Orang yang Ingat Wajah tapi Lupa Nama? Mungkin Punya 8 Karakteristik Ini, Kata Psikolog

Orang yang Ingat Wajah tapi Lupa Nama? Mungkin Punya 8 Karakteristik Ini, Kata Psikolog


lowongankerja.asia

– Banyak individu mungkin telah menemui situasi serupa. Wajah mereka dapat diingat dengan jelas, namun nama-nama tersebut kerap kali luput dari pikiran. Sebenarnya, ada dasar ilmiah dalam bidang psikologi yang menjelaskan perilaki-perilaku semacam itu.

Menurut Geediting, individu yang tak pernah bisa melupakkan muka seseorang namun selalu lupa dengan nama mereka umumnya memiliki delapan karakteristik mirip berdasarkan ilmu psikologi.

Beberapa orang lebih condong ke arah mengenali wajah dibandingkan menghafalkan nama.

1. Visual bukan verbal

Orang yang mampu mengenali wajah namun gagal mengingat nama umumnya memiliki kecenderungan terhadap gaya pikiran visual ketimbang verbal. Otak kita mengeksekusi pengolahan kata dan citra dengan mekanisme yang berlainan. Terdapat pula individu yang merasakan bahwa visulisasi objek visual, misalnya wajah, jauh lebih gampang untuk dipertahankan dalam ingatan dibandingkan sekadar rangkaian kata-kata, contohnya adalah nama seseorang.

Psikologi mengungkapkan bahwa ciri ini tidak perlu menjadi sumber rasa malu bagi Anda; justru, itu hanya mencerminkan cara kerja otak Anda. Bahkan, pemikir visual umumnya memiliki daya kreasi yang tinggi dan dapat menyadari hubungan-hubungan yang mungkin luput dari pengamatan orang lain.

Inilah ciri unik yang bisa jadi kekuatan besar, walaupun artinya kadang-kadang ada orang yang lupaan namanya.

2. Berorientasi pada detail

Orang-orang dengan kemampuan ‘mengenali wajah’ cenderung fokus pada rincian. Menurut penelitian psikologis, keterfokusan ini adalah karakteristik biasa ditemukan pada individu yang lebih baik dalam menghafalkan wajah dibandingkan nama.

Sepertinya pikiran kita dirancang lebih baik untuk memahami keseluruhan gambaran bukan fokus pada detail spesifik seperti nama. Walaupun bisa mengingat aspek-aspek visual dari seseorang, mereka masih saja melupakan namanya.

Bukan dikarenakan kurang minat atau ketidaktahannya. Tetapi yang terjadi adalah otaknya cenderung memfokuskan diri pada penangkapan detail visual dan emosi dibandingkan dengan penghapalan nama-nama.

3. Empati dan intuitif

Seseorang dengan kemampuan untuk mengenali muka tapi sering kali melupakan nama cenderung memiliki rasa simpati serta intuisi yang kuat. Biasanya, mereka jago dalam mendeteksi perasaan dan sinyal tidak verbal lainnya sehingga bisa menjadi pendengar dan sahabat yang hebat.

Studi telah menunjukkan bahwa individu yang memiliki rasa empati yang kuat cenderung lebih mahir dalam mengenali wajah. Ini disebabkan oleh hubungan antara kebolehan kita menyimpan gambaran tentang wajah dengan kapabilitas kita untuk merasakan serta membagikan perasaan sesama manusia.

Ciri ini tak sekadar menjadikan Anda individu yang lebih peka terhadap perasaan oranglain, namun juga memperkuat kapabilitas Anda dalam menyatu dan berinteraksi secara mendalam dengan sesama manusia.

4. Pakar pikiran yang berfikir secara instan

Ciri khas lain yang kerap muncul pada individu yang unggul dalam mengenali wajah namun kurang baik dalam menghafalkan nama adalah mereka cenderung menjadi pemaunya sesaat.

Artinya mereka lebih condong untuk menghadiri dengan penuh dan terlibat dalam setiap pertemuan, menyimpan dan menganalisis data visuel semacam ekspresi wajah serta tindakan tubuh.

Akan tetapi, menumpukan perhatian pada situasi di sekarang bisa saja menyebabkan pengurangan dalam konsentrasi untuk mencatat dan menghafalkan detail penting bagi masa depan, misalnya nama orang. Mengedepankan pemikiran praktis bukanlah hal buruk.

