- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
culture, faith and religion, history, news, religionculture, faith and religion, history, news, religion - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
4
Setelah menyambut perayaan Hari Raya Idul Adha di tanggal 10 Dzulhijjah atau Jumadela, 6 Juni 2025 yang jatuh pada tahun 1446 Hijriah,
Kini sedang berlangsung masa tasyriq, periode dimana terdapat sejumlah hal yang dilarang bagi umat Muslim untuk lakukan.
Satu dari praktek-praktik yang dilarang adalah berpuasa pada hari Tasyrik.
Menurut situs Kanwil Kemenag NTB, hari Tasyrik berlangsung selama tiga hari setelah Idul Adha, tepatnya pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.
Hari Tasyrik ke-1446 Hijriah terjadi pada hari Sabtu, tanggal 7 Juni 2025, dilanjutkan dengan perayaan pada Hari Minggu, 8 Juni 2025 serta Senin, 9 Juni 2025.
Di hari tasyrik, jemaah haji yang melaksanakan ibadah sedang berada di Mina guna melakukan ritual pelemparan jumrah.
Muslim yang bukan dalam keadaan haji dianjurkan untuk melakukan ibadah dengan mengurbankan ternak pilihan mereka.
Kemudian, ada beberapa hal yang dilarang atau tidak boleh dilakukan pada hari Tasyrik, yaitu berpuasa.
Pada hari raya tasyriq, umat Muslim dilarang untuk berpuasa, termasuk puasa sunah atau wajib, terkecuali jika seseorang tersebut tidak berhasil mendapat hewan qurban ketika melakukan ibadah haji.
Ini sesuai dengan hadis Nabi Muhammad SAW:
“Hanya boleh berpuasa di hari tasyriq jika seseorang belum berhasil mendapatkan hewan qurban saat menjalani ibadah haji.” (HR. Bukhari, no. 1859).
Praktik-praktik pada Hari Tasyriq, diambil dari kemenag.go.id:
Beberapa ibadah bisa dilakukan oleh kaum Muslim pada hari Tasyriq, antara lain:
1. Menyembelih Hewan Kurban
Menerapkan kebiasaan mengurbankan khususnya pada umat Islam yang memiliki kemampuan finansial cukup.
Dengan mengurbankan sesuatu, Anda pun ikut membagikan kebahagiaan kepada mereka di sekitar dengan menyajikan makanan lezat yang berasal dari ternak kurban tersebut.
Ada beberapa syarat untuk memilih hewan kurban, yaitu harus dalam kondisi yang baik, gemuk, tidak sakit, tidak cacat, sudah dewasa, dan lain-lain.
2. Menyantap Hidangan Makanan dan Minuman
Setiap orang yang beragama Islam wajib merasakan kegiatan makan dan minum saat memasuki hari tasyrik.
Mengonsumsi makanan dan minuman di hari tasyrik merupakan wujud rasa terima kasih atas karunia yang telah disampaikan Allah SWT. Ini sejalan dengan hadits Nabi SAW yang maknanya adalah:
Hari-hari raya merupakan waktu untuk menyantap hidangan dan minuman,
Sebab hari tasyrik adalah hari untuk makan dan minum, oleh karena itu dilarang untuk berpuasa pada saat tersebut.
Menurut riwayat dari Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad telah mengirim Abdullah bin Hudzaifah untuk berkeliling di sekitar Mina sambil menyampaikan pesan tersebut.
Jangan menahan diri dari makan dan minum di hari ini (tasyrik), sebab itu adalah hari untuk memakankan, minuman, serta mengingat Allah.
3. Hari Utama Mengingati Allah dan Memuji-Nya
Alasan pentingnya mengucapkan takbir selama tiga hari saat Idul Adha berdasarkan ayat-ayat dalam Al-Qur’an serta hadis Nabi Muhammad SAW.
Di dalam Al-Qur’an, Allah SWT berbicara dengan firman-Nya:
Serta bertasbihlah dengan memujimya di setiap harinya. (QS. Al Baqarah: 203)
Ibnu Abbas menyebutkan bahwa istilah hari-hari yang dihitung merujuk pada hari-hari tasyrik (mengeringkan daging); hal ini juga dikenali sebagai hari-hari terkenal, yakni hari-hari kebelasan.
Ikrimah menyebut bahwa berdzikir merujuk pada bertakbir selama hari-hari tasyrik setelah salat wajib lima kali sehari, yakni: Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar (Allah Maha Besar, Allah Maha Besar).
Mengingat Allah adalah ibadah sederhana yang bisa dikerjakan di segala tempat dan sewaktu-waktu.
Ibadah dengan menyebut nama Tuhan sebagai jalan bagi insan agar senantiasa mengenang Sang Pencipta Yang Maha Esa. Di momen hari tasyrik, penyembahan ini diucapkan ketika melaksanakan takbir beramal, sambil membacakan doa permulaan (bismillahirrahmanirrahim) serta kalimat allahu akbar sewaktu melakukan pemotongan binatang korban. Sebagaimana yang disampaikan dalam keterangan Nabi Muhammad SAW.
“Hari Tasyrik merupakan hari untuk berbuka puasa, menikmati hidangan, serta senantiasa menyebut nama Allah,” (HR Muslim, Ahmad, Abu Daud, Nsa’i)
4. Mengucapkan Doa khususnya do’a Sapu Jagad
Riwayat ibadah pada hari Tasyriq selanjutnya adalah shalawat. Doa-doa yang sering diamalkan oleh Nabi SAW ketika melaksanakan wuquf serta di hari Tasyriq antara lain:
Artinya: Wahai Tuhanku, anugerahkanlah kepada kami kemasukan yang baik di dalam hidup ini dan di akherat, serta lindungilah kami dari azab neraka. (Al-Baqarah: 201)
Dalam suatu hadits disampaikan bahwa Rasulullah SAW senantiasa mengamalkan doa universal itu;
Imam Syafii menceritakan dari Abdullah bin Saib yang menyebutkan bahwa dia pernah mendengarkan Nabi Muhammad SAW bersholawat dengan kalimat ini di antara rukun Bani Jumah dan rukun Aswad, yakni: “Ya Tuhanku, berilah kami kemasukan baik di dunia maupun akherat serta lindungilah kami dari azab neraka.”
Sumber :
Tribunnews.com