- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
food and drink, health, health advice, health risks, nutritionfood and drink, health, health advice, health risks, nutrition - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
11
Mi instant sudah menjelma sebagai elemen yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari banyak penduduk di Indonesia.
Kelezatan rasanya dan kemudahan penyajiannya menjadikannya solusi cepat saat lapar melanda.
Tetapi, banyak juga orang yang menambahkannya ke dalam berbagai jenis makanan untuk membuatnya menjadi lebih memuaskan atau enak.
Sayangnya, sejumlah gabungan yang umum digunakan malah bisa mengancam kesehatan fisik.
Akar Gizi menekankan untuk berhati-hati dan lebih teliti ketika memilih bumbu atau aditif pada produk mi instan yang akan dikonsumsi oleh masyarakat.
Menurut laporan
Medical News Today
Yang diluncurkan pada Sabtu (31/5/2025), ada tiga campuran tertentu yang harus dijauhi karena dapat mengakibatkan masalah kesehatan apabila dikonsumsi secara berlebihan.
Yang pertama adalah mie instant bersama dengan nasi. Paduan tersebut sungguh-sunguh membuat kenyang, tetapi mengandung kadar karbohidrat berlebihan yang dapat menimbulkan peningkatan gula darah serta membawa dampak kelelahan pada saluran cerna.
Kekurangan serat dan protein dalam makanan tersebut menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi.
Komposisi kedua adalah mi instan dicampur dengan telur mentah. Walaupun tampak menggugah selera, memasukkan telur mentah secara langsung ke dalam mi yang belum dingin dapat meningkatkan potensi paparan bakteri Salmonella, khususnya apabila telur tersebut bukan berasal dari penyedia yang bersih dan terpercaya.
BPOM mengingatkan bahwa infeksi tersebut dapat menimbulkan diare, demam, serta masalah lambung lainnya, terlebih lagi bagi anak-anak atau orang yang memiliki sistem kekebalan lemah.
Komposisi ketiga terdiri dari mi instan yang ditambahkan dengan banyak keju. Meskipun menambahkan keju atau saus keju menjadikan rasa mie menjadi lebih gurih, akan tetapi kadar lemak jenuh serta natrium di dalamnya bisa melewati ambang batas konsumsi sehat per hari.
WHO menyarankan bahwa konsumsi natrium harus dibatasi hingga 2.000 miligram setiap harinya, dan menyebutkan bahwa sebuah porsion makanan seperti mi instan dengan keju dapat mencakup lebih dari 1.500 miligram tersebut.
Sebagai langkah bijak, masyarakat disarankan membatasi konsumsi mie instan tidak lebih dari dua kali seminggu.
Lebih baik menggabungkan mi instan dengan bahan alami seperti sayuran, telur rebus, daging ayam, atau tahu agar meningkatkan kandungan nutrisinya.
Keputusan cerdas saat merencanakan hidangan harian bisa mendukung kesehatan tubuh sambil tetap mempertahankan kenikmatannya.