Negosiasi IEU Cepat Selesai: 80% Ekspor RI ke Uni Eropa Akan Bebas Biaya

Negosiasi IEU Cepat Selesai: 80% Ekspor RI ke Uni Eropa Akan Bebas Biaya





,


Jakarta


– Proses negosiasi untuk Indonesia-Eropa Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IU CEPAS) hampir menyelesaikan tahapannya. Menurut Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Airlangga Hartarto, perjanjian tersebut memberikan berbagai manfaat di antaranya yaitu penghapusan bea masuk yang mencakup 80% dari jenis barang dagangan.
ekspor
sumber asli dari produk yang dijual di Indonesia
Uni Eropa
(EU).

Kelonggaran
tarif
Pajak impor akan diperoleh setelah kesepakatan ekonomi bilateral tersebut diresmikan. “Setelah perjanjian ini mulai berlaku, dalam waktu 1 sampai 2 tahun mendatang, sekitar 80% produk yang diekspor dari Indonesia nantinya tidak akan dikenakan biaya bea masuk,” jelas Airlangga saat memberikan keterangan melalui video conference pada hari Sabtu, tanggal 7 Juni 2025.

Menurut temuannya, penerapan IEU CEPA diperkirakan akan mendorong ekspor dengan adanya penurunan tariff dan eliminasi kebijakan nontariff. Dia menyatakan bahwa Indonesia memiliki potensi untuk mengerek nilai ekspornya di atas 50 persen dalam jangka waktu 3 hingga 4 tahun mendatang.

Harapan dari IEU adalah untuk memperluas akses pasar produk-produk Indonesia menuju Eropa, khususnya karena tarif impor telah dicabut. Sebelumnya, barang-barang dari Indonesia dipungut biaya antara 10 hingga 20%, sementara negara-negara lain misalnya Vietnam tidak pernah mengenalinya.

Airlangga menambahkan bahwa dengan kenaikan tarif sebesar 10-20 persen, Indonesia masih dapat bersaing di pasaran Eropa. Pemerintah mengharapkan adanya penurunan bea masuk agar semakin banyak produk dari Indonesia yang bisa diekspor ke Uni Eropa.

Demikian juga sebaliknya, kebutuhan Indonesia terhadap produk-produk Eropa diharapkan meningkat. Misalnya saja barang-barang modal yang sudah lama kompetitif secara ekonomis dibandingkan dengan negara-negara di luar Eropa.

Seiring berjalannya proses perundingan, Indonesia menekankan pentingnya mendukung industri yang menghasilkan banyak pekerjaan. Sejumlah bidang seperti produksi sepatu, tekstil, pakaian jadi, serta hasil perikanan menjadi fokus utama dalam diskusi ini. Pihak pemerintahan telah mendorong agar dibuka kesempatan maksimal bagi ekspor barang-barang dari lini-lini bisnis tersebut.

Tantangan yang berasal dari aspek regulasi, misalnya Undang-Undang Anti Deforestasi Uni Eropa (EUDR), menjadi bagian dari diskusi selama negosiasi. Airlangga menjelaskan bahwa Uni Eropa berkomitmen untuk memberikan fokus istimewa pada hasil-hasil hutan Indonesia, terlebih lagi kelapa sawit.

Menko perekonomian menjelaskan sebetulnya negosiasi ihwal kebijakan anti deforestasi tersebut sudah dilaksanakan dan aturannya telah mundur setahun. Isu utama mengenai
sustainability
dan
traceability
produk kehutanan Indonesia juga relatif sudah bisa diselesaikan. “Indonesia juga sudah menyiapkan keseluruhan mekanisme yang ada. Hingga mekanisme ini diharmonisasikan dengan kebutuhan atau kepentingan dari Uni Eropa,” ucap Airlangga.

JOIN CHANNEL KAMI

Dapatkan Notifikasi Update Info Lowongan Terbaru Melalui :

  1. CHANNEL WHATSAPP
  2. CHANNEL TELEGRAM
  3. POSTINGAN INSTAGRAM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *