- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
diplomacy and diplomats, foreign policy, military, news, politicsdiplomacy and diplomats, foreign policy, military, news, politics - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
4
Jakarta, IDN Times
– Presiden China Xi Jinping memulai perjalanan resmi berdurasi empat hari ke Rusia pada saat Moskow diserang oleh drone dari Ukraine untuk tiga malam berturut-turut. Kunjungan ini bersamaan dengan penutupan sebagian besar bandaranya sebagai pusat administratif negara tersebut, sehingga mengakibatkan pembatalan atau penundaan setidaknya 350 penerbangan. Pihak otoritas kota melaporkan bahwa sistem pertahanan udara Russia telah sukses menembaki 14 drone tanpa merugikan properti apapun.
Xi akan ikut serta dalam Parade Hari Kemenangan yang digelar pada tanggal 9 Mei 2025 guna merayakan 80 tahun penyelesaian Perang Dunia II sesuai dengan catatan sejarah Rusia. Kunjungan kali ini adalah nomor 11 bagi Xi sejak ia menduduki posisi kepresidenan dan mencerminkan kedekatan hubungannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Pihak Kementerian Luar Negeri Rusia telah menyatakan bahwa perjalanan kerja tersebut penting dan bakal jadi salah satu momen utama dalam kemitraan bilateral antara China-Rusia seluruh tahun itu.
“kedua belah pihak perlu secara bersama-sama menentang semua usaha yang berupaya menggangu atau merusak hubungan persahabatan serta kepercayaan timbal balik di antara China dan Rusia,” kata Xi dalam esai untuk surat kabar Rusia, Rossiyskaya Gazeta, seperti dikutip demikian.
BBC
, Rabu (7/5/2025).
1. Perayaan militer Rusia disertai tentara dari China serta para tokoh global
Angkatan Bersenjata Rakyat Tiongkok mengirimkan 102 tentara yang menjadi bagian terbesar dari pasukan luar negeri dalam parade kemenangan yang melibatkan 13 negara. Ini merupakan kali pertama mereka turut serta pada pesta serupa di Minsk, Belarus, mulai tahun 2015. Partisipasi tersebut semakin memperkuat fokus pada hubungan militer antara China dan Rusia saat berada di tengah-tengah perselisihan dengan Ukraina.
Sebanyak 29 tokoh internasional ikut serta dalam acara tersebut di Lapangan Merah, antara lain Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva, Presiden Belarus Alexander Lukashenko, Presiden Vietnam To Lam, Presiden Venezuela Nicolás Maduro, dan juga Presiden Serbia Aleksandar Vučić. Sementara itu, Uni Eropa sudah memberi peringatan kepada Vučić bahwa kedatangannya mungkin akan berdampak buruk pada proses negosiasinya terkait anggota baru Serbia.
Dilansir dari
The Guardian
Kremlin menjelaskan hubungannya dengan China sebagai “contoh konkret” dari kolaborasi dan menyatakan bahwa kedua negara saat ini sedang mencapai puncak dalam hal kerjasamanya. Rencananya, Xi dan Putin akan meresmikan beberapa kesepakatan kooperatif, termasuk membahas proyek terkait saluran gas Power of Siberia 2 yang memiliki kapabilitas untuk memindahkan hingga 50 miliar meter kubik gas setiap tahunnya menuju arah China.
2. Ukraina mengkritik pawai tersebut dan menuduh China sengaja tidak melihat para prajurit bayaran ini.
Kementerian Luar Negeri Ukraina menggambarkan partisipasi pasukan asing dalam parad Moskow sebagai tindakan “yang tidak bisa ditoleransi.” Kyiv menduga bahwa Rusia memanfaatkan momen tersebut untuk mencoba “membersihkan diri dari pelanggaran perang” selama invasinya yang terus berlanjut.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengingatkan bahwa pemerintahannya tidak dapat memberikan jaminan keamanan bagi siapun yang berencana melakukan perjalanan ke Moskow untuk acara Parade tersebut. Dia juga menyuarakan keprihatinan terhadap tuduhan tentang partisipasi warga negara Cina sebagai prajurit pengganti dalam pertempuran di daerah Donetsk.
China membantah terlibat secara langsung dalam konflik tersebut, namun dua prajurit penggembira dari negeri mereka justru diam-diam berada di Ukraina beberapa waktu lalu. Klip rekruitmen personel militer bisa dengan cepat dilihat di platform-media sosial Cina yang biasanya ketat pengawasannya oleh pemerintahan.
3. Serangan udara terus berlangsung menjelang rencana gencatan senjata yang diusulkan oleh Russia.
Serangan udara skala besar terjadi semalam menjelang penerapan gencatan senjata unilatera Rusia yang dijadwalkan berlaku selama tiga hari mulai tanggal 8 Mei 2025. Kiev mengabaikan ide tersebut dengan menyebutnya “sandal sandal”, serta memperkuat penuntutan mereka untuk mendapatkan gencatan senjata tanpa prasyarat yang akan berlangsung selama satu bulan.
Zelenskyy mengklaim bahwa Rusia perlu memikul tanggung jawab untuk tindakannya dan mendesak agar sanksi semakin keras diterapim. Dia menjelaskan bahwa Rusia telah melepaskan empat rudal balistik serta 142 pesawat tanpa awak ke Ukraine pada satu malam tersebut, di mana pihak penegakan hukum darurat dikirim ke seluruh daerah seperti Zaporizhzhia, Kherson, dan Dnipro.
“Sekarang kita perlu meningkatkan tekanan pada Rusia dengan cara yang sangat signifikan. Negara tersebut harus bertanggung jawab untuk apa yang telah dilakukan,” kata Zelenskyy dalam tulisan tersebut.