- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
culture, emotional attachment, lifestyle, nostalgia, psychology of everyday lifeculture, emotional attachment, lifestyle, nostalgia, psychology of everyday life - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
3
Tiap individu tentunya mempunyai barang-barang dari dulu yang menaruh ingatan khusus—baik itu mainan lawas, busana bekas pakai, surat asmara, jurnal harian, hingga hal-hal kecil semisal tiket pertunjukan musik ataupun wrapping paper oleh hadiah.
Akan tetapi, ada beberapa individu yang merasakan ikatan emosional yang sangat kuat dengan benda-benda tertentu sehingga mereka enggan membuangnya meskipun telah tidak berfungsi dengan baik dari segi praktis.
Di bidang psikologi, hal tersebut disebut keterkaitan emosional terhadap benda, yang biasanya berhubungan dekat dengan karakter individu tertentu.
Ikatan ini tidak selalu merugikan, sebab dapat mencerminkan kedalaman perasaan serta nilai kenangan pribadi seseorang.
Tetapi, ikatan yang terlalu kuat dapat menyebabkan kesulitan dalam melupakan masa lalu.
Menurut artikel di Geediting pada hari Minggu (1/6), ada tujuh karakteristik yang biasanya ditemui pada individu yang memiliki ikatan emosi yang kuat dengan benda-benda dari masa lalu mereka berdasarkan perspektif ilmu psikologi:
1. Nostalgia dan Sentimentalis
Orang bertipe ini kebanyakan memandang masa lalu dengan lensa emosi yang mendalam.
Mereka kerap mengingat kembali saat-saat terindah yang telah lewat dan menimbun barang-barang sebagai “pelindung kenangan”.
Untuk mereka, satu kaos usang atau gambar kabur dapat menyulut rasa hangat dan membawa kembali kenangan dari waktu-waktu lampau yang telah berlalu.
Berdasarkan studi, rasa nostalgia kerap digunakan sebagai sarana psikologis untuk memperbaiki mood dan perasaan hubungan dengan orang lain.
Benda-benda dari waktu lampau memudahkan orang untuk meraih kembali ingatan mereka.
2. Emphatis dan Berisi Kelembutan
Orang dengan sifat empatis umumnya mempunyai keahlian istimewa untuk menangkap perasaan, apakah itu milik mereka sendiri atau orang di sekitar mereka.
Hal ini membuat mereka lebih mudah membangun ikatan emosional—tidak hanya dengan manusia, tapi juga dengan benda-benda yang memiliki makna personal.
Benda-benda dari waktu lampau umumnya dikaitkan dengan individu-individu yang disayangi.
Maka dari itu, melepas benda tersebut mungkin akan menimbulkan perasaan seperti sedikit meninggalkan kenangan atau ikatan emosi mereka.
3. Perfeksionis Emosional
Perfeksionisme bukan hanya terkait dengan standar tinggi di tempat kerja atau prestasi sekolah, melainkan juga bagaimana individu mengatur serta menjaga aspek-aspek emosi mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Perfeksionis emosional menganggap perlu untuk menjaga memorabilia dalam keadaan sempurna dan teratur, termasuk melalui barang-barang fisik yang menjadi simbolnya.
Untuk mereka, tiap barang punya posisi serta arti dalam susunan perasaan mereka.
Mereka mengalami kesedihan apabila ada sebagian yang hilang atau dihapus, bahkan jika itu hanyalah sehelai kertas atau fragmen kecil dari kenangan lampau.
4. Kesulitan untuk Melepaskan diri dan Ketakutan akan Kehilangan
Individu yang mengalami kesulitan dalam melakukan pelepasan biasanya menampilkan karakteristik dari kepribadian yang bersifat ketergantungan (dependent personality).
Mereka merasa nyaman dengan hal-hal yang telah dikenali, mencakup barang-barang tua yang masih dimiliki.
Dalam bidang psikologi, hal tersebut dapat berhubungan dengan gangguan Attachment yang ringan atau rasa takut terhadap kerugian (loss aversion).
Benda-benda tersebut berfungsi sebagai tanda keamanan dan kelangsungan hidup mereka, khususnya ketika harus menghadapi pergantian yang signifikan.
5. Melankolis dan Introvert
Orang dengan kepribadian melankolis umumnya lebih condong untuk berpikir tentang hidup dengan cara yang mendalam dan penuh pertimbangan.
Mereka cenderung lebih tertutup sambil menyembunyikan berbagai perasaan internal mereka.
Benda-benda dari waktu dulu berfungsi sebagai tempat menaruh kenangan serta perasaan yang susah untuk diekspresikan dengan kata-kata.
Untuk orang-orang introversional dengan cenderung melankolik, benda-benda tersebut tidak semata-mata merupakan objek, tetapi sebagian dari kisah hidup mereka yang hanya dapat dipahami sepenuhnya oleh dirinya sendiri.
6. Dipenuhi dengan Imajinasi serta Kreativitas
Orang-orang berimajinasi kuat, terlebih lagi mereka yang berkarakter kreatif, biasanya mengembangkan ikatan simbolik dengan benda-benda sekitar.
Mereka dapat menyambungkan suatu objek ke cerita khusus, menciptakan arti yang belum tentu masuk akal, namun sungguh bernyawa dalam alam bawah sadar mereka.
Pada karya seni ataupun tulisannya, objek-objek tersebut kerap kali menginspirasi atau mewakili konsep-konsep utama semacam kesedihan, cinta pertama, atau kenangan masa kecil yang terkikis oleh waktu.
Kreativitas mereka membantu mereka mengenali “jiwa” di balik setiap benda.
7. Cenderung Mengelakkan Perdebatan Secara Emosional
Orang dengan sifat seperti itu kelihatannya tenang dari luar, namun di bagian dalam terdapat berbagai perasaan yang masih belum tertata.
Sebagai gantinya dari menemui perasaan kesedihan, kehilangan, atau trauma masa lalu secara langsung, mereka lebih memilih menyimpan benda-benda tertentu sebagai metode tak langsung untuk tetap berkesinambungan dengan waktu lampau itu.
Pada sejumlah kejadian, ini dapat berperan sebagai mekanisme pengendalian diri yang tidak terlalu menyolok.
Benda-benda tersebut mengambil alih sebagai gantinya untuk obrolan, dekapan, atau perpisahan yang tak pernah terwujud.
Penyelesaian: Di antara Kenangan dan Kesehatan Emosional
Mengikat diri pada benda-benda dari zaman dahulu tidak selamanya merupakan hal yang negatif dengan sendirinya.
Banyak di antara kita yang melakukan ini, dan hal tersebut dapat memberikan rasa nyaman serta jati diri.
Akan tetapi, apabila ikatan tersebut mulai menghalangi kita untuk menikmati kehidupan pada saat ini atau memberikan beban emosional yang terlalu besar, mungkin sudah waktunya untuk melakukan introspeksi.
Di dalam ilmu psikologi, keharmonisan merupakan hal utama.
Menyimpan beberapa barang berharga itu normal, namun penting pula untuk memahami bahwa ingatan sesungguhnya tak senantiasa tergantung pada objek materiil.
Mereka ada di dalam kehidupan kita—di dalam perasaan, pemikiran, serta interaksi kita dengan mereka yang kita sayangi.