- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
commerce, government, news, news media, politicscommerce, government, news, news media, politics - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
7
lowongankerja.asia,MEDAN-
Asosiasi Mobilitas dan Pengiriman Digital Indonesia (Modantara) memberikan tanggapan mengenai aksi penyerahan aspirasi oleh mitra pengemudi yang berlangsung pada tanggal 20 Mei kemarin.
Agung Yudha, Direktur Eksekutif Modantara, menyebutkan bahwa Modantara memperjelas posisi industri dengan cara yang terbuka, adil, serta didasarkan pada kepentingan jangka panjang. Ia menekankan bahwa niat baik seharusnya tidak berubah menjadi suatu krisis baru.
“Kami mengerti kekhawatiran para mitra kami, tetapi penyelesaian masalah perlu didasari oleh kondisi ekonomi yang nyata, bukannya hanya omongan politik,” katanya.
“Ekosistem ini ternyata menjadi penyangga sosial selama masa krisis, sehingga regulasi yang mengatur seharusnya didasarkan pada data dan memperhatikan konsekuensi jangka panjang,” ujarnya.
“Komisi tidak dapat disamakan secara langsung dengan tarif parkir. Sektor ini berkembang dengan dinamisme tanpa adanya peraturan yang rigid atau seragam,” jelasnya lebih lanjut.
Batasan atas 10 persen komisi platform, menurutnya, akan memaksa beberapa platform untuk mengubah model bisnisnya secara sangat signifikan dan mendadak.
“Konsep ini mungkin kelihatan mudah tetapi dampaknya dapat menjadi rumit, sistematik, dan membahayakan stabilitas ekonomi,” jelasnya.
Setiap platform mempunyai struktur bisnis unik dengan penawaran komisi variatif, disesuaikan dengan jenis layanan, sasaran konsumen, perkembangan teknologi, serta keperluan para mitranya.
“Maka mitra diberi opsi untuk memilih layanan berdasarkan platform biaya yang cocok dengan keperluan mereka tanpa perlu ada paksaan seragam,” ujarnya.
Menurutnya, pemaksaaan terhadap komisi tunggal bisa mencegah inovasi dalam layanan dan program pengembangan mitra, yang berpotensi membahayakan kelangsungan layanan, terutama di daerah-daerah dengan profitabilitas rendah.
Selanjutnya memacu efisiensi berlebihan yang mengorbankan mutu layanan kepada pelanggan.
Jika niat untuk memberikan perlindungan malah menyebabkan jutaan mitra kehilangan kesempatan bekerja secara fleksibel, maka kita harus menghentikan diri sejenak dan bertanya: Siapakah sesungguhnya yang sedang dijaga?
Konsep mengubah semua mitra pengemudi menjadi karyawan tetap kelihatannya bagus, namun kenyataan di dunia nyata berbicara sebaliknya.
Bila sistem penata ulangan kemitraan diimplementasikan, statistik mengungkapkan bahwa lebih dari 1,4 juta lapangan kerja mungkin akan lenyap, serta Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia berpotensi merosot sebesar 5,5%, demikian paparnya.
Berdasarkan hasil penelitian serta pemahaman internasional, perubahan posisi mitra menjadi pekerja tetap dalam skala besar dapat memangkas 70-90 persen peluang kerja di bidang tersebut.
Mengurangi Produk Domestik Bruto sebesar Rp 178 triliun, yang berpotensi menyebabkan 1,4 juta orang kehilangan pendapatan serta menaikkan biaya jasa sampai 30 persen.
Meninju keras UMKM yang sangat bergantung pada layanan antar cepat.
Harusnya kita perhatikan juga biaya operasional serta kualitas kehidupan mitra, tapi kalau tarifnya terlampau mahal bisa-bisa minat pembeli berkurang, jadi percuma punya harga tinggi tetapi transaksinya rendah.
ada,” katanya.
Modantara berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan para mitranya. Kehadiran mitra yang makmur diharapkan dapat mendorong pertumbuhan industri secara sehat. Meski demikian, baik pemerintah pusat maupun daerah harus bijaksana dengan memperhitungkan aspek-aspek penting saat menyusun kebijakan terkait hal ini.
berbagai faktor.
(cr5/lowongankerja.asia)
Baca berita
TRIBUN MEDAN
lainnya di
Google News
Perhatikan pula berita atau detail tambahan yang ada di
Facebook
,
Instagram
dan
Twitter
dan
WA Channel
Berita viral lainnya di
Tribun Medan