Pria Gugup Tunjukkan Cinta di Publik? Mungkin Ini Alasannya Berdasarkan Psikologi

Pria Gugup Tunjukkan Cinta di Publik? Mungkin Ini Alasannya Berdasarkan Psikologi



Tiap individu mempunyai metode unik tersendiri untuk mengungkapkan cinta pada kekasihnya.

Beberapa bersikap ekspresif dan terbuka, namun tidak sedikit malah merasa gugup ketika harus melakukan itu di depan publik.

Ketidakseragaman ini seringkali bukan hanya terkait dengan sifat bawaan, melainkan juga dipengaruhi oleh latar belakang keluarga dan cara merawat serta mendidik anak semenjak usia muda.

Psikologi mengungkapkan bahwa pengaruh dari peristiwa emosi di waktu lampau dapat menentukan bagaimana seseorang memandang dan mengekspresikan rasa cinta, bahkan ketika mereka ada dalam lingkungan umum atau sosial.

Bukan bermaksud mencari kesalahan, tetapi lebih kepada menyadari bahwa kebiasaan tersebut biasanya memiliki dasar yang kuat dan tak senantiasa diketahui oleh orang yang mengalaminya.

Berdasarkan laporan dari Geediting pada hari Sabtu (31/5), berikut adalah tujuh situasi yang sering dialami oleh kaum pria dan bisa membuat mereka merasa kurang nyaman untuk mengungkapkan perasaan cinta atau kepedulian mereka di depan publik.


1. Kurang Biasa Mengungkapkan Perasaan Sejak Dini

Lingkungan rumah adalah tempat di mana individu mengenal perdana tentang cinta dan kebaikan. Apabila seorang remaja berkembang dalam sebuah famili dengan sedikit interaksi batiniah, maka dia mungkin akan merasakan kesukaran untuk menyampaikan emosi pada masa depannya sebagai orang dewasa.

Ketika orang tua jarang menunjukkan kasih sayang secara verbal maupun fisik, anak bisa menganggap bahwa perilaku tersebut tidak pantas atau bahkan tidak perlu.

Akibatnya, saat dewasa, pria tersebut menjadi tidak terbiasa memberikan pelukan, menggenggam tangan, atau menunjukkan cinta secara langsung, terutama di depan orang lain.


2. Pengalaman Memalukan Terkait Kasih Sayang di Masa Lalu

Banyak laki-laki pernah merasakan momen yang memalukan ketika berusaha untuk mengekspresikan cinta mereka secara terbuka. Sebagai contoh, sewaktu masih duduk di bangku sekolah, upaya mendekati atau menyatakan rasa suka pada seseorang malah membuat mereka menjadi objek ejekan dari kawan sebayanya.

Pengalaman seperti itu dapat melekat erat dalam memori seseorang dan menciptakan persepsi buruk tentang ungkapan cinta di depan publik. Rasa takut ditertawakan atau dilecehkan mungkin menyebabkan laki-laki menjauhi keadaan mirip di masa mendatang, walaupun secara internal mereka berkeinginan untuk mengekspresikan emosi tersebut.


3. Pengaruh Sosial terhadap Gambaran Maskulinitas

Konsep kejantanan dalam masyarakat masih banyak dipahami sebagai perilaku yang tegas, kokoh, dan terkontrol secara emosi. Pandangan stereotip ini memberi beban pada kaum adam agar meredam bagian sensitif mereka.

Perilaku seperti berpelukan atau mengusap punggung pasangan di hadapan banyak orang mungkin dianggap tak cocok dengan citra maskulin yang diciptakan sekitar. Secara tidak sadar, aturan ini membekukkan ekspresi perasaan laki-laki dan menyebabkan mereka merasa wajib untuk mengekang dirinya supaya tampak kuat.


4. Takut Terlihat Rentan

Menyatakan cinta dengan cara terbuka biasa dipandang sebagai tanda ketidakmampuan. Ini dapat menjadi suatu hal sulit bagi laki-laki yang sudah ditanamkan sejak muda agar tak mengungkapkan kekurangan mereka.

Ketakutan akan dicap lemah atau mudah disakiti membuat banyak pria memilih untuk menjaga jarak emosional dalam situasi publik. Padahal, ketakutan ini lebih dipicu oleh tekanan sosial daripada ketidaksiapan emosional pribadi.


5. Trauma dari Hubungan Sebelumnya

Pengalaman negatif dari hubungan sebelumnya dapat menyebabkan trauma yang mendalam. Sejumlah pria mungkin telah menghadapi perlakuan dingin, penolakan, atau cemoohan saat berusaha untuk mengekspresikan perasaan mereka.

Peristiwa seperti itu dapat meredupkan kepercayaan diri seseorang dan mendorong mereka untuk menjauhi ungkapan kasih sayang sejenis, khususnya di hadapan publik. Jika luka emosi tersebut tidak dikenali dan ditangani dengan tepat, dampak negatifnya bisa berlanjut sampai kehubungan mendatang.


6. Hasrat Untuk Berdekatan Namun Kesulitan Dalam Mengungkapkannya

Beberapa laki-laki sebetulnya punya hasrat besar buat membentuk koneksi emosi, tapi mereka sering kali kesulitan mencari tahu caranya. Mereka khawatir jika perasaan kasih sayang yang dinyatakan dengan jujur bakal dianggap berlebihan dan enggak cocok sama ekspektasi orang-orang di sekeliling mereka.

Terakhir, hasrat ingin mendekatkan diri tersebut tersimpan dengan tenang, dan mereka lebih memilih untuk tidak mengekspresikan cinta secara langsung walaupun sesungguhnya merindukannya.


7. Kurang Percaya pada Penampilan Jasmaniah

Kurangnya kepercayaan diri tentang penampilan pribadi dapat mempengaruhi rasa nyaman untuk menyampaikan cinta melalui kontak fisik. Laki-laki yang memiliki pandangan negatif terhadap bentuk badannya mungkin khawatir akan dievaluasi atau dikritik ketika mereka mencoba mendekati pasangan dengan cara bersentuhan fisik, misalnya dengan berpelukan atau menggengam tangan.

Perasaan seperti itu dapat mendorong mereka untuk lebih memilih agar tidak menunjukkan ungkapan cinta atau kepedulian di depan publik guna melindungi kenyamanannya pribadi.

Tidak nyamanannya laki-laki untuk mengungkapkan perasaan cinta di depan publik tak lepas dari berbagai pengalaman serta tekanan yang sudah mereka hadapi selama bertahun-tahun.

Mempelajari asal-usulnya bisa membuat masyarakat lebih cerdas dalam menanggapi perilaku itu, tanpa bersikap sewenang-wenang atau mendesak perubahannya dengan cepat.

Ruangan yang aman dan mendukung diperlukan supaya tiap orang dapat merasa tenang dalam menyampaikan perasaannya tanpa terkekang oleh diri sendiri. Sebaliknya dari pemaksaan, metode simpatetik ini mampu mengarah pada pembukaan dialog serta menciptakan ikatan interpersonal yang lebih baik dan transparan secara emosi.

JOIN CHANNEL KAMI

Dapatkan Notifikasi Update Info Lowongan Terbaru Melalui :

  1. CHANNEL WHATSAPP
  2. CHANNEL TELEGRAM
  3. POSTINGAN INSTAGRAM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *