- Diposting oleh:
- Diposting pada:
- Kategori:
climate, climate change, climatology, meteorology, newsclimate, climate change, climatology, meteorology, news - Sistem:
Tidak diketahui - Harga:
USD 0 - Dilihat:
24
Menginjak pekan terakhir bulan Mei tahun 2025, kondisi iklim di sebagian besar daerah Indonesia tetap memperlihatkan karakteristik pergantian musim dengan suasana cuaca yang tidak menentu. Biasanya langit cerah dari awal sampai mendekati tengah hari, kemudian berganti menjadi hujan saat petang dan malam tiba.
Walaupun beberapa daerah telah memasuki musim kering, tetapi curah hujan yang cukup tinggi masih sering kali terjadi, utamanya di waktu petang sampai malam hari. Sebaliknya, temperatur udara yang panas saat siang membuat suasana menjadi agak gerah karena kelembapan udara yang tinggi.
Atmosfir bisa jadi cukup tidak stabil karena campur tangan antara temperatur permukaan lautan, tekanan udara, serta kelembapan yang tinggi. Hal ini kemudian mendorong terbentuknya awan conveksi semacam cumulonimbus yang memiliki potensi untuk mengakibatkankan kondisi cuaca ekstrim seperti hujan deras, kilat, angin kencang, atau bahkan hujan es.
Hujan di sejumlah wilayah
Berdasarkan laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada prediksi iklim harian untuk rentang waktu 20 sampai 26 Mei 2025, selama satu pekan belakangan ini, curah hujan yang ekstrem hingga parah sudah menghasilkan berbagai macam musibah meteorologis di beberapa daerah termasuk Aceh, Kepulauan Riau, Provinsi Riau, Sumatera Barat, Kepulauan Bangka Belitung, Jambi, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan serta Maluku Utara.
Peristiwa itu tak cuma disebabkan oleh proses konveksitas lokal yang umumnya muncul saat transisi, tetapi juga dipengaruhi oleh fenomena atmosfir ber skalapasar besar seperti Aktivitas Osilasi Madden-Julian (MJO) dan gelombang-gelombang udara.
MJO saat ini diamati sedang aktif dalam Fase 5 (Benua Lautan) dan diperkirakan akan tetap konsisten di area Indonesia selama seminggu mendatang. Tambahan pula, gelombang kelvin dan rossby ekuatorial secara umum menunjukkan tren persistensi dengan penyebarannya yang meliputi beberapa daerah di Indonesia.
Hujan di musim kemarau
Fenomena-fenomena tersebut berpotensi memberikan pengaruh signifikan dalam memicu peningkatan pertumbuhan awan hujan, khususnya di bagian barat dan tengah Indonesia.
Meskipun lebih banyak wilayah terindikasi memasuki awal musim kemarau pada akhir bulan Mei akibat Monsun Australia yang diprakirakan menguat, hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat masih berpotensi terjadi akibat aktivitas MJO dan gelombang atmosfer tersebut.
Melihat situasi atmosfir yang tetap cukup aktif dan bisa mengalami perubahan mendadak selama masa ini, penduduk diminta agar senantiasa meningkatkan tingkat kehati-hatian atas kemungkinan adanya iklim ekstrim yang siap datang tanpa pemberitahuan, termasuk hujan deras berlangsung sebentar yang kerapkali dibarengi oleh petir/kilat serta tiupan angin kuat.
Dinamika atmosfer
Phenomenon MJO diperkirakan secara konsisten ada di area Indonesia ( fase 3, 4, dan 5 ) untuk seminggu mendatang. Di samping itu, aktifitas gelombang Ekwatorial Rossby serta Kelvin diproyeksikan akan masuk ke wilayah Indonesia dalam beberapa hari yang akan datang.
Ini mengindikasikan bahwa intensitas hujan mungkin semakin bertambah, karena MJO dan gelombang atmosfir itu memperbanyak jumlah awan-awan pembawa hujan serta dapat membuat presipitasi melebihi rata-rata di beberapa daerah.
Diperkirakan akan terjadi Sirkulasi Siklonik di Laut Cina Selatan, Laut Maluku, serta wilayah laut sekitar utara Maluku Utara. Hal ini menyebabkan adanya zona perlambatan angin (konvergensi) di kawasan Laut Cina Selatan, Laut Banda, Laut Maluku, dan juga area laut utama di bagian utara Maluku Utara.
Sirkulasi siklonik ini menciptakan area perjumpaan angin (konfluensi) yang diperkirakan akan terjadi di Kepuasan Laut China Selatan, Laut Sulu, Laut Sulawesi, Laut Maluku, Laut Banda, Laut Seram, Laut Halmahera, serta Samudra Pasifik bagian utara Papua Barat.
