- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
bus drivers, cars, diesel fuel, motor fuel, oilbus drivers, cars, diesel fuel, motor fuel, oil - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
88
Jika Anda pernah mengadakan perbandingan antara biaya pajak tahunan untuk mobil diesel dan bensin, kemungkinan besar Anda bertanya-tanyalah dalam hati, “Mengapa pajak mobil diesel kelihatan lebih tinggi?” Meskipun demikian, jika dilihat sekilas kedua jenis kendaraan tersebut sering kali nampak hampir sama.
Berikut ini adalah sejumlah alasannya mengapa biaya pajak tahunan untuk mobil diesel bisa lebih tinggi daripada mobil bensin pada segmen pasar yang sama.
1. Harga jual kembali mobil berbahan bakar solar umumnya lebih tinggi
Pajak untuk kendaraan di Indonesia ditetapkan dengan mengacu pada presentase dari Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB). Mobil yang memiliki harga lebih mahal akan menuntut pembayaran pajak yang lebih tinggi pula. Hal ini menjadi salah satu kekurangan bagi mobil diesel ketimbang mobil menggunakan bahan bakar bensin.
Mobil berengine diesel umumnya ditawarkan dengan harga lebih tinggi daripada versi bensin sejenisnya, meskipun memiliki desain dan fasilitas serupa. Hal ini disebabkan oleh engine diesel yang mempunyai teknologi canggih, torsinya yang lebih besar serta ketahanan mesin yang unggul. Oleh karenanya, tidak mengherankan jika Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB)-nya meningkat, sehingga pajak kendaraannya juga bertambah.
Sebagai contoh, SUV diesel seperti Hyundai Santa Fe atau Pajero Sport umumnya memiliki nilai jual yang lebih tinggi daripada Honda CR-V atau Toyota Fortuner versi bensin. Hal ini menyebabkan biaya perpajakan tahunan menjadi lebih memberatkan.
2. Pengeluaran gas rumah kaca dan peraturan yang ketat
Berikutnya adalah alasan yang berkaitan dengan kebijakan lingkungan. Motor diesel terkenal memproduksi jumlah partikel emisi yang lebih besar dibandingkan motor bensin. Walaupun saat ini mesin diesel modern telah menjadi jauh lebih bersih, namun secara teori, masih ada kemungkinan bahwa emisi knopinya lebih tinggi.
Sejumlah area, terlebih di pusat perkotaan semisala Jakarta, mengenakan sanksi perpajakan bagi kendaraan yang dipandang sebagai penyumbang pencemaran udara yang signifikan. Sebagai contoh, dikenakan pungutan tambahan pada tarif pajak sesuai dengan tingkat emisi knalpot. Mobil diesel, karena dianggap lebih “berpolusi” ketimbang jenis bensin, dapat ditetapkan memiliki bobot pajak yang lebih tinggi di beberapa lokasi spesifik.
Hal ini merupakan bagian dari usaha pemerintah dalam mendukung pemakaian transportasi yang lebih bersahabat dengan alam.
3. Kendaraan bermotor diesel umumnya digunakan untuk alat transportasi besar dan berat.
Mobil bermesin diesel dikenal karena ketangguhannya dalam hal tenaga dan sesuai untuk kendaraan ukuran besar maupun yang digunakan untuk mengangkut muatan berat. Oleh sebab itu, banyak jenis mobil diesel umumnya hadir sebagai SUV, van besar, atau truk pikap. Dengan peningkatan bobot kendaraan tersebut, secara konsisten akan ada penggunaan bahan bakar lebih boros serta risiko kerusakan pada infrastruktur jalanan pun menjadi semakin tinggi.
Oleh karena itu, di sejumlah wilayah, kendaraan dengan beban berat dikenakan tarif pajak yang lebih tinggi. Sehingga walaupun Anda hanya menggunakan SUV diesel untuk berkendara santai ke mal, sistem pajak masih menilainya sebagai mobil berbobot besar sehingga harus membayar biaya pajak yang lebih banyak daripada hatchback kecil bertenaga bensin.