- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
culture, culture & history, indonesia, singapore, society, tourist attractionsculture, culture & history, indonesia, singapore, society, tourist attractions - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
2
Jika berkeliling ke Ancol, Jakarta, terutama di area Pantai Cakalang, Anda akan menjumpai sejumlah patung yang mewakili ragam budaya Nusentara seperti gejog lesung, fahombo batu, barong Bali, serta sisingaan. Kehadiran objek-objek seni ini bertujuan untuk meningkatkan minat pengunjung datang ke Ancol.
Akan tetapi, kenyataanya, adanya patung-patung di Ancol tampaknya kurang berarti bagi pengunjung. Mereka kelihatannya acuh terhadap eksistensi patung tersebut. Alasannya apa? Sebetulnya, patung-patung ini memiliki desain yang indah; bentuk serta ukuran mereka sesuai dengan aslinya yaitu manusia dan benda-benda budaya lainnya. Namun sayang sekali posisi pemasangan patung tersebut tidak tepat sehingga membuatnya kurang mencolok dan jarang mendapat perhatian dari masyarakat umum.
Strategis posisi patung itu tepat di balik para pedagang reseller, namun dipadamkan oleh jumlah pepohonan hijau yang melimpah, menyebabkannya menjadi isolasi visual. Keadaan saat ini dari patung tersebut cukup mengkhawatirkan; beberapa anggota tubuh seperti tangan serta elemen-elemen lain telah lenyap atau hancur. Hal semacam ini mereduksi keindahan artistik dalam patung tersebut sampai-sampai kurang diminati untuk difoto ataupun direkam sebagai latar karena keterbatasan ruang pandang walaupun aslinya bentuk dan desainnya sungguh menawan.
Mari kita periksa Patung Selamat Datang di sekitar Bundaran HI, Dirgantara, Pemuda, serta Pembebasan Irian Barat (Papua). Patung-patung ini ditempatkan di lokasi-lokasi penting sehingga memberi nilai lebih pada patung tersebut dan sering kali menjadikan mereka sebagai objek favorit untuk difoto atau direkam dalam konten media sosial maupun dokumentasi wisata.
Meski begitu, jika sedang jalan-jalan di Singapura dekat area Merlion, akan ditemukan sebuah patung yang memperlihatkan dialog antara orang Eropa, Melayu, dan Tionghoa. Patung ini memiliki ukuran dan desain serupa dengan yang ada di Ancol; tetapi uniknya, patung tersebut telah menjadi simbol populer dan titik referensi penting bagi negeri kecil itu. Wisatawan yang berkunjung kerapkali rela mengantri hanya demi mendapatkan foto bersama patung yang berlokasi tepat di sepanjang Sungai Singapore tersebut.
Berdasarkan patung-patung yang terdapat di jalur protokol Jakarta dan Singapura, pihak manajemen Ancol harus merencanakan cara agar patung-patung bernilai artistik tersebut dapat menarik minat para turis dan pada gilirannya menjadikan dirinya sebagai simbol khas serta titik referensi penting untuk Ancol. Oleh karena itu, perpindahan lokasi ke area dengan posisi yang lebih menguntungkan sangat dibutuhkan. Karena di Ancol tersedia banyak spot strategis maka disitulah letak ideal untuk meletakkan patung tersebut.