- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
business, employees, job interviews, jobs and careers, workersbusiness, employees, job interviews, jobs and careers, workers - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
7
https://lowongankerja.asia
– Wawancara bukan hanya sekedar kesempatan bagi perusahaan mengenal kita, tetapi juga cara yang efektif untuk kita mengetahui apakah perusahaan tersebut adalah tempat yang sesuai untuk kita bekerja atau tempat kerja yang buruk.
Dilansir dari Your Tango, mengetahui tempat kerja yang toxic dapat melalui situasi sekitar atau bagaimana cara perusahaan mengundang kita dalam wawancara kerja.
Berikut adalah tiga cara sederhana untuk mengetahui tempat kerja yang baik dan buruk saat wawancara.
1. Proses wawancara yang dipaksakan atau terburu-buru
Indikator utama dari sebuah lingkungan kerja yang buruk biasanya adalah sikap tergesa-gesa dalam proses wawancara dan menjadikan calon pekerja merasa cemas. Hal ini dikarenakan oleh suatu perusahaan yang tepat akan menghabiskan waktu untuk memilah-milih kandidat dengan hati-hati sebab mereka sedang melakukan investasi pada orang-orang tersebut.
Apabila mereka tidak melaksanakan seleksi yang sesuai, ini umumnya menandai lingkungan kerja yang kurang baik, oleh karena itu tak masalah siapapun yang dipekerjakan atau jika individu-individu tersebut cocok dengan tuntutan pekerjaan.
2. Bagaimana sikap pekerja lain terhadap atasannya
Lingkungan tempat kerja yang tidak sehat bisa dikenali melalui perilaku karyawan saat bersua dengan pemimpinnya. Dengan demikian, kita mampu mengamati apakah karyawan tersebut kelihatan gelisah atau justru senang sewaktu berinteraksi dengan sang bos.
Kita bisa melakukan ini saat mengadakan wawancara di lokasi perusahaan, baik itu dengan menyediakan waktu satu hingga dua sesi untuk berdiskusi langsung dengan para pekerja yang ada di sana ataupun mengeksplorasi tempat tersebut secara pribadi.
3. Banyak pegawai yang meninggalkan perusahaan tetapi sedikit yang bergabung.
Indikasi bahwa lingkungan pekerjaan sedang bermasalah adalah adanya kecenderungan pegawai sering kali meninggalkan perusahaan. Ini disertai dengan frekuensi pengisian jabatan kosong yang cukup besar karena banyaknya posisi yang harus di isi lagi. Tingkat turnover staf sangatlah tinggi dan mereka selalu berusaha menemukan individu baru untuk memenuhi kebutuhan ini.
Di samping itu, jika sebuah perusahaan terus-menerus mengiklankan posisi kerja yang sama, mungkin saja perusahaannya sering kali kehilangan stafnya dengan cepat. Perusahaan ini dapat berpotensi memiliki jumlah iklan pekerjaan yang besar akibat dari karyawan-karyawannya yang cenderung meninggalkan tempat kerjanya.