- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
crime, crimes, government regulations, investors, newscrime, crimes, government regulations, investors, news - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
10
lowongankerja.asia.CO.ID – JAKARTA
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa dampak finansial dari penipuan investasi mencapai angka Rp 105 miliar selama empat bulan awal tahun 2025. Sementara itu, Satgas PASTI (Satgas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal) menyatakan telah melakukan tindakan terhadap 209 perusahaan yang beroperasi tanpa izin dalam bidang keuangan pada rentang waktu Januari sampai April 2025.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Pendidikan, serta Perlindungan Konsumen dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Friderica Widyasari Dewi, mengungkapkan bahwa aktivitas berinvestasi tanpa persetujuan resmi tetap sering terjadi dan terus merugikan banyak orang.
“Tim Satgas PASTI kami terus dengan proaktif memantau serta tentunya akan bertindak terhadap pihak-pihak yang menyebut dirinya sebagai platform investasi saham tanpa memiliki ijin,” katanya dalam pernyataan resmi Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK, Jumat (9/5).
Friderica mengatakan bahwa tindakan yang diambil oleh Satgas PASTI mencakup pencegatan situs dan aplikasi tidak sah bersama dengan pengiriman laporannya kepada otoritas berwenang untuk menegakkan hukum.
Salah satu insiden terkini melibatkan penutupan sindikat investasi palsu yang dikenal sebagai Morgan Asset Group, yang telah menimbulkan kerugian sebesar Rp 18 miliar bagi publik.
Tipu-tipu semacam itu pun kerap kali memakai cara-cara tertentu.
impersonation
, yakni dengan mengulang nama produk, website, atau akun media sosial dari suatu badan hukum resmi. Hal ini cukup berisiko sebab banyak orang yang mudah tertipu,” ungkap Friderica.
Walau sudah banyak usaha pendidikan finansial dari OJK serta pihak pemerintah, Friderica menunjukkan bahwa antusiasme publik terhadap bentuk-bentuk investasi tidak sah tetap saja cukup tinggi. Dia menjelaskan ada dua alasan pokok di balik hal ini: kurangnya pengetahuan seputar jenis-jenis investasi yang tepat dan godaan emosional untuk mendapatkan laba besar dengan cepat.
“Kemunculan informasi tersebut seringkali membuat orang curiga namun mereka masih tertarik pada janji keuntungan yang besar. Pengaruh psikologi ini semakin memburuk karena rendahnya pemahaman tentang finansial,” jelasnya.
OJK mengajak semua pihak, termasuk media, untuk terus menyuarakan pentingnya investasi yang aman dan legal.
Edukasi merupakan hal utama. Rakyat harus mengerti tentang instrumen investasi yang dipilih serta tujuan penggunaan dana tersebut,” demikian penjelasan terakhir dari Friderica.