- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
business, entrepreneurship, investing business news, news, startups and entrepreneurshipbusiness, entrepreneurship, investing business news, news, startups and entrepreneurship - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
5
Beberapa
startup
Dituduhkan telah melancarkan kecurangan oleh pihak tertentu, situasi tersebut menarik perhatian para investor. Untuk itu, pada rentang tahun 2014 hingga 2019, Menteri Kominfo atau yang lebih dikenal sebagai Kementerian Komunikasi dan Informatika saat itu, yaitu Rudiantara, menyampaikan pesan khusus kepada calon pemodal terkait masalah ini.
Saya tak perlu mengucapkan namanya.
startup
-Dia mengatakan kepada saya setelah berbincang dengan sejumlah investor, ‘Rudi, perhatikan para pendiri’.
startup
“Mereka membohongi kami (para investor). Mereka kurang jujur,” demikian mengutip respon dari para investor, sebagaimana dikatakan Rudiantara pada acara The Asia Grassroots Forum 2025 yang berlangsung di Nusa Dua, Bali, pada hari Kamis tanggal 22 Mei.
Saya katakan ‘Anda adalah seorang Investor. Anda merupakan bagian dari ekosistem tersebut dan memiliki tanggung jawab. Misalnya, para investor menunjuk komisaris.’
startup
Apakah Anda telah menunjuk komisaris secara tepat? Tidak sekadar sebagai formalitas saja? Pertimbangkan hal ini. Fungsi seorang komisaris adalah mengawasi perusahaan agar memastikan bahwa rencana bisnis cocok dengan apa yang disampaikan kepada Anda,” tambah Rudiantara.
Dalam sesi lainnya, Rudiantara mengaku bahwa pola pendanaan ke
startup
berlanjut turun. Dia juga mengkritisi manajemen oleh para pendiri tersebut.
startup
yang perlu dibenahi.
- Sebab dan Asal-usul Gibran Melapisi Nilai Performa Usaha eFishery: Untuk Tetap bertahan
- Daftar Investor eFishery, Diprediksi Mengalami Kerugian Hingga 91,7% dari Investasinya
- Kecurigaan Terkait Praktik Tidak Etis di eFishery, Pendana Fokus pada Kepentingan Manajemen yang Baik untuk Perusahaan Rintisan
Saat ini para investor luar negeri menjadi lebih hati-hati. Mereka hanya mau terlibat dalam skema pembiayaan yang relatif kecil, berkisar antara US$ 50 ribu hingga US$ 200 ribu. Sementara itu, untuk investasi dengan jumlah besar masih belum bergerak sampai ada penjelasan tentang pengelolaannya.
startup
diperbaiki,” ujarnya.
Satu dari beberapa kasus diduga penipuan yang melibatkan sang pencipta
startup
di Indonesia yakni Investree.
Startup
Pinjaman daring tersebut pernah dianggap sebagai jaminan untuk PT Putra Radhika Investama dan PT Radhika Persada Utama.
Manajemen selanjutnya menyangkal klaim tersebut. Investree mengkomunikasikan bahwa pemberitaan tentang perusahaan-perusahaan yang menjadikannya sebagai penjamin atau manajer dana/investasi merupakan informasi yang salah, belum pernah terjadi, serta tanpa adanya persetujuan dari pemilik saham maupun direksi Investree.
Setelah otoritas pengawas keuangan mencabut izin Operasi Investree pada bulan Oktober tahun 2024, mantan Chief Executive Officer Adrian Gunadi ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus yang melibatkan pelanggaran hukum di bidang perbankan dan jasa keuangan. Dia terdaftar dalam Daftar Pencarian Orang atau DPO, dengan indikasi bahwa dia mungkin telah meninggalkan negara tersebut.
Selain itu,
eFishery
. Pendiri
startup
Dalam perikanan ini, Gibran Huzaifah menyatakan ada penyesuaian dalam laporan keuangannya.