Sebaliknya, ini bisa menjadikan Anda sebagai pembicara yang lebih mengundang minat dan pendengar yang lebih fokus.

5. Pencari koneksi

Terdapat keindahan tersendiri pada mereka yang mengenali wajah dibandingkan dengan nama seseorang. Mereka umumnya berusaha menemukan ikatan, yakni individu-individu yang secara intuitif lebih memuliakan hubungan antar manusia daripada hanya fakta dan informasi semata.

Kelompok orang tersebut biasanya memandang tiap wajah sebagai sebuah narasi tersendiri, kerutan yang terbentuk oleh perpaduan emosi, pengalaman, serta ingatan. Mereka tidak hanya menilai berdasarkan tampilan luar atau gelar saja. Terhadap mereka, suatu wajah mencerminkan esensi individu itu sendiri, kebersamaan manusia.

Benar sekali, ini merupakan suatu karunia yang istimewa. Dalam lingkungan di mana kita cenderung memilah-milah manusia ke dalam kelompok dan klasifikasi, individu yang mengenalkan pemikiran seperti itu membantu kita untuk menyadari betapa pentingnya mencermati serta menyanjung perbedaan antara setiap pribadi.

6. Pemikir non-linear

Konsep pemikiran non-linier merupakan salah satu karakteristik umum pada individu yang lebih unggul dalam mengenali wajah dibandingkan dengan ingatan untuk nama-nama. Mereka cenderung tidak membatasi pikirannya hanya pada jalur linear, namun berganti-gantian antara satu konsep dan ide-ide lainnya, serta menyambungkan detail-detail yang mungkin luput dari perhatian orang lain.

Mereka masih bisa membayangkan dialog tepat seperti saat melakukannya bersama orang tersebut, termasuk penampilan fisiknya, ekspresinya, serta perasaan mereka sendiri, namun sayangnya nama siapa dia tak terlupakan lagi. Kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh otak yang cenderung lebih memusatkan perhatian pada rangsangan konseptual atau emosional dibanding uraian kenyataan secara kronologis.

Gaya berfikir semacam itu bisa menciptakan pandangan tersendiri serta ide-ide inovatif, hal tersebut memperlihatkan keragaman dan ketidaksempurnaan dalam pemikiran setiap orang.

7. Jeli

Orang yang dapat mengenali wajah namun gagal mengingat nama biasanya juga memiliki sifat peka. Mereka menyimak aspek-aspek yang mungkin luput dari perhatian kebanyakan orang serta mahir dalam mendeteksi petunjuk-petunjuk dan rincian-rincian halus tersebut.

Ketika berinteraksi dengan orang baru, mungkin kita akan mengamati ciri-ciri wajah, emosi, serta perilaku mereka; semua ini adalah tanda-tanda visuel yang menciptakan kepribadian khusus seseorang. Sebaliknya, sebuah nama lebih bersifat abstrak dan tak memberikan detail visual sebanyak karakteristik fisik tersebut.

Kemampuan untuk memperhatikan detail yang lebih halus ini dapat menjadi aset yang signifikan, membuat Anda lebih tanggap dan sadar dalam berbagai aspek kehidupan.

8. Kecerdasan emosional

Hal utama yang penting untuk dipahami mungkin adalah individu yang dapat mengenali wajah namun sulit mengingat nama cenderung memiliki tingkat kesadaran emosional yang tinggi. Mereka biasanya baik dalam pengaturan serta penguasaan emosi diri sendiri dan juga ahli di bidang mendeteksi serta merespons emosi dari orang lain.

Fitur ini membolehkan seseorang untuk menciptakan ikatan penting dengan individu lain, walaupun terkadang mereka mungkin tak bisa mengenali namanya. Meski demikian, peristiwa emosi bersama-sama dengan pihak lain biasanya menorehkan bekas yang jauh lebih mendalam di memorinya dibanding hanya percakapan kosong.

JOIN CHANNEL KAMI

Dapatkan Notifikasi Update Info Lowongan Terbaru Melalui :

  1. CHANNEL WHATSAPP
  2. CHANNEL TELEGRAM
  3. POSTINGAN INSTAGRAM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *