- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
crude oil, economics, news, oil, oil and fuel pricescrude oil, economics, news, oil, oil and fuel prices - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
12
lowongankerja.asia.CO.ID.
Harga minyak global merosot tajam sekitar 2% di sesi perdagangan hari Jumat (23/5), mengarah ke penurunan mingguan yang pertama dalam tiga minggu terakhir.
Tebakan muncul usai Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengusulkan tariff sebesar 50% untuk barang-barang dari Uni Eropa (UE).
Melansir
Reuters,
Harga minyak mentah Brent turun sebesar US$ 1,03 atau 1,6% mencapai level US$ 63,41 per barel pada pukul 12.11 GMT.
Pada saat yang sama, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) berkurang sebesar US$ 1,07 atau 1,8%, mencapai level US$ 60,13 per barel.
Penekanan pada penjualan ini memperpanjang pola pengurangan harga minyak yang berlangsung selama empat hari perdagangan secara berturut-turut, seiring dengan harapan akan kenaikan produksi oleh grup OPEC+ dalam beberapa bulan ke depan.
Trump Mengancam Uni Eropa, Pasar Was-Was Terhadap Perang Dagang
Pada pengumumannya pada hari Jumat, Trump menginformasikan bahwa ia berencana untuk menyarankan tariff langsung senilai 50% atas barang-barang dari Uni Eropa yang akan dimulai tanggal 1 Juni. Hal ini disebabkan karena blok tersebut dianggapnya sulit bekerja sama dalam hal perdagangan.
Pernyataan tersebut menimbulkan kecemasan di kalangan investor terkait dengan kemungkinan munculnya tensi perdagangan antar Atlantik yang lebih parah lagi, hal ini dapat mengakibatkan penurunan permintaan energi dunia.
Penguatan tekanan pada harga didorong pula oleh atmosfer pasar seputar agenda pertemuan kelompok OPEC+, yaitu asosiasi meliputi negara-negara anggota OPEC beserta mitra mereka seperti Rusia, yang akan digelar minggu depan.
Perkiraannya, rapat itu akan memutuskan kenaikan produksi hingga 411.000 barel per hari (bpd) pada bulan Juli.
Sebelumnya, Reuters menyatakan bahwa OPEC+ mungkin akan menyelesaikan semua pengurangan produksi sukarela senilai 2,2 juta barel per hari di akhir Oktober.
Proses tersebut dimulai perlahan-lahan, dengan kenaikan produksi kurang lebih 1 juta barel per hari pada bulan April, Mei, dan Juni.