- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
government, health, news, politics, social issuesgovernment, health, news, politics, social issues - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
2
Media Purwodadi –
Inovasi penting untuk mengatasi masalah stunting hadir di wilayah Toroh dan Geyer, yang berada di kabupaten Grobogan.
Tasripan, seorang penyuluh agama Islam dan juga Ketua PD IPARI Grobogan, merancang program “Pegang Ceting” (Penyuluh Agama Ngajak Cegah Stunting). Ini adalah sebuah gerakan yang menyatukan aspek spiritual dengan pendidikan kesehatan bagi masyarakat.
Proyek ini sudah dimulai pada tahun 2023 dan masih aktif sampai saat ini. Lebih dari dua tahun lamanya, Pegang Ceting tumbuh menjadi suatu metode kerja sama antar-sektor yang bertujuan untuk mengurangi tingkat stunting dengan cara penyampaian pesan yang mencakup unsur rohani serta sosial.
Tasripan tidak hanya menjadi penyuluh lapangan yang gigih, tetapi juga diakui sebagai sosok menginspirasi yang baru-baru ini mencapai pencapaian luar biasa.
Dia sukses memperoleh juara pertama dalam penghargaan PAI 2025 tingkat provinsi Jawa Tengah, dan kini sudah lulus tahap penyaringan administratif untuk Penghargaan Penyuluh Nasional 2025. Saat ini dia sedang menyiapkan diri untuk babak final yang akan berlangsung di Jakarta dengan tujuan mencapai posisi 10 besar secara nasional.
Keunggulan Pegang Ceting
1. BIMAS REMAJA USIA SEKOLAH (BRUS)
2. Upaya Damai (Pedoman untuk Pernikahan)
3. Genggam Ceting Plus – memberikan dukungan spiritual dan psikologis untuk pasangan muda yang akan menikah atau wanita hamil, serta membantu orang tua dengan anak yang memiliki masalah pertumbuhan dan perkembangan, disertai penyediaan paket makanan penambah gizi.
Menurut Tasripan, pendekatan dakwah harus mampu menyentuh isu-isu aktual seperti stunting.
“Penyuluh agama harus hadir sebagai pelayan umat yang menyentuh sisi spiritual sekaligus sosial,” ujarnya.
Program ini juga mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk Kementerian Agama Grobogan, Dinas Kesehatan, tokoh agama, serta unsur lintas sektor di wilayah Toroh dan Geyer.
Kolaborasi tersebut menjadikan Pegang Ceting sebagai contoh pergerakan yang tidak hanya memberi ketenangan pada pikiran, namun juga merupakan jawaban nyata bagi masalah kesejahteraan publik.
Menggunakan ceting sebagai alat, Tasripan memperlihatkan bahwa dakwah Islam dapat muncul dengan cara yang sesuai konteks dan praktis untuk menghadapi masalah jaman, terutama dalam usaha mereduce jumlah kasus stunting di area perdesaan.
Suatu kasus konkret menunjukkan bahwa penyampaian agama yang praktis tidak hanya dapat memperkokoh keyakinan, tetapi juga meningkatkan semangat hidup untuk generasi di masa mendatang. ***