Gabungan dari MJO, gelombang Kelvin, gelombang Rossby ekuatorial, dan gelombang frekuensi rendah dalam area dan waktu yang bersamaan diamati menjadi aktif di Jawa Timur, Bali, bagian timur Laut Java, Laut Flores, Selatan Sulawesi, Tenggara Sulawesi, serta Laut Banda. Hal ini dapat memperbesar kemungkinan peningkatan kegiatan konvektif serta pengembangan pola siklonik di daerah tersebut.
Potensi cuaca ekstrem
Keadaan itu memiliki potensi untuk menghasilkan kenaikan intensitas penghujan yang bisa menjadi tanda adanya iklim ekstrim, walaupun luasnya daerah hujannya tak seluas biasanya saat masa musim hujan.
Walau begitu, perpindahan massa udara kering yang berasal dari daratan Australia masih menunjukkan penurunan intensitas hujan di beberapa area selama memasuki masa kemarau.
Hal ini turut mengakibatkan kelambanan kecepatan angin meningkat di area selatan Indonesia, bersama dengan kenaikan level ombak di Samudera Hindia barat daya antara Lampung sampai selatan Nusa Tenggara Timur, Laut Timor, dan Laut Arafuru.
Melihat masih ada kemungkinan kondisi cuaca penting di beberapa area, seperti hujan deras atau angin kuat, pihak berwenang menyarankan agar publik secara rutin memeriksa perkiraan cuaca dan juga merawat kesejahteraan diri dengan mengatur lingkungan, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah rawan terhadap pengaruh iklim ekstrem.
Prakiraan cuaca jangka waktu 20-22 Mei 2025
Cuaca di Indonesia umumnya didominasi berawan hingga hujan ringan. Tapi perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang akan terjadi:
- Aceh.
- Sumatera Utara.
- Sumatera Barat.
- Riau.
- Kepulauan Riau.
- Sumatra Selatan.
- Kepulauan Bangka Belitung.
- Bengkulu.
- Lampung.
- Banten.
- DKI Jakarta.
- Jawa Barat.
- Daerah Istimewa Yogyakarta.
- Bali.
- Kalimantan Barat.
- Kalimantan Tengah.
- Kalimantan Timur.
- Kalimantan Utara.
- Kalimantan Selatan.
- Sulawesi Utara.
- Gorontalo.
- Sulawesi Barat.
- Sulawesi Selatan.
- Sulawesi Tenggara.
- Maluku Utara.
- Papua Barat Daya.
- Papua Barat.
- Papua Pegunungan.
- Papua.
- Papua Selatan.
Di samping itu, bisa juga terjadi hujan deras sampai sangat ekstrim yang mungkin diikuti oleh petir atau angin kuat. Tingkatan peringatan dini serta daerah yang rentan akan kejadian tersebut ditunjukkan seperti dibawah ini:
-
Siaga
(Hujan deras—amat deras): Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Maluku, Papua Selatan. -
Awas
(hujan sangat lebat–ekstrem) : Jawa Timur. -
Angin Kencang
: Maluku serta Nusa Tenggara Timur (NTT).
Prakiraan cuaca jangka pendek 23-26 Mei 2025
Iklim di Indonesia pada umumnya dipengaruhi oleh cuaca berawan sampai hujan lembut. Harus waspada akan kemungkinan meningkatkan curah hujan dengan kekuatan menengah yang dapat terjadi di area-area tersebut:
- Aceh.
- Kepulauan Riau.
- Lampung.
- Banten.
- Jawa Barat.
- Jawa Tengah.
- DI Yogyakarta.
- Jawa Timur.
- Bali.
- Nusa Tenggara Barat.
- Nusa Tenggara Timur.
- Kalimantan Tengah.
- Kalimantan Timur.
- Kalimantan Utara.
- Kalimantan Selatan.
- Sulawesi Utara.
- Gorontalo.
- Sulawesi Tengah.
- Sulawesi Barat.
- Sulawesi Selatan.
- Sulawesi Tenggara.
- Maluku Utara.
- Maluku.
- Papua Barat Daya.
- Papua Barat.
- Papua.
- Papua Selatan.
Mengantisipasi situasi iklim yang cemerlang namun berpotensi menuju kondisi cuaca ekstrem di hari-hari mendatang, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyarankan kepada publik agar:
- Memakai sunblock untuk mencegah eksposur terhadap cahaya matahari secara langsung.
- Mempertahankan ketersediaan cairan dalam tubuh secara khusus untuk mereka yang aktif di luar ruangan pada siang hari agar menghindari dehidrasi, kelelahan, serta efek negatif lainnya.
- Berhati-hatilah mengenai potensi curah hujan deras yang beriringan dengan angin kuat serta guntur.
- Hindarilah area terbuka saat ada hujan lebat bersama kilat, serta jangan dekat dengan pohon-pohon, gedung-gedung atau strukturnya rusak ketika sedang hujan deras beriringan dengan angin kencang.
- Siap sedia menghadapi kemungkinan ancaman bencana hidrometeorologi, termasuk banjir, robak-banjir, serta longsoran tanah, yang bisa terjadi sewaktu-waktu.