, Riau –
Ibunya seorang siswa SMK Negeri I Bangun Purba di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Riau terpaksa menggadaikan ponselnya agar anak tersebut dapat mengikuti ujian sekolah. Pengakuannya ini sangat mengejutkan.
Siswa dari SMKN I Bangun Purba yang bernama awalnya RL dipaksa untuk menjamin handphone milik ibunya senilai Rp 100 ribu.
Alasannya adalah dia tidak punya uang untuk membayar biaya praktek, jadi dia gagal ikut serta dalam ujian sekolah.
Insiden siswa SMK yang mengalami kendala dalamikut ujian itu hingga mendapat perhatian dari Kapolres Rokan Hulu, AKBP Emil Eka Putra.
Walaupun Plt. Kepala SMK Negeri I Habibi menyangkal adanya larangan bagi siswa untuk ikut ujian dikarenakan belum melakukan pembayaran administrasi di sekolah tersebut.
Sebenarnya, pelajar dari SMK itu harus kembali ke rumah untuk minta pertolongan pada ibunya karena dia tidak dapat menghadiri ujiannya lantaran belum membayar biaya prakteknya secara lengkap.
Tokoh siswi SMA yang bersangkutan bernama RL, terpaksa mendermakan ponsel miliknya akibat keterbatasan dana untuk praktek.
Tindakan RL menjadi perbincangan di media sosial dan menarik simpati dari banyak pihak.
Satu orang yang menunjukkan perhatian istimewa adalah Kapolres Rokan Hulu, AKBP Emil Eka Putra.
Malahan, dia sekarang menjadikan RL sebagai saudara angkatnya.
“Iya, RL menjadi saudara angkatku. Hal ini sebagai bentuk peduli kita terhadapRL serta pendidikkannya,” ujar Emil, Kamis (4/6/2025), lewat pesan WhatsApp yang diambil dari Kompas.com.
Jaminan Ponsel untuk Dapat Mengikuti Ujian Sekolah
Cerita dimulai saat RL gagal ikut ujian pada hari Senin (2/6/2025), alasannya adalah dia belum membayar biaya praktek senilai Rp 240.000.
Dia kembali kerumah dan mengajukan bantuan pada sang ibu.
Namun, sang ibu tak mempunyai dana.
Pada situasi yang sangat mendesak, RL pada akhirnya menjual ponselnya dengan hargaRp 100.000 untuk dapat mengambil ujian promosi kelas.
Ibu dari RL, Mariatun (58), mengungkapkan cerita menyentuh hati ketika mendapat kunjungan dari AKBP Emil beserta pengurus Bhayangkari Polres Rohul di kediamannya yang berada di Desa Bangun Purba Timya.
Sambil meneteskan air mata, dia menerangkan bahwa keluarganya sungguh-sungguh kekurangan dana untuk membayar biaya praktek di sekolah tersebut.
Kapolres Rohul Mendukung Pendidikan RL
Meninjau upaya para pelajar kelas 1 di SMK itu, Kapolres Rokan Hulu menegaskan janji mereka dalam mendukung pendidikan RL selanjutnya.
“Dengan harapan selanjutnya, Insya Allah kita akan mendukung keperluan pendidikan RL. Bantuan ini disesuaikan dengan kapabilitas dan wewenang yang ada. Kami berharap agar RL tetap termotivasi untuk melanjutkan proses belajar mengajarnya,” jelas Emil.
Sumbangan ini mengubah arah cerita menjadi lebih baik bagi RL, seorang pelajar SMK yang dulunya harus bertaruh melawan nasib sendirian untuk belajar. Kini, ia telah menerima fokus serta bantuan langsung dari institusi polisi.
Kepala Sekolah Dicopot
Setelah cerita tentang RL yang menitipkan handphone-nya untuk bisa mengikuti ujian menjadi viral, pihak dari SMK Negeri 1 Bandung Purba memberikan penjelasan resmi.
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Sekolah, Habibi, menyangkal adanya larangan bagi siswa untuk ikut ujian lantaran belum membayarkan biaya Administrasi di sekolah tersebut.
Habibi menegaskan kepada para jurnalis bahwa timnya ingin menyampaikan penjelasan mengenai laporan tentang salah satu murid mereka yang diklaim dipulangkan sebab tak dapat ambil bagian dalam ujian.
“Ini terbukti dengan adanya daftar nama serta hasil ujiannya putra-putri kami. Oleh sebab itu, saya ingin menegaskan kembali bahwa kami tak pernah memerintahkan anak-anak untuk pulang ataupun absen dari ujian hanya lantaran mereka belum membayar biaya administrasinya,” paparnya.
Namun begitu, Dinas Pendidikan Provinsi Riau masih menghapuskan Jabatan Habibi sehubungan dengan tindakan pertanganganjawaban dan pemeriksaan lebih lanjut terkait insiden tersebut.
( /
TRIBUNJABAR.ID
)