Hasil laporan penyelidikan awal yang tidak sengaja terpublikasikan menyatakan bahwa manajemen eFishery dicurigai telah memanipulasi dana korporasi sebesar US$ 600 juta atau setara dengan Rp 9,8 triliun (dengan kurs Rp 16.331 untuk satu US$) pada periode Januari-September tahun 2024.
Berdasarkan laporan terakhir dari FTI Consulting yang diperiksa oleh Bloomberg dan diketahui melalui laporan DealStreetAsia, eFishery dilaporkan mengalami kerugian senilai US$ 50 juta atau setara dengan Rp 819,3 miliar (dengan kurs Rp 16.390 per US$) selama tahun kemarin.
Startup
Ini dianggap tidak memiliki nilai jual yang baik dan hampir seluruh operasional perusahaannya harus dihentikan.
Gibran menceritakan bahwa pada masa-masa permulaan ketika usahanya baru didirikan dan dia merasa kebingungan dalam pencarian dana, ia kemudian mengajukan pertanyaan tersebut kepada para founder lainnya.
startup
Indonesia terkait dengan cara mereka meraup dana segar tersebut. Menurutnya, sepertinya mereka meremas data ke dalam bentuk yang diinginkkan.
“Gibran menyebutkan bahwa mereka mengaku telah merubah data tersebut. Mereka menjalankan berbagai macam ‘inisiatif percepatan pertumbuhan’ dan umumnya hal ini dilaksanakan sebelum proses pembiayaan,” ungkap Gibran seperti diketahui dari sumber tersebut.
Bloomberg
, bulan lalu (15/4).
“Saya mengerti bahwa ini adalah kesalahan. Tetapi saat semua orang melakukan hal yang sama tanpa masalah atau tercium baunya, Anda mulai bertanya-tanya apakah sebenarnya itu salah,” imbuh Gibran.
Gibran menggambarkan pilihan yang harus ia hadapi sebagai dilema etika antara bertindak dengan jujur sehingga bisa bangkrut atau merusak data agar dapat terus menjaga usaha bagi keluarganya, pekerjanya, nelayan, serta budidaya ikan.
“Seperti halnya dilema kereta api, ini tak pernah menjadi keputusan yang sederhana,” katanya. Yang dimaksud adalah merujuk pada eksperimen pemikiran etika di mana sang tokoh harus memutuskan antara menyerempet satu orang atau lima orang.
“Pedoman moralku sangat logis. Bila total efek yang bisa kubuat dalam suatu periode lebih besar dari kemungkinan ancaman atau kerugian, maka tindakan tersebut tetap dianggap positif dan sebaiknya dilakukan asalkan memang bermanfaat,” tambah Gibran.
Dia juga memodifikasi digit-digit dalam laporan keuangan eFishery dan menyerahkannya kepada para calon investor. Tanggapan yang diterimanya beragam dibandingkan dengan sebelumnya, saat dia memberikan data aslinya.
eFishery sukses mendapatkan minat dari perusahaan modal ventura Wavemaker Partners yang berbasis di Singapura serta 500 Global yang bertempat di San Francisco. Tahapan pendanaan kali ini mampu meraih jumlah keseluruhan sebesar US$ 4 juta, mencakup seri ketiga dari Aqua-Spark.
Namun, pendirinya Gojek Kevin Aluvi menyangkal sebagian besar hal tersebut.
startup
melakukan penipuan.
Saya bingung dengan alasan Gibran Huzaifah mencemarkan nama baik sang pendiri.
startup
Lain kali di Indonesia. ‘Tidak setiap orang’ berpartisipasi dalam hal ini. Cuma segelintir saja yang melakukan tindakan tidak benar. Raksasa perusahaan teknologi paling sukses di Indonesia didirikan oleh individu-individu bermoral tinggi,” ujarnya lewat akun X, beberapa waktu lalu.