- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
european football, football clubs, history, soccer, sportseuropean football, football clubs, history, soccer, sports - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
4
– Paris Saint-Germain (PSG) membuat sejarah baru dengan menjadi juara Liga Champions untuk kali pertamanya sejak klub didirikan.
PSG mengalahkan Inter Milan dengan skor telak 5-0 tanpa membalas di partai puncak yang berlangsung di Stadion Allianz Arena pada Minggu (1/6/2025) sekitar pukul 3 pagi waktu Indonesia Bagian Barat.
PSG memulai pencetakkan gol melalui Hakimi di menit ke-12 dan Doue di menit ke-20, skor tersebut bertahan sampai jeda istirahat.
PSG saat ini memimpin melawan Inter dengan skor 2-0 sebelum memasuki paruh kedua. Pertahanan Inter yang cukup longgar di babak kedua memberi ruang bagi PSG untuk beroperasi bebas dan mencetak gol lagi melalui Doue pada menit ke-63.
Kesengsaraan Inter masih berlanjut saat Kvaratskhelia mengembangkan kemenangan untuk PSG di menit ke-73.
Gol terakhir Mayulu di menit 86 memastikan kemenangan PSG dengan skor final 5-0. Dengan demikian, PSG menjadi klub ke-24 yang meraih gelar Liga Champions.
Inter Jalani Musim Mendaki
Menurut kabar untuk Inter Milan, meraih juara Liga Champions akan menjadi hal yang sangat berkesan musim ini, terlebih setelah menghadapi tantangan tersebut. Sebab, tim telah tersingkir dari kedua kompetisi dalam negeri.
Inter Milan gagah percahayaan menjadi juara liga setelah dikalahkan oleh Napoli yang mengurangi jarak satu poin dalam tabel klasemen akhir.
Di Copa del Rey, perjalanan mereka berakhir di fase semifinal setelah dikalahkan oleh AC Milan.
Singkatnya, trofi Liga Champions adalah harapan terakhir bagi tim ini untuk memenangkan gelar di musim ini.
Paris Saint-Germain (PSG) perlu waspada terhadap Inter Milan karena tim yang diasuh oleh Simone Inzaghi diyakini telah matang dan sempurna sejak dua tahun silam ketika tampil di partai final Liga Champions.
Itu dijelaskan oleh kapten Inter Milan, Lautaro Martinez. “Kini hanya tersisa satu langkah terakhir yang perlu dituntaskan,” tambah pemain depan dari Argentina tersebut.
Lautaro Martinez menyatakan dengan tegas bahwa tim Inter akan melakukan persiapan tanpa cacat guna menghadapi PSG di final Liga Champions musim 2024-2025.
Seperti yang telah diketahui, Inter akan bertemu dengan PSG di final Liga Champions musim ini.
Pertandingan final ajang elit klub-klub se-Eropa musim ini akan digelar di Stadion Allianz Arena pada hari Sabtu (31/5/2025), atau Minggu dinihari pukul 02.00 Waktu Indonesia Bagian Barat.
Selama perjalanan mereka, Inter sukses mengeliminasi salah satu favorit juara, Barcelona.
Inter harus berjuang keras untuk memastikan tempat di partai puncak setelah menyingkirkan Barcelona dengan skor agregat 7-6.
Saat bersamaan, PSG berhasil mencapai final setelah mengalahkan tim asal Inggris, Arsenal, pada fase semifinal.
Armada yang dipimpin oleh Luis Enrique berhasil melaju dengan memenangkan agregat skor 3-1.
Pertandingan final Liga Champions musim ini diperkirakan akan menyajikan sebuah duel yang sangat menarik.
Karena, pertandingan final diperkirakan akan menghasilkan seorang pemenang yang belum pernah menjadi juara sebelumnya.
Di samping itu, cerita pedih dari kedua klub dalam pertandingan final pun ikut serta.
Walau PSG sudah pernah merasakan kekecewaan di partai final dalam beberapa tahun belakangan, nyaris tak ada seorangpun pemain tim ini termasuk Luis Enrique yang masih ingat dengan momen menyedihkan tersebut.
Meski demikian, kisah berbeda terjadi pada Inter yang kebanyakan pemain dalam timnya telah mengalami rasa pilunya finall Liga Champions.
Hal itu terjadi saat persaingan untuk memperebutkan trofi Si Kuping Besar musim 2022-2023.
Dalam pertandingan final yang diselenggarakan di Stadion Olimpiade Ataturk, Istanbul, Turki, Inter kalah 0-1 dari Manchester City.
Rodri berubah menjadi mimpi buruk bagi Lautaro dan kawan-kawannya melalui tendangan bersihnya yang membuahkan satu-satunya gol pada menit ke-68.
Gol itu memungkinkan Manchester City mencapai status sebagai treble winner.
Inter Milan hanya mampu meraih posisi sebagai runner-up.
Berdasarkan pengalamannya itu, Lautaro mengatakan bahwa skuadnya saat ini telah benar-benar berbeda dan transformasi total.
“Lautaro mengatakan bahwa kami datang membawa sedikit lebih banyak pengetahuan daripada saat pertandingan di Istanbul,” seperti dilansir BolaSport.com dari Sky Sport Italia.
Karena dua tahun silam kita tampil di partai puncak menghadapi lawan tangguh, kita kalah namun dari situ kita pun bertumbuh dan berkembang.
Kini kita sampai dengan cara yang ideal, di semua aspek.
Kedua tim tersebut nyaris mirip dengan tim yang bertanding di Istanbul.
“Sulit memang, namun kita tunjukkan tekad penuh pengorbanan serta kebersamaan, sehingga pantas untuk berada di partai akhir ini.” (*)