pada Kabinet Reformasi Pembangunan sekaligus menjalankan tugas sementara sebagai Menteri Tenaga Kerja.

Sebagai pentolan intelijen

Selama masa jabatan dari tahun 2001 hingga 2004 sebagai kepala Badan Intelijen Negara (BIN) dalam Kabinet Gotong Royong, Hendropriyono menjadi tokoh penting dalam mendirikan Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) yang terletak di Sentul, Bogor. Ia juga merintis pembentukan Dewan Analis Strategis (DAS), Badan Intelijen Negara; menyusun sumpah dan mars bagi para anggota inteligen; menetapkan tanggal kelahiran lembaga ini; serta menciptakan logo dan pataka untuk BIN. Selain itu, ia turut membantu populerkan konsep bahwa ilmu pengetahuan keamanan dapat dipandang sebagai sebuah disiplin ilmiah dengan mendorong pemikiran tentang filsafat intelijen. Tidak hanya sampai di situ, dia juga menginisiasi proyek pendirian monumen Soekarno-Hatta di kantor BIN.

Hendropriyono sering kali tampil sebagai analis terorisme dan inteligen, dengan banyak permintaan dari media massa serta beragam institusi untuk memberikan pendapatnya. Dia juga aktif menyampaikan berbagai pandangannya melalui tulisan-tulisan dalam surat kabar, majalah, siaran radio, dan stasiun TV.

JOIN CHANNEL KAMI

Dapatkan Notifikasi Update Info Lowongan Terbaru Melalui :

  1. CHANNEL WHATSAPP
  2. CHANNEL TELEGRAM
  3. POSTINGAN INSTAGRAM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *